5

4.2K 182 37
                                    

Typo bertebaran !!!!

Selamat membaca 🤍

Jangan lupa untuk vote dan komen.

----


Pranggggggggg

" Aira!!!!!!" Teriak Raka mengelegar memenuhi isi rumah saat aira dengan sengaja melempar vas bunga milik ila dan hampir mengenai kepala Rahayu. Aira berdecih dan berlalu begitu saja menuju kamar milik nya yang ada dirumah ini tanpa memperdulikan raka apalagi ayu yang masih kaget. Raka mengelengkan kepala nya mencoba menahan amarah yang sudah ia tahan dari tadi semenjak mereka ada dipuskemas.

" Ayu.....mas minta Maaf atas kelakuan aira" ujarnya penuh sesal memegang kepala ayu yang hampir terluka entah karna kaget atau bagaimana ayu tak mempermasalahkan raka yang mengusap kepala nya. Tubuh nya gemetar dan darah berdesir hebat disana terlihat raut kemarahan tergambar jelas di wajah ayu.

" Kalau bukan karna bapak aku pasti dk bakal gini" ujarnya dalam hati. Mengingat aira yang sangat marah pada nya hingga meneriakinya perempuan gatal dipuskemas tadi cukup membuat ayu malu bukan main andai saja tadi hanya mereka berdua mungkin ayu sudah menampar wajah mungil aira itu.

" Sekarang mas siap2 dulu, nanti mas anter kamu pulang" ujarnya setelah itu berlalu masuk kedalam kamar dan menganti pakaian.
Ayu berjalan menuju dapur dan mengambil sapu untuk membersihkan serpihan kaca vas bunga ulah aira tadi belum sempat menyapu tubuh ayu sudah lebih dahulu terhuyung kearah serpihan kaca itu karna aira yang dengan sengaja menyengol dirinya.

" Aaarhhhhhkkkhhhh.....shhhhhhh awwwww" pekik ayu saat telapak tangan nya berdarah terkena serpihan kaca yang cukup besar.

" Kamu iku perempuan bau kencur, bisa bisa nya ayah ku bisa kepincut sama kamu ckck ohhh atau kamu iku ndak laku? Jadi ngebet mau sama yang lebih tua? Atau...." Ayu menahan perih ditangan nya hingga ke dalam hati belum lagi perkatan aira yang cukup membuat dirinya semakin meradang.

" Kamu mau sama uang ayah ku saja? Butuh berapa kamu biar kamu iku pisah sama ayah ku?"

"Kurang ajar " pekik ayu bangkit dan menarik rambut aira kencang bisa bisa nya ia direndahkan dengan perempuan ini, suara aira terdengar jelas membuat raka yang tadi nya hendak membereskan pakaian untuk dibawa ke rumah mertua lantas berlari kencang menuju ruang tamu.

" Aira.....ayuuuuu" teriak raka memishkan antara aira dan ayu yang menjambak satu sama lain.

" Kurang ajar kamu aira, bisa bisanya kamu menuduhku seperti itu*

"Arhhhhhhhh......"

"Sudahh..... sudah"

"Shhhhhhh"

"Awhhhhhhh"

" Stop...."

" STOPP RAHAYU......AIRA" Akhirnya setelah pertengkan tadi mereka berdua terdiam mendengar teriakan raka yang menghentikan mereka berdua.
Ayu dengan wajah yang memerah dan luka cakaran dipipi nya membuang nafas kasar.

" Aku mau kita cerai" ujar nya tidak bisa digangu gugat dengan wajah memerah dan rambut acak acakan ayu keluar dari kediaman yudi pertengkaran tadi sudah cukup membuat ayu semakin ingin berpisah dari Raka, dengan langkah sempoyongan ayu berlari pulang kerumah ia tidak boleh menangis dihadapan aira.Kepulangan ayu kerumah orang tuanya cukup membuat karto bertanya kepada anak nya itu Belum suara tangis dan luka cakaran dipipinya membuat Karto semakin penasaran dengan apa yang terjadi.

Aku yang Terpilih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang