- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.* * *
Mika memberi tanda pada Alwan, agar segera masuk ke dalam mobilnya bersama Karin. Santi duduk di kursi depan setelah membujuk Sandy, agar ikut bermain bersama Oma dan kedua saudaranya. Samsul dan Sammy justru yang sama sekali tidak protes ketika tahu kalau Santi akan pergi. Keduanya sedang fokus bermain bersama Rian dan Olivia, sehingga membuat Santi merasa sangat tenang.
Mobil itu segera melaju dari halaman rumah Keluarga Wiratama, mengikuti mobil-mobil lain yang sudah lebih dulu pergi. Hani kali itu ikut di mobil milik Rasyid dan Tari, meski di mobil milik Mika masih ada tempat yang bisa ia tempati. Menurut Hani, Alwan dan Karin harus diberi ruang untuk bicara berdua agar kesalahpahaman di antara mereka bisa segera berakhir.
Karin masih berada dalam dekapan Alwan, meski kali itu dekapannya tidak benar-benar sempurna. Keduanya terus berdiam diri, seakan sedang merenungi sesuatu tentang rumah tangga mereka. Santi dan Mika memahami itu. Rumah tangga mereka pun pernah mengalami guncangan pada awal-awal pernikahan. Namun bedanya, guncangan dalam rumah tangga Mika dan Santi tidaklah meresahkan seperti yang terjadi pada rumah tangga Alwan dan Karin. Maka dari itu, Mika maupun Santi sangat berhati-hati sekali untuk membicarakan masalah yang sedang kedua insan itu hadapi.
"Tadi Hani sepertinya akan mengamuk pada Papi, seandainya Ziva tidak meminjamkan pakaian. Dia jelas kesal sekali, kalau sampai harus bekerja sambil memakai kebaya seperti tadi," ujar Santi, sengaja mengalihkan perhatian.
Mika pun tertawa saat mendengar hal itu. Alwan dan Karin--yang sejak tadi diam saja--pun akhirnya ikut tersenyum.
"Andai Hani tidak diberi pinjam baju oleh Ziva, maka Mika harus tetap bersyukur jika Hani hanya mengomel," sahut Alwan. "Karena kalau sampai Hani menjambak rambut Mika seperti saat dia menjambaknya ketika masih SMA, maka tamatlah riwayat rambut lebat di kepala Suamimu, San."
Mika langsung berhenti tertawa dan menatap Alwan melalui kaca spion bagian tengah. Kedua matanya membola akibat kaget, bahwa aib lamanya mendadak tersebar hingga Alwan akhirnya tahu.
"Kamu tahu dari mana kalau Hani pernah menjambak rambutku saat masih SMA, Al?" tanya Mika.
"Dari Rasyid," jawab Alwan. "Dia bilang, dirinya trauma dijambak oleh Hani saat SMA. Karena saat SMA, kamu mengajaknya nyolong mangga di rumah salah satu Guru kalian dan Hani mengetahui perbuatan tersebut. Akhirnya, kamu dan Ras pun kena jambak oleh Hani."
Karin pun langsung tertawa usai mendengar cerita itu. Santi juga ikut tertawa, lalu berbalik ke belakang untuk memastikan kalau Karin benar-benar tertawa karena cerita yang Alwan tuturkan.
"Astaghfirullah. Aku jadi ingat saat Hani menjambak perempuan yang meneluh Mahesa. Aku tahu betul bagaimana kuatnya jambakan Hani pada rambut perempuan itu. Jadi, bisa kubayangkan bagaimana rasanya saat Ras dan Mika menerima jambakan dari Hani," ujar Karin.
"Aku juga yakin, Rin, kalau Ras pastinya merasa takut akan mengalami kebotakan permanen saat menerima jambakan dari Hani. Maka dari itulah dia sampai mengalami trauma," balas Santi.
"Tapi anehnya, cuma Mika yang tidak merasa trauma dengan jambakan itu. Dia malah sering sekali mencari-cari masalah dan keributan sama Hani. Padahal Hani bisa saja menjambaknya lagi seperti dulu," heran Alwan.
Mika kembali tertawa dan kali ini pria itu tampak bangga dengan kelakuannya dimasa lalu bersama Rasyid.
"Hani jelas tidak akan menjambak aku dan Ras lagi, Al. Kecuali kami berani melakukan hal jahat dan tidak termaafkan, barulah dia akan menjambak kami lagi untuk kedua kalinya," ujar Mika.
