‧͙⁺˚*・༓☾ 𝑃𝐴𝑅𝑇 33 ☽༓・*˚⁺‧͙ -Makasih atas kesabaranmu-

70 8 0
                                    

🕊HAPPY READING🕊
.
.
.
ˏˋ°•*⁀➷

Beberapa menit mereka gunain untuk mengobrol bersama, saling menanyakan kabar, hari-hari mereka, bahkan kegiatan yang dilakukan saat gabut melanda.

"Vio, gue boleh pinjem kamarnya gak? Zidan tidur nih, " ucap Klara pelan.

"Eh tidur? yaudah bawa ke kamar gue aja yuk. Sekalian gue ke dapur mau masak, " sahut Viona.

"Gue bantu lo masak ya. "

"Bolehh, yuk. "

Kedua cewek tersebut pun beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamar Viona. Setelahnya sesuai ucapan Viona tadi, mereka akan memasak untuk makan bersama.

Setelah kepergian dua ratu mereka. Dengan tiba-tiba, Fariz menggebrak meja lumayan kencang, membuat ketiga sahabatnya terlonjak kaget.

Plak!

sontak Zayyan menampol lengan Fariz karena gemas, membuat sang empu memekik kesakitan.

"Sakit gila!! " pekik Fariz sembari mengusap lengannya yang terasa panas.

"Lo ngagetin! opet!" sahut Zayyan greget.

Fariz menunjukkan sengiran tak berdosanya kepada ketiga sahabatnya yang tengah menatap dirinya tajam. "Sorry broo gak usah sinis gitu bisa? "

"Untung gak gue tendang lo bang, " ujar Alex.

"Apa lo! " sahut Fariz. "Eh bro, dari pada gabut gini mending sholawatan gak sih? setuju gak?! " usulnya, membuat para sahabatnya berpikir.

"Emm boleh, " timpal Zain setuju.

"Gaz aja lah, " imbuh Zayyan.

"Biar tambah enak, pake karaoke gimana bang? " saran Alex meminta pendapat.

"Nahhh bagus Al, cepet setel! " sahut Fariz bersemangat.

"Oke, gue setel nih pake volume full dahh. "

"Jangan keras-keras, Zidan lagi tidur, " ucap Zain mengingatkan.

"Oiya lupa. "

"Eh gue ada musikbox, bentar. "

Zayyan beranjak dari duduknya, ia melangkah ke salah satu lemari untuk mengambil benda yang di maksud. Cowok itu meletakkan benda kotak berukuran sedang ke atas meja.

"Volumenya sedang aja, kira-kira suaranya gak sampe kamar atas, " ucap Zayyan.

"Siap."

"Pake hp gue aja bang, " tawar Alex.

"Oke sini. "

Zayyan mulai mengotak-atik kedua benda di hadapannya, setelah tersambung, ia kembali mendudukkan tubuhnya di atas sofa.

"Oke siap! " seru Fariz

"Kita mulai ya. "

"Oke! "

Di belakang sana, Viona dan Klara tengah sibuk meracik masakan, tak jarang pula keduanya bersenda gurau dan sembari mengingat kenangan waktu SMA.

Perlahan lantunan musik mulai terdengar, semuanya cowok di sana mulai menikmati awalan nada tersebut.

"Lama'al barqulyamaanii 'an habiibi qod sabaanii fatadakkartu ijtimaa'an fasajaani maa sajaanii, " lantun mereka bersamaan.

"Ayok Zay! "

"Bi umii wa abii fadaituka sayyidii shollatun wassalaam 'alaika yaa nabii, " lantun Zayyan.

ZaynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang