Vote & coment ✨
.
.
.Rasanya leher Topan kaku karena tertidur di sofa semalaman,diusap tengkuk Topan yang merah karena pegal. Kiranya sudah hampir dua Minggu Topan menginap di rumah Langit, terkadang pulang ke mansion milik nya juga mengambil beberapa pakaian. Mata yang baru di buka Topan langsung menuju kearah sumber suara berisik dari belakang tubuhnya, saat Topan menoleh kebelakang terlihat Angga yang sedang menggenggam handphone di tangan mungilnya berbisik-bisik seperti sedang bertelepon.
"Ayah sudah bangun om"
Kaki-kaki mungil Angga berlari kearah Topan yang masih mengumpulkan kesadaran karena baru bangun tidur,Angga juga masih menggunakan piyama tadi malam berarti Angga juga baru bangun.
"Mau naik ayah. Pangku..! Pangku..!"
Tangan Topan berhenti di kedua ketiak Angga saat mendengar panggilan Angga untuk nya,mencoba mencerna kata yang keluar dari dua bibir mungil Angga barusan.
"Ha? Angga panggil om apa?"
Mata Angga berbinar lucu,tangan nya yang masih memegang ponsel di angkat tinggi-tinggi sehingga fokus Topan kini terarah kearah ponsel.
"Om Ian suruh"
Begitu ucapan Angga,bibir Topan tanpa sadar tertarik keatas membentuk sebuah senyuman,jantung nya kian berdebar kencang saat Angga lagi-lagi menyebutnya ayah apalagi eskpresi Angga lucu sekali. Topan dengan gemas kecup pipi itu sembari membawa Angga duduk pada pangkuan nya.
"Mau pergi keluar beli jajan?"
Angga berseru dengan semangat, Topan mengangguk sembari mengusap rambut Angga dengan gemas.
"Kalau gitu kita mandi dulu"
Topan membawa Angga masuk ke dalam kamar mandi,menyabuni badan Angga yang berlari kesana-kemari membuat Topan takut jika Angga jatuh karena lantai yang licin, setelah acara mandi merepotkan selesai Angga di bawa kembali ke dalam kamar Angga tepat di samping kamar Langit. Topan membantu Angga membuka pintu lemari dan mempersilahkan Angga memilih pakaian nya sendiri, Topan tak tau selera Angga soalnya.
Angga mengangkat baju bergaris hitam putih dan celana berwarna merah cerah kehadapan Topan,wajah Angga begitu excited karena memilih baju nya sendiri.
"Yang ini ayah"
"Yang ini? Yakin?"
Angga mengangguk semangat,baju segera di pakai karena suhu mulai terasa dingin, Topan tak ingin Angga sakit karena kedinginan. Topan berdiri dan melangkah mundur beberapa langkah untuk melihat hasil karya bedak di wajah Angga dan pakaian yang sudah di pakai Angga dengan bantuan Topan. No bad kalau kata Topan.
Punggung Topan menubruk tubuh Langit yang tak lama berdiri di ambang pintu, Topan terkejut dan menyingkir untuk melihat wajah Langit yang terlihat lebih segar dari kemarin. Langit melipat kedua tangannya di depan dada meneliti penampilan Angga yang menurut Langit sangat kacau,bedak pada wajah begitu cemong serta baju dan celana yang warnanya tidak nyambung sekali.
Mata Langit diam-diam menoleh kearah Topan yang masih berdiri di sampingnya dengan handuk melilit menutupi aset tanpa baju atasan,tubuh Topan terlihat semakin besar dari lima tahun lalu, otot-otot juga terlihat menonjol sexi pada tubuh tinggi Topan. Wajah Langit bersemu karena matanya malah fokus pada tubuh Topan yang bertelanjang dada dan beberapa tetes air menetes dari rambut yang belum di keringkan dengan benar, pasti habis mandi juga.
"Angga pilih baju sendiri?"
Langit menyamakan tinggi badannya dengan Angga,sang anak mengangguk mengiyakan begitu semangat sembari menunjuk-nunjuk Topan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Atom [Topan-Langit](END)
Novela Juvenil"Kalau Lo gak mau tanggung jawab setidaknya jangan bikin ulah!" -Langit "tanggung jawab? buat apa? Lo juga keenakan gue perkosa"-Topan "mulut Lo di jaga bangsat!" -Langit "kenapa harus jaga mulut gue? Lo takut gue kokop lagi?"-Topan Seharusnya Topan...