16

396 64 1
                                    

Satu persatu kejadian yang tak pernah Rian pikirkan sebelumnya mulai terlihat. Kehadiran Yeongsu berhasil menjawab pertanyaan yang selama ini selalu tersimpan di kepalanya. Rian terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, dia tidak menyimak guru yang tengah menjelaskan sebuah materi di depan kelas.

Mungkin awalnya kau berpikir bahwa hubungan kami tidak sedekat itu. Namun, pada kenyataannya kami sering bertemu dan menghabiskan waktu libur bersama sebelum kakekmu meninggal.

Kalimat itu terus terngiang di kepalanya seolah tak mau hilang dan terus mengganggunya. Rian terdiam sesaat, lagi-lagi ia dibuat bingung dengan apa yang tengah disembunyikan Arin darinya.

"Awalnya aku hanya mengalami gangguan kecemasan, aku selalu cemas dengan hasil yang kuperoleh begitu selesai belajar, aku selalu cemas akan hari yang akan datang, aku selalu takut saat aku berada di dalam rumah."

Pikirannya melayang jauh saat ia duduk di bangku sekolah menengah. Ingatan pasal Arin yang terus mencuci tangannya secara kasar saat waktu istirahat, muncul menyapa ingatannya.

"Sudah, tanganmu sudah bersih, tidak perlu setakut itu dengan debu yang menempel di tanganmu."

Awalnya, Rian berpikir jika Arin memiliki ketakutan berlebih pada debu atau kuman, namun sekali lagi bahwa itu hanyalah pikirannya dan ternyata salah.

"Bisakah kita mampir ke taman bermain sebentar? Ada sesuatu yang ingin kulihat di sana." Rian ingat, setiap pulang sekolah semasa sekolah dasar, Arin selalu meminta untuk singgah ke tempat yang berbeda.

"Bagaimana? Apakah semua pertanyaanmu sudah terjawab, Kim Rian?"

"Hei, Kim Rian."

"Kurasa kau harus mengetahuinya Kim Rian. Dia, Kim Arin, sudah lama dia mengalami gangguan kecemasan." Rian terdiam mendengar penjelasan dokter muda di depannya.

"Bukan hanya itu, beberapa kali dia juga datang dan menceritakan bahwa dia terus diikuti oleh seseorang. Namun, saat kutanya pada supir pribadinya, tak ada satu orang pun yang mengikutinya bahkan sampai ke depan kamarnya.

Aku tidak bisa menyimpulkannya sendiri, jadi aku juga memanggil temanku, dan pemikiran kita sama. Selain mengalami gangguan kecemasan, dia juga merasakan gangguan halusinasi."

HierarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang