Vote & coment ✨
.
.
.Mobil Arthur menepi pada pekarangan rumah besar, walaupun rumah di depan mata begitu besar tetapi terlihat tampak sunyi. Hujan yang awalnya hanya gerimis saja kini sudah turun dengan begitu lebat, sesekali bahkan kilat menyambar besar.
"Turun" Arthur menarik tangan Langit yang masih saja berontak untuk masuk ke dalam rumah, saat pintu terbuka beberapa maid datang menyapa Arthur tapi tak di gubris pemilik rumah. Barang-barang antik menghias setiap sudut rumah dengan cantik,ada sebuah lemari besar kaca yang menarik perhatian Langit sedari awal Langit masuk,di dalam lemari berisi berbagai macam alkohol dari luar negeri. Untuk pemberitahuan saja papa Arthur adalah seorang pebisnis alkohol terkenal di luar negri jadi tak heran ada berbagai macam jenis alkohol di dalam rumah.
"Mau minum?" Arthur menawarkan tanpa mendengar jawaban Langit yang langsung mengeluarkan beberapa alkohol dari dalam lemari, Langit di tuntun untuk duduk di atas sofa.
Seorang maid datang membawa gelas kecil untuk meminum alkohol,bau menyengat begitu menusuk kala Arthur menyuguhkan segelas alkohol pada Langit.
"Lo pasti kaget ya sama kelakuan Topan" Arthur duduk semakin dekat dengan Langit,tangan nya di letakkan pada bahu Langit yang lemas,di tarik tubuh Langit sampai badan keduanya hampir menempel.
"Gak usah heran, Topan memang brengsek" untuk ucapan Arthur yang satu ini Langit diam-diam mengiyakan,tak ada yang lebih brengsek dari Topan.
Tangan Arthur yang berada di atas pundak Langit perlahan turun kearah pinggang, Langit semakin menggeliat dalam duduknya tetapi Arthur tak membiarkan Langit menjaga jarak dari nya.
"Lo pasti fikir Topan beneran jatuh cinta sama Lo,asal Lo tau aja hati Topan cuman ada Rain, buktinya dia rela tuker Rain sama Lo padahal Lo pacarnya Topan" tangan Langit terkepal erat merasa sesak pada dadanya, rentetan kalimat Arthur mampu membuat telinga Langit rasanya panas,hati nya juga ikut panas beradu dengan amarah yang meluap sarat akan benci.
"Tapi gak rugi juga,Lo cantik. Gue suka"
Arthur meneguk minuman pada cangkir kecil di tangan nya, mengabaikan tatapan tajam Langit seperti akan mengoyak Arthur saat itu juga.
Elusan seduktif pada pinggang benar-benar membuat Langit merasa risih, ditepis tangan nakal Arthur sampai membuat Arthur terkekeh pada duduk nya.
"Singkirin tangan Lo dari gue!" Desis Langit sembari memberi jarak duduk antara dirinya dan Arthur.
Mendengar ucapan Langit sontak membuat Arthur tertawa, tatapan hina dari kedua mata Arthur tak ayal membuat Langit semakin merasakan amarah meluap.
"Ngapain sok jual mahal Langit,Lo juga udah kotor. Gue tau Topan sering pake Lo kan? Kalau gak,mana mungkin Topan mau deket sama Lo"
Kepalan tangan yang sejak tadi di tahan berhasil Langit layangkan pada pipi Arthur,gelas di tangan Arthur jatuh pada karpet berbulu di bawah kaki.
"Lo bajingan!" Teriak Langit dengan marah sembari berdiri dari duduknya.
Langit tak gentar dengan tatapan tajam menusuk Arthur karena sudah berani melukai wajah nya,senyum seringai terlihat pada belah bibir Arthur dengan tatapan yang sama, tatapan hina.
"Gue bajingan?biar gue liatin apa itu bajingan"
'bruk'
Tubuh Langit kembali jatuh pada sofa, Arthur menekan tubuh Langit di atas sofa. Bibir Arthur dengan liar mencari bibir Langit yang terus berontak menolak sentuhan, Arthur kesal sampai menjambak rambut Langit. Berhasil Arthur menyesap bibir Langit yang ternyata sangat manis bahkan lebih daripada madu, inilah yang membuat Topan candu, Arthur berhasil menemukan titik manis yang membuat Topan sulit melepaskan raga di bawah Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Atom [Topan-Langit](END)
Novela Juvenil"Kalau Lo gak mau tanggung jawab setidaknya jangan bikin ulah!" -Langit "tanggung jawab? buat apa? Lo juga keenakan gue perkosa"-Topan "mulut Lo di jaga bangsat!" -Langit "kenapa harus jaga mulut gue? Lo takut gue kokop lagi?"-Topan Seharusnya Topan...