"Oh, begitu? Terus, kenapa Papi malah ketawa-ketiwi? Papi bangga, pernah nyolong mangga bersama Rasyid saat masih SMA?" skak Santi, mendadak.
"Eh ... enggak, kok, Mi. Enggak gitu, kok," Mika gelagapan. "Papi ketawa barusan tuh karena ...."
"Enggak usah banyak alasan, Papi," potong Santi. "Cepat belok. Itu mobilnya Raja sama Rasyid sudah belok duluan."
Mika pun segera membelokkan arah mobilnya, sementara Alwan dan Karin saat ini berusaha keras menahan tawa agar tidak meledak. Mika benar-benar selalu mati kutu jika Santi sudah bicara dengan nada sebal kepadanya. Mika sangat takut kalau Santi akan marah, karena pasti Santi akan mengadu pada Sammy, Sandy, dan Samsul sehingga Mika akan menjadi sasaran keroyok ketiga bayi montok tersebut. Mika pernah merasakan hal itu dua kali, jadi dia tidak mau terjadi untuk ketiga kalinya.
Rasyid dan Tari turun lebih dulu dari mobil mereka bersama Hani. Raja dan Ziva menyusul tak lama kemudian setelah parkir. Mika memarkirkan mobilnya di samping mobil milik Raja. Santi mendadak menahan nafas, ketika menatap ke arah samping pintu rumah Alwan dan Karin. Hal itu jelas menarik perhatian semua orang yang ada di mobil tersebut.
"Ada apa, Mi? Mami lihat sesuatu?" tanya Mika.
Santi masih terdiam cukup lama.
"San?" tegur Alwan, setelah lama tak ada suara.
Santi pun tersadar dan langsung berbalik ke belakang, tepat ke arah Karin.
"Kamu lihat sosok orang itu hanya sekilas, 'kan? Benar-benar sekilas, terus menghilang?" tanya Santi, ingin memastikan.
"Tunggu dulu," Alwan menyela. "Sosok orang itu? Jadi, yang dilihat Istriku dan kamu bukan makhluk halus?"
Mika kini ikut kebingungan seperti yang terjadi pada Alwan. Ia segera mengabari yang lainnya melalui chat, agar mereka paham bahwa sedang ada pembicaraan di dalam mobil tersebut.
"Apakah aku pernah bilang sama Mas Alwan, kalau yang kulihat adalah makhluk halus?" tanya Karin. "Enggak pernah, Mas. Aku selalu bilang, ada yang melihat kita dari luar jendela dan memperhatikan kita berdua. Yang melihat kita itu bukan makhluk halus, Mas. Aku yakin seratus persen bahwa itu adalah manusia, meski dia langsung menghilang saat aku berkedip untuk mencoba memperjelas penglihatanku."
Pintu mobil dari sisi kiri terbuka tak lama kemudian, tepat di tempat Santi berada. Ziva dan Raja adalah yang pertama menghampiri mereka, setelah menerima pesan dari Mika. Karin ikut menatap ke arah mereka, begitu pula dengan Alwan dan Mika yang masih belum dapat kepastian soal sosok yang dilihat Karin dan Santi.
"Ziv! Aku lihat sosok yang terus saja dilihat oleh Karin sejak dua hari lalu. Dia tadi ada di samping pintu rumah," lapor Santi.
"Iya, San. Aku dan Raja juga melihatnya," tanggap Ziva.
"Tapi hanya sekilas. Dia langsung hilang saat kita berkedip," tambah Raja, merasa sebal.
"Iya, aku juga begitu tadi. Baru saja mau kuperjelas penglihatanku, eh ... dia malah sudah hilang," Santi membenarkan ucapan Raja.
Mika dan Alwan semakin bingung dengan arah pembicaraan itu. Keduanya sama sekali tidak mendapat gambaran apa pun dari pembicaraan yang sedang mereka dengar.
"Jadi ... yang kalian lihat itu makhluk halus atau manusia?" tanya Mika, butuh kepastian.
"Manusia!" jawab Ziva, Raja, Santi, dan Karin, sangat kompak.
* * *
SAMPAI JUMPA BESOK 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
TELUH BALUNG
Horreur[COMPLETED] Seri Cerita TELUH Bagian 10 Rumah tangga Alwan dan Karin mendadak diserang rasa tidak nyaman yang begitu kuat. Sejak Karin melihat sosok yang menatap ke arahnya dan Alwan dari balik jendela, rasa tidak nyaman itu semakin hari semakin mem...