Vote & Happy reading ✨
.
.
.Langit ingin memaki kesekian kalinya setiap kali bertemu tak sengaja dengan sosok Topan,pria dengan tinggi 185cm itu selalu punya cara untuk membuat Langit kesal. Sering kali Langit mengabaikan Topan yang selalu menguras emosi tetapi Topan selalu punya cara untuk membuat Langit meledak marah, bisa-bisa image nya sebagai ketua OSIS tercemar buruk karena Topan,kalau boleh ingin sekali rasanya Langit menendang Topan dari lantai tiga sekolah.
Setelah percakapan tak bermakna di dalam ruang penyimpanan alat olahraga tempo hari,kini Langit harus kembali berurusan dengan Topan. Kepala sekolah meminta Langit membujuk Topan untuk ikut pertandingan basket antar sekolah,guru lain sudah lelah membujuk Topan, anggota OSIS yang lain mana berani berhadapan dengan Topan yang dingin. Kata kepala sekolah sih Topan minta nya Langit yang bujuk agar mau ikut lomba. Kenapa harus Langit? Jawaban nya karena Langit ketua OSIS yang harus bertanggung jawab kalau kata Topan.
Boleh gak sih Langit cekek leher Topan?
'Brak'
Pintu roftop dibuka kuat oleh Langit, terlihat di depan sana Topan dan Rain sedang sibuk merokok membelakangi Langit berdiri. Langkah Langit semakin dekat saat Topan membalikkan badannya melihat kearah Langit yang sedang membawa kertas persyaratan perlombaan. Bibir Topan terangkat keatas membentuk seringai saat Langit sudah berdiri tepat di depan Topan.
"Cepet tanda tangan!" Langit menyodorkan kertas kepada Topan yang hanya dilihat sekilas oleh Topan. Satu alis Topan terangkat satu,merasa lucu dengan ekspresi kesal yang Langit tunjukkan,lucu.
"Gini cara Lo bujuk?"
Rain yang berada di samping Topan itu ikut terkekeh,teman nya kalau sudah menjahili orang adalah tontonan paling seru.
"Tinggal tandatangan apa susah nya?! Cepetan! Kerjaan gue masih banyak!"
Langit memundurkan langkahnya saat melihat Topan tiba-tiba berdiri,menatap mata Langit dengan tatapan tajam. Langit tau ucapan nya ada yang menyinggung perasaan Topan.
"Mulut Lo lama-lama minta di kokop ya? Gue lebih tua kalau Lo lupa"
Tangan Langit di tarik kuat sampai tubuh pendek nya terbentur kuat dada Topan,hampir saja kertas di tangan Langit jatuh ke lantai.
"Ribet! Gue cuman minta tanda tangan lo!"
Lengan tangan Langit terasa semakin sakit karena genggaman tangan Topan semakin kuat, seakan otot lengan nya akan di hancurkan begitu saja,di tarik pun genggaman tangan Topan semakin kuat mencengkram.
"Sakit! Bang Topan lepas!"
Mendengar panggilan yang Topan inginkan baru ia melepas lengan Langit dari genggaman nya. Langit mengusap lengan nya yang pasti tercetak tangan Topan karena kulitnya seputih susu.
"Gue mau tanda tangan asal.."
Sengaja, Topan sengaja menjeda kalimat nya yang mana membuat Langit penasaran karena tiba-tiba saja Topan setuju untuk tanda tangan. Topan membungkukkan badannya untuk menyamakan wajah nya dengan wajah Langit yang sedikit merah karena panas matahari.
"...hisap bibir gue" jari Topan menyentuh bibir nya sendiri sebagai kode.
Mendengar ucapan Topan yang kurang ajar itu membuat amarah Langit kembali berpacu,di lempar kertas kearah wajah Topan yang sedang tersenyum menyeringai.
Daripada meladeni ucapan Topan yang tidak masuk akal lebih baik Langit pergi dan mengatakan kepada kepala sekolah bahwa ia juga gagal membujuk Topan,toh yang ikut ekskul basket bukan cuman Topan,masih ada orang lain yang bisa menggantikan Topan,ya walaupun Topan kapten basket tapi untuk pengganti sementara tidak masalah kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Atom [Topan-Langit](END)
Teen Fiction"Kalau Lo gak mau tanggung jawab setidaknya jangan bikin ulah!" -Langit "tanggung jawab? buat apa? Lo juga keenakan gue perkosa"-Topan "mulut Lo di jaga bangsat!" -Langit "kenapa harus jaga mulut gue? Lo takut gue kokop lagi?"-Topan Seharusnya Topan...