ELEGI SENANDIKA PART 11

208 32 2
                                    


Malam pekat menyelimuti kala itu. Dua insan masih terlihat diam mematung di sebuah bangku taman. Gito yang terlihat gusar akhirnya menghembuskan nafas dengan kuat. Ia memberanikan diri untuk berbicara kepada Marsha.

"Sha maaf. Tapi aku masih terikat dengan masa laluku. Aku harus selesaikan ini semua terlebih dahulu. Aku tidak mau kamu hanya menjadi pelarian diriku saja", jelas panjang lebar Gito kepada Marsha.

Marsha hanya tersenyum disampingnya. Ia mencoba kuat dengan keputusan dari Gito. Ia menggenggam tangan Gito seraya berkata,

"Kak, sampai kapanpun aku akan tetap menemani kakak. Aku akan bantu kakak menyelesaikan semuanya itu. Jangan merasa kakak sendiri ya".

Gito terenyuh oleh jawaban dari gadis itu. Ia tahu dirinya terlalu egois. Tidak bisa membuka diri sepenuhnya. Gito semakin lekat menatap mata Marsha lalu dirinya memeluk Marsha tanpa sepatah katapun bisa ia ucapkan.

"Kak Gito, aku akan selalu disisi kakak. Kita selesaikan semuanya ya. Aku sudah baca surat itu. Aku tahu kenyataan itu berat. Makanya aku ga akan biarin kakak memikul itu sendiri", Marsha melanjutkan kalimatnya dalam dekapan Gito.

Gito semakin larut dalam kesedihan. Egonya mulai luluh dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Marsha. Akhirnya ia mencoba mengatur tempo nafasnya dan memberanikan diri untuk bercerita apa yang sebenarnya terjadi. Panjang lebar penjelasan dari Marsha. Marsha kaget kalau Gito sudah sempat hampir memiliki anak. Tapi ia juga tidak bisa melepaskan Gito karena ia sudah mulai tulus memberikan cintanya kepada Gito.

"Jadi gitu Sha. Terserah kali ini kalau kamu mau tinggalin kakak. Kakak gak akan nahan kamu. Kakak gak mau memaksa kamu".

"Stop kak. Aku tetap akan terus bersama kakak. Biar aku jadi bagian hidup kakak untuk memulai lembaran baru. Bukannya untuk melupakan yang lalu tapi justru itu harus menjadi kekuatan untuk kita kak. Kita hadapi itu semua bersama ya kak".

"Makasih ya Sha. Kakak janji kita akan terus bersama mulai sekarang hingga nanti mau memisahkan kita".

Keduanya saling berpegangan tangan. Sangat lekat tatapan keduanya. Akhirnya Gito mengecup bibir tipis dari Marsha. Kecupan penuh cinta tanpa nafsu itu terjadi dengan cepat. Keduanya kembali saling tatap. Lalu mereka berpelukan kembali.


.


Malam penuh panca rona emosi itu berakhir. Gito telah mengantar Marsha kembali kerumahnya. Dirinya pun akhirnya menuju kosan karena ia ingat kalau flash drive pemberian Feni itu ia letakan di kamarnya. Sesampai dirinya dikamar, ia langsung mencari flashdrive itu.

Tak lupa ia memberikan kabar kepada Marsha. Kali ini ia merasa hidupnya sudah tidak hampa lagi. Sudah ada yang harus ia kabari keadaannya. Sebaliknya sudah ada lagi yang selalu bertanya kabarnya. Di dalam kolom chat Marsha bertanya.

"Gimana kak, udah liat isi flashdrivenya?".

Gito membalas sembari menyalakan laptopnya, "Iya ini aku lagi nyalain laptop untuk cek apa isinya".

"Okei kak, aku mau istirahat dulu ya. Kakak jangan malem-malem tidurnya. Bye kakak ganteng".

Gito tersenyum melihat chat dari Marsha. Ia masih dalam keadaan terpesona dengan apa yang terjadi hari ini.

"Shani, sepertinya aku sudah mulai medapatkan kebahagiaan disini. Tenang aja aku gamungkin melupakan kamu. Kamu doain aku terus ya diatas sana". Gito bermonolog sembari melihat foto Shani yang saat ini sudah disandingkan bersama foto Marsha.

"Kamu selamanya dihatiku. Tapi Marsha saat ini menjadi pendamping hidupku. Semoga ini yang terbaik untuk semuanya ya", kembali setelah Gito bermonolog. 

ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar AndariniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang