2

3K 194 41
                                    


Typo Bertebaran !!!
Jangan lupa Vote dan komen seng 🤍
Selamat Membaca.
------


Rahayu memijat kepala nya yang terasa pusing, hembusan nafas nya terdengar kasar seiring dengan waktu ya berlalu.

" Sudah agak enakan nduk?" Tanya yani yang datang membawa segelas air teh hangat untuk ayu yang terbaring lesu diatas bankar kamar rawat inap puskesmas rawa jati. Ayu mengeleng cepat dan memejamkan mata nya saat yani mendekati dirinya.

" Tadi subuh kamu pingsan, sempet mau dibawa pulang sama Raka cuman bapak mu menolak. Iki ada Teh dari Mertua mu diminum dulu yu "ujar yani menyibak selimut yang ayu pakai untuk menghangatkan tubuh nya. Rahayu enggan membuka mata nya dan lebih memilih untuk mendiamkan sang ibu, dirinya terlanjur kecewa dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tua nya itu. Yani memaklumi sikap ayu yang seperti ini sebagai sesama perempuan ia sangat paham dengan apa yang dirasakan oleh Ayu.

" Bapak mu iku bukan gegabah menikahkan kamu dengan Raka, bapak iku orang nya keras segala sesuatu yang bapak lakukan iku sudah dipikirkan matang2 yu, kami sebagai orang tua ingin yang terbaik untuk anak nya bapak mu iku khawatir kamu iku Gadis desa yang disukai beberapa Pemuda, kamu pasti taukan tentang wika? Kita gak tau yu terkadang orang didekat kita bisa jadi jahat, persoalan Raka... Raka iku mapan bukan Tua...tua itu yo kayak bapak mu iku. Raka bisa jagain kamu sama seperti bapak jagain kamu ndul, perihal umur banyak loh iku yang menikah suami nya duda tua anak 2,3,4. Sudah jangan seperti ini... masih mending bapak mu menikah kan kamu sama raka kalau sama si tejo kamu mau?" Ayu mengerutkan dahi nya dalam diam dengan mata yang masih terpejam ia membuang nafas kasar mengingat tejo yang si perjaka tua yang genit itu. Ayu masih dalam diam nya dan malah membelakangi yani dan menutup seluruh tubuh nya dengan selimut, 10 menit berlalu ayu tidak mendengar suara yani lagi iya yakin pasti yani telah pergi.

" Hisss gimana iki? Opo aku kabur wae? Kemana? Wong uang ku sisa 5 Rb " ujar ayu sendiri di dalam selimut.

" Hemmn Tari iki pasti punya solusi nya" Ayu lantas membuka selimut nya dan melihat kanan kiri idak ada satu pun orang didalam ruangan ini, dengan langkah yang sedikit oleng Ayu keluar dari ruangan itu dan berjalan keluar dari puskesmas itu.

"Huuuuuu kok jam segini udah panas sekali" keluh ayu menyusuri jalan setapak untuk kabur dan pergi menemui tari, jarak yang ia tempu dari puskesmas hingga kedepan rumah tari tidak terlalu jauh hanya 7 menit paling lama

" Oh cah ayu, cari tari yo?" Tanya ibu Tari yang ramah padannya, ayu menampilkan senyum nya dan menganguk.

"Masuk aja iku tari masih tidur dikamar nya" Ayu menganguk  ramah dan meminta izin untuk masuk setelah itu ia melangkah masuk ke  kamar tari yang serba putih cream itu.

" Tar....bangun...tolong aku" buliran keringat membasahi wajah ayu yang tampak masih pucat pasi, ia mengoyangkan tubuh tari tidak sabaran ia ingin cepat - cepat sang Sahabat bangun dan membantu permasalahan nya saat ini

"Enghhh"

"Ishh cepet to tari bangun"

" Hoaammm, opo to yu? Iki loh masih pagi" ujar Tari kesal merapatkan pelukan nya terhadap bantal guling kesayangan nya, ayu mendesis lirih dan menjatuhkan diri ke kesebelah tari.

" Aku pinjam uang mu 3 juta".

"Ha?" Tanya tari tanpa membuka matanya

Aku yang Terpilih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang