8 | Memperkuat Hati

628 78 63
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

"Tapi dibantu sama Jin," tambah Ziva.

Mika dan Alwan kini kembali saling menatap, setelah mendapat jawaban. Pikiran mereka semakin tak menentu, karena jawaban-jawaban itu sangatlah penuh dengan ketidakpastian.

"Manusia, tapi dibantu sama Jin? Maksudnya bagaimana, Ziv? Apakah yang kamu maksud itu, sosok tadi adalah Jin yang menunjukkan wujud manusia?" duga Alwan.

"Bukan, Al. Bukan begitu. Sebaiknya kalian turun dulu dari mobil. Nanti akan aku jelaskan setelah kita berkumpul bersama Tari dan Ras," saran Ziva.

Mereka pun setuju. Santi dan Mika turun lebih dulu setelah mengambil ponsel masing-masing. Mika memakai tas kecil favoritnya yang biasa dibawa bekerja, lalu mendekat pada Alwan yang baru saja turun bersama Karin. Hani dan Tari terlihat sedang mengamati lingkungan sekitar, sambil berpura-pura mengamati pot bunga di halaman rumah Alwan. Sementara itu, Rasyid memilih duduk di kursi teras sambil menunggu yang lainnya.

"Kok bengong, Ras? Kesepian karena Batagor enggak ikut, ya?" ledek Mika, sambil tersenyum lebar dan menyebalkan.

"Batagor sekarang lagi bulan madu sama Ketoprak, Mik. Jadi mana mungkin aku bawa dia, 'kan?" balas Rasyid, sambil menahan sebal.

Hani langsung berkacak pinggang sambil melayangkan tatapan sengitnya ke arah Rasyid maupun Mika. Di tangannya kini sudah tergenggam satu batang pohon singkong, yang tadinya akan ditanam oleh Alwan di halaman belakang rumah.

"Enggak usah bahas-bahas pernikahan Batagor dan Ketoprak! Aku masih kesal, gara-gara harus datang ke acara absurd seperti tadi dengan pakaian resmi! Kalau kalian masih membicarakan terus soal pernikahan kedua kucing itu, maka aku tidak akan segan memperlihatkan fungsi lain dari batang pohon singkong selain untuk ditanam ulang!" ancam Hani.

Rasyid dan Mika pun langsung terbayang dengan betapa lincahnya Hani ketika sedang bertarung menggunakan floret, saat wanita itu masih menjadi atlet anggar di SMA. Melihat batang pohon singkong itu di tangannya, otomatis membuat Rasyid dan Mika sadar bahwa fungsi lain yang Hani maksud adalah untuk menyabet betis mereka berdua. Maka dari itu, keduanya memutuskan untuk tidak lagi membahas soal pernikahan antara Batagor dan Ketoprak--jika Hani ada di hadapan mereka.

Raja memberi tanda pada semua orang untuk berkumpul di teras rumah Alwan. Santi terus berada di samping Karin untuk membuatnya tenang, sambil mengantisipasi keadaan jika sampai muncul lagi sosok yang tadi ia lihat. Mereka semua sudah tidak sabar ingin mendengar penjelasan dari Ziva, terutama Mika dan Alwan.

"Oke. Karena semuanya sudah berkumpul, aku akan langsung saja jelaskan mengenai sosok yang dilihat oleh Karin sejak dua hari lalu," ujar Ziva.

Rasyid dan Hani sama-sama membuka buku catatan mereka. Mereka tidak ingin ada informasi yang terlewat, ketika Ziva sedang menjelaskan.

"Jadi, sosok yang dilihat oleh Karin adalah manusia. Santi, aku, dan Raja pun melihat sosok yang sama saat baru tiba, tadi. Sosok itu berdiri di situ, tepat di tempat Mika berdiri saat ini."

Mika pun melirik ke arah sisi kirinya dengan sinis, lalu kembali menatap santai ke arah Ziva.

"Nah, yang ingin kusampaikan adalah, ada alasan tersendiri sehingga sosok manusia itu bisa menghilang dari pandangan kami. Manusia yang menunjukkan wujudnya kepada Karin itu dibantu oleh Jin, untuk muncul dan menghilang sesuai keinginannya. Dia tampaknya melakukan itu agar Karin merasa takut tinggal di rumah ini serta menjadi tidak betah. Kemungkinan besar, hal itu terhubung dengan niatnya terhadap Al," jelas Ziva.

"Niat terhadap Al? Niat seperti apa? Bisa lebih spesifik, Ziv?" tanya Hani.

Sejak tadi Alwan terus menggenggam tangan Karin dengan lembut. Ia tidak ingin Karin merasa resah, jika pada akhirnya ada hal tidak mengenakkan yang harus didengar.

