Vote & coment ✨
.
.
.Suara sepatu high heels terdengar kala dua kaki melangkah beriringan memasuki pekarangan rumah, rambut lurus diikat kuda itu dimainkan jari-jari lentik dengan kuku yang di poles merah kilat,wajah berumur tak tampak karena polesan make up natural, mungkin karena efek turun temurun memiliki wajah baby face.
Baru saja tangan ingin memutar kenop pintu, sebuah mobil sedan datang terparkir di pekarangan rumah nya, seorang remaja dengan wajah sumringah keluar dari mobil menyapa wanita cantik itu.
"Sore tante"
Sadewa dengan pakaian rapi yang sudah pasti mahal datang mendekati wanita paruh baya yang masih berdiri di ambang pintu,dengan sopan Sadewa menyalim tangan yang masih terlihat mulus.
"Mau ajak Langit main ya?" Seolah tau niat kedatangan Sadewa, wanita yang masih terlihat segar muda itu mempersilahkan Sadewa untuk masuk.
Tetapi langkah Sadewa berhenti di depan pintu saat dirinya baru menyadari sebuah motor besar terparkir apik di garasi, sudah pasti bukan milik Ian karena Ian hanya bisa mengendarai motor metik.
"Bang,gak masuk?" Sadewa tersentak kaget melihat kedatangan Ian yang tiba-tiba, padahal Ian sejak mama nya masuk ke rumah sudah menghampiri Sadewa yang belum juga masuk.
"Itu motor bang Topan,dia lagi jenguk bang Langit"
Terjawab sudah,niat hati ingin mengajak Langit keluar sirna karena merasa mood Sadewa berubah buruk setelah mendengar nama Topan di sebut, terlebih lagi Topan yang mendahului Sadewa pasti sudah berada di dalam kamar Langit cukup lama.
Sadewa membuang nafas panjang sebelum mengikuti langkah Ian yang duduk di ruang tamu, di atas meja terlihat beberapa buku soal pelajaran IPA milik Ian, sepertinya Ian sedang mengerjakan PR.
Tak lama mama Ian datang membawa cemilan dan teh hangat untuk di suguhkan kepada Sadewa.
"Di minum Sadewa"
Sadewa tersenyum sembari mengangguk mengiyakan,kue kering yang sering wanita cantik itu suguhkan kepada tamu, berupa biskuit rasa kelapa kesukaan keluarga Langit.
"Abang mu sudah makan belum? Dari mama keluar arisan sampai pulang kok gak keluar-keluar"
Ian yang sibuk mengerjakan beberapa soal itu melihat kearah mama nya sebentar sebelum kembali fokus pada soal.
"Udah,tapi sekarang lagi gak bisa di ganggu"
Ucapan Ian membuat wanita cantik itu mengerutkan keningnya bingung begitu juga dengan Sadewa yang sejak tadi menyimak.
"Udah kayak bos besar aja gak bisa di ganggu"
Celutuk mama Ian sembari mengambil biskuit dalam toples yang tadi ia siap kan untuk Sadewa.
"Ian cuman sampaikan apa yang di bilang pacar bang Langit,makan nya Ian gak berani masuk kamar bang Langit buat kasih biskuit"
Mama Ian terkejut mendengar ucapan Ian, sejak kapan putra sulung nya punya pacar? Kok dia sebagai mama nya gak tau.
"Cantik gak?"
Karena Langit itu orang yang cuek dan galak tak ayal membuat mama Langit penasaran siapa kiranya yang sudah berhasil meluluhkan hati putra sulungnya,hebat sekali orang itu.
"Ganteng" jawaban yang lagi-lagi bikin mama Langit penasaran.
Kira-kira cowok seperti apa yang berhasil meluluhkan hati Langit?
Ah, pertanyaan yang lebih penting terbesit di benak sang mama.
Kira-kira Langit di posisi apa?
Bawah atau atas?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Atom [Topan-Langit](END)
Fiksi Remaja"Kalau Lo gak mau tanggung jawab setidaknya jangan bikin ulah!" -Langit "tanggung jawab? buat apa? Lo juga keenakan gue perkosa"-Topan "mulut Lo di jaga bangsat!" -Langit "kenapa harus jaga mulut gue? Lo takut gue kokop lagi?"-Topan Seharusnya Topan...