Vote & coment ✨
.
.
.Ketukan pintu dari luar terdengar mengganggu pendengaran, pasalnya orang di luar sana begitu tidak sabaran di buka kan pintu,Ian harus terpogoh-pogoh berjalan cepat dari ruang tamu kearah depan untuk membuka pintu.
Saat pintu di buka terlihat Topan berdiri di depan pintu sembari menghisap rokok,asap mengepul di depan wajah Ian yang mana membuat nafas Ian sedikit sesak.
"Mana Langit?" Tiada salam ataupun bertegur sapa, ucapan yang keluar pertama dari Topan adalah mencari keberadaan Langit, seharusnya yang membukakan pintu untuk nya adalah Langit bukan kembaran Langit yang beda 3 tahun itu.
Ian menelisik penampilan Topan dari atas rambut sampai ujung kaki, tidak bisa di bilang rapi tapi juga tidak bisa di bilang urakan,jaket kulit berwarna hitam dan rambut yang sengaja dibiarkan berantakan,di tangan Topan juga ada bungkusan plastik yang pasti di bawa untuk menjenguk Langit.
Ah, Ian ingat siapa orang di depan nya.
Pacar nya Langit kan ya."Di atas bang lagi tiduran,bang Langit gak bisa jalan keluar"
Karena memang Langit tak masuk sekolah sudah tiga hari,teman sekelas Langit juga baru berkunjung beberapa jam yang lalu, Topan merasa ada yang kurang karena tak melihat wujud Langit selama tiga hari di sekolah, saat di telpon pun Langit tak kunjung mengangkat, hanya pesan 'yang punya hp lagi sakit,jangan ganggu' dari Langit yang membuat Topan tak lagi menelpon Langit.
Topan mengangkat plastik di tangan nya sembari membuang puntung rokok yang masih tersisa setengah setelah membaca tulisan di tembok 'jangan ngerokok kalau gak mau di gigit sama jagung'.
Topan sempat mencerna apa maksud dari bacaan stiker di dinding rumah Langit, sampai mata nya menangkap sosok hewan berbulu coklat dengan rambut lebat berwarna seperti rambut jagung, menggonggong lucu melihat kehadiran Topan di belakang kaki Ian.
Topan tak tau anjing jenis apa itu,persis sekali seperti jagung,bulu berwarna kuning kecoklatan tapi rambut lurus seperti warna rambut jagung. Rasa-rasanya mau Topan pijak itu anjing,berisik sekali.
"Gung! Jangan berisik! Tuh om nya ketakutan" Topan terkesiap mendengar Ian berceloteh dengan anjing nya sembari menunjuk-nunjuk Topan menggunakan kaki si anjing,nama anjing itu jagung tapi di panggil Gung biar lebih keren kalau kata Ian.
"Langsung naik ke kamar bang Langit aja bang"
Ian mempersilahkan Topan naik ke atas kamar Langit, tanpa permisi Topan masuk begitu saja. Hampir saja plastik di tangan Topan jatuh karena melihat Langit yang berdiri kesusahan sedang berusaha memakai celana, baju oversize yang Langit gunakan mampu menutupi sampai setengah pantat Langit,rambut Langit basah seperti baru habis mandi, sepertinya Langit belum mengeringkan rambutnya.
Di tutup pintu kamar Langit yang sejak tadi terbuka dengan pelan, Topan mendekat sembari menahan nafas melihat paha belakang Langit yang putih dan mulus,tiada bekas luka yang menganggu di kulit Langit, rasa-rasanya Topan ingin membelai kulit Langit dari balik pakaian.
'plakk'
"Akhh!!" Hampir saja tubuh Langit terjungkal ke depan setelah mendapat tamparan keras dari bokong nya, Topan yang kurang ajar itu memukul pantat Langit yang bulat karena terus bergoyang kesana-kemari dari balik celana dalam setiap kali Langit berusaha pakai celana,kaki nya masih terlalu sakit untuk bergerak lebih. Untung saja Topan segera menahan tubuh Langit agar tak jatuh kedepan.
"Brengsek!" Maki Langit sembari mencoba melepaskan pegangan Topan yang sedang menahan tubuh Langit.
Topan terkekeh melihat wajah Langit yang bersemu merah, Langit malu karena tidak berpakaian dilihat oleh Topan, terlebih tatapan Topan seperti pedofil yang siap menjamah tubuh Langit tak ayal membuat Langit ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Atom [Topan-Langit](END)
Fiksi Remaja"Kalau Lo gak mau tanggung jawab setidaknya jangan bikin ulah!" -Langit "tanggung jawab? buat apa? Lo juga keenakan gue perkosa"-Topan "mulut Lo di jaga bangsat!" -Langit "kenapa harus jaga mulut gue? Lo takut gue kokop lagi?"-Topan Seharusnya Topan...