Zee kesal dengan apa yang dilakukan oleh Gito. Dirinya mencoba memukul Gito. Gito menghindari pukulan dari Zee dan langsung membalasnya.
BUGH
Pukulan telak dari Gito masuk mengenai pipi dari Zee. Zee terpelanting jatuh ketanah. Dirinya bangkit dan masih ingin membalas serang Gito. Marsha mencoba menahan Zee. Namun naas, Zee yang masih dikendalikan amarah justru menyikutnya hingga Marsha terjatuh dan mengakibatkan hidungnya mengeluarkan darah.
"Marsha! Kamu gapapa?", Teriak Gito saat melihat Marsha terjatuh. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Zee untuk menyerang Gito.
BUGH
Pukulan dari Zee mengenai wajah Gito. Gito yang mulai tidak terkendali langsung membalas Zee dengan tendangan yang langsung mengenai perutnya. Zee tersungkur. Namun, Marsha langsung menghalangi Gito yang masih ingin menyerang Zee.
"Kak, udah kak cukup".
Gito langsung menenangkan dirinya. Sebelum meninggalkan Marsha, ia coba mencari sesuatu di sakunya. Ternyata ia mengeluarkan sapu tangan.
"Lap darah kamu. Maaf ya atas kejadian ini", Gito memberikan sapu tangannya, lalu meninggalkan Marsha dan Zee. Akhirnya pertemuan tersebut berakhir.
Marsha dan Zee hanya saling diam didalam perjalanannya. Akhirnya Zee menurunkan Marsha sebuah kafe. Zee tidak ikut kesana karena ia sudah ada janji sedangkan Marsha ingin bertemu temannya di kafe tersebut. Marsha memasuki kafe itu lalu disapa dengan seorang wanita.
"Yaampun Marsha. Kamu kenapa?", teman Marsha terkejut melihatnya datang dengan keadaan berantakan dan juga mata sembab.
"Kamu berantem lagi sama Zee?".
"Engga kok kak Indah. Aku gapapa. Tadi cuma sedikit ada salah paham aja", Marsha mencoba menenangkan temannya tersebut yang ternyata adalah Indah.
"Terus itu kok ada bercak darah?", Indah melihat baju Marsha yang ternyata terkena bercak darah.
"Engga beneran kak. Ini tadi aku mimisan aja. Mungkin kecapean aja kali kak".
"Yaudah yaudah kamu istirahat dulu disini. Onel tolong buatin minum buat Marsha ya".
"Siap cantik. Buat neng Marsha apa sih yang engga".
"Jangan genit deh ah!", akhirnya Marsha merasa terhibur dengan tingkah laku Onel dan Indah tersebut.
Disisi lain. Zee sampai disuatu tempat. Masih dalam amarahnya iya langsung menendang meja yang ada disitu.
"Wey santai bro. Dateng-dateng kusut bener".
"Anjir lah Der. Emosi banget gue! Bangsat tuh cowo".
"Siapa si Zee yang bikin lo emosi gini. Chill bro, chill", Ader mencoba mencairkan suasana hati Zee yang sedang panas.
"Tadi ada orang sok iya ngajak gue ribut Der".
"Lah terus lu kalah gitu? Hahaha".
"Anjing lo!", Zee justru marah kepada Ader langsung ingin menyerangnya.
"Stop kalian berdua. Ribut kenapa sih".
Seorang pria datang yang membuat Zee dengan Ader berhenti.
"Sorry sorry gue emosi Bang Ciko".
"Yaudah daripada lo gajelas berdua. Mending cepetan kerja tuh bantuin Ollan. Soalnya kita mau kedatengan klien dari Jepang".
"Siap Bang".
Meskipun dalam keadaan emosi, akhirnya Zee membantu Ollan dan disusul juga oleh Ader. Tidak lama dari itu, Ciko menerima telepon dari seseorang.
"Baik".
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI SENANDIKA | AU Gita Sekar Andarini
RomanceCerita ini adalah Perjalanan terjal penuh liku dalam kehidupan Gito Senandika Andari. Apakah ia akan menyelesaikan konflik batinnya? Apakah ia bisa mencapai kebahagiaan? . . .