Vote & Happy reading ✨
.
.
.Terik matahari pagi ini terasa menyengat kulit, terlihat semua siswa siswi berkumpul di lapangan menghadap kearah panggung kecil yang dibuat khusus untuk acara hari ini,bertema calon kandidat ketua OSIS dan wakil ketua OSIS tahun 20xx yang sudah di voting beberapa menit lalu. Tepukan tampak riuh setelah melihat siapa yang terpilih dari kandidat yang mencalonkan diri.
"Untuk Langit dan Sadewa yang sudah terpilih sebagai ketua OSIS dan wakil OSIS silahkan maju kedepan" seorang guru perempuan berkacamata memberikan mic kepada Langit dengan senyum lebar di bibir.
Langit ditemani dengan teman seperjuangan nya itu naik ke atas panggung untuk menyampaikan beberapa kata, awalnya suara tepukan tangan terdengar riuh untuk yang kedua kalinya tetapi berhenti dalam sekejap setelah mendengar suara sepatu yang rusuh dari arah jauh menuju kearah lapangan. Semua mata yang awalnya tertuju kearah Langit dan Sadewa beralih kearah dua siswa yang baru datang dengan tampilan urakan sedang di pukul menggunakan penggaris panjang kayu oleh seorang guru botak yang galak.
"Berdiri yang benar! Setelah acara selesai kalian bapak panggil lagi!" Dua siswa nakal itu ikut ke barisan paling belakang. Penampilan nya tidak bisa di bilang rapi. Dari baju di keluarkan, kancing atas yang sengaja di buka dan dasi yang terpasang tidak pada tempatnya, contohnya di ikat pada kepala dan lengan tangan,tak hanya itu saja aroma rokok juga masih tercium jelas dari tubuh keduanya.
"Terimakasih karena sudah mempercayai kami untuk terpilih sebagai ketua OSIS dan wakil OSIS tahun ini" semua mata kembali tertuju kearah Langit termasuk dua siswa nakal yang tadi di giring paksa masuk kedalam barisan.
Salah satu murid nakal itu a.k.a Topan menatap dengan tatapan dalam kearah Langit yang juga sedang melihat kearahnya dengan tatapan datar.
"Setelah ini saya janji tidak akan kami biarkan lagi siswa nakal berbuat onar semaunya,kami jamin sekolah ini akan semakin maju tanpa ada siswa nakal lagi!"
Mendengar ucapan penuh percaya diri itu membuat Topan mengangkat ujung bibirnya membentuk sebuah seringai,mata nya yang setajam elang tanpa berkedip melihat Langit yang berdiri tanpa gentar di panggung kecil itu. Topan merasa jiwa nakal nya menggebu-gebu untuk melawan OSIS yang pernah ia tiduri.
Ah, bagaimana jika Topan bermain-main dengan ketua OSIS kecil itu? Pasti menyenangkan.
"Gimana nih,Lo di tantang tuh" Rain siswa nakal yang tadi ikut digiring paksa bersama Topan itu berseru sembari menepuk bahu Topan, menatap kearah ketua OSIS dengan tatapan meremehkan,selama ini tak ada yang berani mengganggu mereka,OSIS tahun lalu juga begitu. Seakan sekolah ini adalah milik mereka, Topan dan Rain tak kenal takut meski guru sering kali menegur berupa hukuman.
"Dia juga sama kayak yang lain,gak bakal bisa nyingkirin kita" Rain manggut-manggut membenarkan,ditepuk bahu lebar Topan sembari kembali berbisik ke telinga Topan.
"Kalau dia berhasil gimana?"
Topan menoleh kearah Rain dengan senyum seringai pada belah bibir nya,di tatap seperti itu jujur saja membuat Rain merinding.
"Tinggal gue buat dia nangis minta ampun di bawah gue"
'kayak malam itu' lanjut Topan dalam hati.
Rain mengernyitkan keningnya bingung dengan kalimat ambigu yang Topan ucapkan, maksud dari kata nangis minta ampun di bawah gue itu bukan seperti yang Rain pikirkan,kan?
Setelah acara selesai dan dibubarkan Topan kembali digiring paksa oleh guru yang tadi menggeret nya masuk ke barisan untuk kembali mendapatkan hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Atom [Topan-Langit](END)
أدب المراهقين"Kalau Lo gak mau tanggung jawab setidaknya jangan bikin ulah!" -Langit "tanggung jawab? buat apa? Lo juga keenakan gue perkosa"-Topan "mulut Lo di jaga bangsat!" -Langit "kenapa harus jaga mulut gue? Lo takut gue kokop lagi?"-Topan Seharusnya Topan...