"Sosok manusia yang dibantu oleh Jin itu adalah seorang wanita. Jadi ... sudah jelas tujuan pastinya meneror Karin adalah untuk memisahkan Karin dari Alwan," jawab Ziva. "Dan karena dia selalu muncul untuk meneror Karin dengan bantuan Jin, maka berarti dia telah membuat suatu perjanjian dengan Jin tersebut. Ini adalah pertama kalinya kita menghadapi problem yang menyangkut pautkan manusia dan Jin dalam satu waktu bersamaan. Kita saat ini sedang menghadapi seseorang yang menjalani ritual teluh balung."

Mika pun langsung bereaksi. Kedua matanya langsung menatap ke seluruh area halaman rumah Alwan, setelah Ziva menyebut soal ritual teluh balung.

"Aku pernah dengar soal teluh itu, meski kita belum pernah menanganinya. Kalau memang perempuan yang meneror Karin melakukan ritual teluh balung, maka kita semua akan fokus pada area halaman rumah yang menjadi tempatnya mengubur tulang hewan. Karena tulang hewan itulah yang menjadi persembahan darinya untuk Jin yang menjadi perantara teror kepada Karin," ujar Mika.

"Ya. Benar sekali, Mika. Kita semua memang akan fokus pada area halaman rumah untuk mencari di mana tulang hewan persembahan tersebut dikubur oleh perempuan itu. Tapi sebelumnya, biarkan aku menjelaskan pada Karin dan Alwan soal tujuan ritual teluh balung," harap Ziva.

Mika pun memberikan waktu, sementara Rasyid dan Raja kini mulai mempersiapkan sesuatu bersama pria itu sebelum memulai pekerjaan. Ziva mendekat pada Karin, lalu menggenggam kedua tangannya setelah Alwan memberikan mereka waktu. Dibelainya rambut panjang Karin dengan lembut, seperti saat pertama kali mereka bertemu beberapa hari lalu. Karin kembali mendapatkan rasa nyaman dari Ziva, sehingga membuatnya tersenyum begitu cerah.

"Dengar, ini pasti sangat mengagetkan bagi kamu yang baru saja menikah dengan Al dan belum genap seminggu. Jadi ... kamu mendapat teror dari perempuan itu, karena dia mau kamu menyerah atas rumah tanggamu dengan Al akibat rasa takut yang datang melalui teror darinya. Dia ingin menempati posisimu, sehingga dia selalu menunjukkan sosoknya kepadamu. Tapi yang dia tidak tahu adalah, meski hanya kamu yang melihat sosoknya, Al tetap bisa merasakan energi negatifnya. Itu adalah poin pertama yang membuat kita unggul. Kedua, dia juga tidak tahu kalau kamu adalah seorang pemberani. Kamu tidak mudah merasa takut, meski dia menerormu terus-menerus. Sekarang, sebaiknya kamu tetap berada di dalam rumah bersama Santi. Kamu harus tetap tenang dan berani, agar dia tidak bisa menang dalam hal apa pun atas diri Alwan. Kamu paham, 'kan, Karin Sayang?" tanya Ziva, sangat lembut.

Karin pun mengangguk. Ziva menatap Alwan, lalu memberinya tanda agar mendekat kembali pada Karin. Saat mereka hanya tinggal berdua saja di teras rumah, perasaan tidak menentu kembali terasa sangat jelas. Seakan memang ada yang sedang mencoba memisahkan mereka, tanpa mereka ketahui.

Karin kini menatap ke arah Alwan, sementara Alwan ternyata sudah memperhatikannya lebih dulu sejak tadi karena ingin melihat reaksi Karin. Karin berusaha keras untuk menutupi perasaan cemburunya, saat tahu bahwa ada perempuan yang mencoba merusak pernikahannya dengan Alwan. Hanya saja, Karin tidak benar-benar pintar menutupi rasa cemburu itu. Alwan tahu bahwa Karin sedang cemburu, dan hal itu menuntunnya untuk menarik Karin ke dalam dekapannya.

"Apa pun yang terjadi, siapa pun yang berusaha memisahkan kita, kamu hanya perlu percaya padaku dan rasa cintaku untukmu. Satu-satunya yang bisa memisahkan kita hanyalah maut. Jika bukan karena maut, maka Insya Allah tidak akan ada yang bisa membuat kita terpisah," ujar Alwan, berusaha meyakinkan Karin.

"Iya, Mas. Insya Allah aku juga percaya perasaan Mas terhadapku. Aku cinta sama Mas Alwan, karena Allah yang menghendaki demikian," balasnya, setelah menyingkirkan semua rasa cemburu dari hati.

* * *

TELUH BALUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang