profokasi⚠️

11.5K 566 14
                                    

Vote & coment ✨
.
.
.

Langit tak tahu, tak tahu sejak kapan ia sampai berada di situasi seperti ini,tak pernah ia berpikir bahwa kini keduanya sedang bercumbu penuh nafsu ,bertukar air liur dengan suara saling melumat yang dapat terdengar di antara keduanya.

rasa sengatan listrik mengalir dalam tubuh Langit saat tangan besar dan berurat Topan itu mengelus sensual celana Langit yang sudah terasa sesak sedari tadi.

Topan mengusap perlahan sudut bibir Langit dengan ibu jarinya, bermaksud menyeka sisa air liur yang menempel di sudut bibir Langit yang sudah memerah dan bengkak, wajahnya memerah, mata nya juga sayu, melihat pemandangan tersebut membuat Topan terkekeh kecil merasa puas.

Topan kembali ingin memangut belah bibir bengkak Langit tetapi sang empu sudah menolehkan kepalanya menolak ciuman, terdengar meski samar Topan mendecih merasa kesal. Apa ciuman nya barusan kurang nikmat sehingga membuat Langit tak luluh juga. Mumpung mereka sedang berada di gudang sekolah seharusnya Langit sukarela tanpa merasa takut terpergok orang lain terkungkung di bawah nya tanpa sehelai benang.

"Sebentar lagi tim basket sekolah lain datang" Langit mencoba mengingatkan Topan perihal pertandingan basket antar sekolah yang akan di adakan beberapa jam lagi, Langit juga harus berada di sana untuk menyambut baik kedatangan sekolah lain tetapi Topan malah mengukung nya di dalam gudang kosong tak terpakai.

"Main bentar dek, sampai kita keluar sekali baru Abang lepas"

Bisikan halus manja mendayu di telinga Langit bagaikan sihir mematikan, jika ada mau nya saja Topan akan memanggil nya dengan panggilan manis seperti itu.

"Jangan disini nanti ada yang liat bangsat!" Langit menahan tangan Topan yang sudah berhasil masuk ke dalam celana,penis nya sudah berada dalam genggaman yang siap di kocok oleh sang dominan, melihat mata Langit yang memohon itu mampu membuat Topan sedikit luluh,dibuang nafas nya dengan kasar sebelum mengeluarkan tangannya dari dalam celana Langit.

"Pulang sekolah. Tepati janji"

Topan menaikkan resleting celana Langit sebelum ia meninggalkan Langit sendiri di dalam gudang,tubuh Langit merosot ke bawah lantai berdebu tebal dalam gudang, jantung nya bergemuruh hebat entah karena apa,ah gundukan di dalam celana harus bisa Langit tahan.

Langit harus kembali menjalani hubungan rumit tanpa status dengan Topan setelah kejadian kemarin sore. Sial beribu sial, ternyata mama nya lah yang sudah mengintip adegan panas ranjang saling sesap bibir antara dirinya dan Topan,terlebih ucapan Ian yang sembrono mengatakan di depan sang mama bahwa Topan adalah kekasih Langit. Disangkal juga percuma, seolah Ian dan Topan sudah bekerja sama sebelumnya untuk meyakinkan sang mama.

"Kalau bukan pacar kenapa mau di cium manja?"

Pertanyaan sang mama yang terus terngiang di benak Langit,kerutan di pelipis Langit semakin terlihat menonjol kala mengingat jawaban Ian yang gamblang.

"Karena enak mah, makan nya bang Langit suka,bikin nagih soalnya"

Jelas-jelas Topan yang sudah ketagihan dengan bibir Langit, terlebih selama ini Topan yang terus memaksa Langit,ciuman selama ini hanya sepihak karena Langit tidak menginginkan cumbuan manis Topan kecuali kalau Langit sudah terbuai,itu sudah beda cerita.

Sampai dering ponsel Langit berdering nyaring,nama Sadewa terlihat pada layar ponsel.

"Lo di mana? Sekolah lain udah pada datang ini"

"Tunggu,gue datang"

Langit mengusap bokong nya yang kotor karena debu, Langit melangkahkan kaki nya yang sudah tidak sakit karena terkilir tiga hari lalu itu menuju kearah lapangan basket yang sudah mulai ramai, sampai bahu nya tidak sengaja di tabrak seseorang berbadan tinggi besar yang mana membuat Langit hampir terjatuh ke depan, untung saja seseorang menahan tubuh Langit sehingga Langit tak jadi mencium lantai yang keras.

"Lo gak papa?" Langit mendongak untuk melihat kearah orang yang baru saja menyelamatkannya,rambut yang di cat warna blonde adalah salah satu yang menjadi perhatian pertama Langit,kulit pria yang sedang memeluknya ini sedikit tan,wajah nya luar biasa manis,aura dominan juga melekat apik pada diri pria berambut blonde itu.

"Makasih"

Langit segera melepaskan pelukan pria itu,mata Langit kembali fokus mencari sosok Sadewa yang masih tak terlihat batang hidungnya.

"Boleh kenalan? Gue Arthur. Lo siapa?" Perhatian Langit kembali pada pria bernama Arthur di depan nya,baju basket dengan nomor punggung satu itu menjelaskan bahwa Arthur adalah lawan Topan dari sekolah lain.

"Langit,salam kenal"Langit membalas jabatan tangan Arthur sebelum kembali terlepas karena Topan menarik tubuh Langit tiba-tiba,untung saja Langit tidak sampai terjungkal kebelakang.

Rasa ingin memaki tertahan di tenggorokan saat Langit melihat aura permusuhan Topan dan Arthur begitu terasa,mata tajam Topan yang dingin seperti mengoyak mangsa sedangkan Arthur hanya melihat kearah Topan dengan tatapan merendahkan, sesekali Arthur melihat kearah Langit yang berdiri di balik tubuh besar Topan,senyum seringai terlihat pada belah bibir Arthur sebelum bersitatap kembali dengan Topan.

"Sampai ketemu lagi, Topan"

Setelah itu Arthur pergi bergabung dengan rombongan nya. Jantung Langit rasanya mau copot melihat wajah Topan menahan marah sedang melihat kearah Langit,rahang Topan di tekan kuat untuk meredam emosi.

"Lain kali jangan ngomong sama bajingan itu!"

Benar,kentara sekali bahwa Arthur itu musuh bebuyutan nya Topan.

"Kenapa?"

"Gak usah banyak nanya.Nurut!" Tangan Langit kembali di tarik dengan kasar, Langit ingin protes tetapi tak berani, wajah Topan kalau sedang marah itu mengerikan. Langkah kedua nya berhenti tepat di depan Rain yang sedang memakan cilok, Rain bingung melihat raut wajah Langit dan Topan yang berbeda.

"Awasin Langit, jangan sampai gue liat dia lagi sama cowok pirang itu"

Topan menunjuk kearah rombongan tim basket dari sekolah lain,mata Rain langsung tertuju kearah seorang pria berambut pirang yang sangat mencolok, sembari mengunyah cilok Rain mengeluarkan jempolnya kearah Topan. Kalau lawan Jamet sih Rain tidak takut!

"Sini aja dek nanti di culik Jamet,mending makan cilok kang Mamat. Kalau mau bilang aja sama kang Mamat ntar Topan yang bayar"

Rain menepuk bangku kosong di sampingnya, Langit mau tak mau menurut saja daripada keluyuran mencari Sadewa yang entah berada di mana,Langit mengirim pesan kepada Sadewa bahwa Langit sudah berada di lapangan basket sedang memakan cilok duduk di dekat Rain agar Sadewa mudah mencarinya.

Pertandingan basket antar sekolah berlangsung, ternyata benar lawan tim Topan adalah Arthur. Sesekali tanpa sengaja mata Langit bersitatap dengan mata Arthur yang menurut Langit seperti tatapan menelanjangi, Langit merasa risih dalam duduk nya.

Topan tau jika Arthur berkali-kali memandang kearah Langit atau Rain,rasa panas di dalam dada tak ayal membuat amarah Topan memuncak, Alhasil permainan Topan sedikit buruk yang mana tim Arthur berhasil mencetak banyak angka.

"Bang! Fokus" seorang tim mencoba membuat Topan kembali pada kewarasan nya, sial karena perasaan pribadi membuat Topan menjadi tidak fokus. Topan tidak akan kalah dengan yang namanya Arthur walaupun Arthur sering bermain kasar ataupun berfikir licik demi mengalahkan Topan, Topan tak takut.

Topan bahkan pernah merasakan tusukan pisau di perut akibat ulah Arthur saat tak terima kalah dari pertandingan balap motor liar antar geng Yaksa (geng Topan) dan geng kuza (geng Arthur). Sempat menjadi kegaduhan dan tauran antar dua geng besar balap liar yang mana berakhir dengan Topan masuk rumah sakit akibat luka tusuk dalam.

Jika Arthur ingin kembali menusuk Topan dengan belati maka Topan akan balas tusuk Arthur menggunakan katana.

.
.
.
.
.
TBC

Hukum Atom [Topan-Langit](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang