chapter spesial Guntur-Rain

6.2K 236 3
                                    

Warning 21+⚠️
.
.
.

Tas kantor Guntur jatuh keatas lantai saat kedua mata nya melihat pemandangan dari ambang pintu Rain tiduran hanya mengenakan kemeja putih kebesaran milik Guntur, kedua kaki tampak sengaja dibuka lebar agar Guntur bisa melihat pemandangan menggiurkan di hadapannya. Kaki perlahan mendekat kearah satu objek yang kurang ajar mencoba memacu gairahnya.

Srettt

Guntur menarik kaki Rain kuat yang membuat sang empu tertawa melihat tatapan Guntur yang nyalang, padahal sudah kentara sekali tatapan mata Guntur itu berbahaya tetapi Rain seakan tak perduli jika sebentar lagi Guntur akan membuat nya tidak bisa berjalan keesokan pagi nya.

Kemeja putih besar itu turun dari pundak, tonjolan pink pada dada menyembul keluar menggoda. Tangan besar Guntur menguap salah satu tonjolan pink itu yang membuat Rain mendesah geli,tangan-tangan Rain membuka setiap kancing baju yang membuat badan nya terpampang jelas. Hampir Guntur meneteskan air liur melihat betapa seksi nya Rain. Lidah perlahan mulai menyapu kulit halus kuning Langsat Rain dimulai dari perut sampai pada dua dada menggoda. Rasa panas dari lidah Guntur dapat membuat Rain merasa melayang,bibir bawahnya digigit menahan nikmat yang Guntur berikan.

"A-ah..!" Rain terkejut saat Guntur tiba-tiba menghisap salah satu dadanya,di mainkan tonjolan kecil itu menggunakan lidah dan digigit pelan sebelum di tarik main-main.

Jari-jari Rain sibuk meremas rambut Guntur yang sedang menyesap puting nya dengan kuat seperti bayi yang kehausan. Kaki-kaki Rain bergerak kesana-kemari dengan resah karena gairah seksual yang mulai bangkit.

"Jangan di gigit...mas..!" Kepala Rain mendongak keatas merasa nikmat saat lagi-lagi Guntur mengigit kecil puting nya yang lain,dada nya tampak mengkilap karena air liur Guntur dan keringat yang mulai membasahi tubuh.

Guntur mendongak keatas melihat keadaan Rain yang sudah pasrah di bawah nya, tatapan mata sayu dengan nafas memburu hebat adalah pemandangan paling menggairahkan.

Guntur menegakkan badannya untuk membuka pakaiannya juga,celana perlahan di turunkan sampai benda besar kebanggaannya terlihat berdiri menantang. Bibir Guntur menyeringai melihat tangan-tangan Rain ingin meraih penis nya yang besar,Guntur mendekat agar Rain dapat memegang penis nya.

"Shhh ahh.." Guntur mendesah saat merasakan Rain mulai menaik turunkan tangan nya pada penis Guntur. Sial,ini terlampau nikmat apalagi saat Rain mulai memasukkan penis nya kedalam mulut Rain.

Wajah Rain begitu menggoda terlihat dari atas,mulut nya terbuka di ujung penis besar Guntur seakan menanti cairan keluar membasahi wajah,tangan Guntur menjambak rambut halus Rain sebelum memaksa Rain untuk segera memasukkan penis Guntur kedalam mulut kecil sialan itu.

Mata Rain menatap Guntur dengan tatapan menggoda,terlihat seperti kucing kecil yang lucu,gairah seksual Guntur semakin naik sampai ubun-ubun. Perlahan tapi pasti kocokan tangan Rain yang lihai serta lidah panas yang mengulum nikmat batang kebanggaan Guntur membuat Guntur tak tahan untuk menggerakkan pinggulnya juga. Guntur mencoba menahan kekuatan nya karena tak ingin melukai kesayangan nya, walaupun nafsu sudah tidak lagi bisa d tahan tapi Guntur tak ingin Rian terluka saat berhubungan dengan Guntur.

Hisapan mulut Rain semakin kuat pada ujung penis Guntur yang mana membuat Guntur merasa tekanan pada bawah perut nya.

"Ah..! Sial! Rain..!"

Satu hentakan pinggul terakhir Guntur berhasil menelurkan cairan nya,wajah Rain penuh dengan sperma Guntur yang keluar banyak sekali. Wajah Rain benar-benar sialan, terlihat menikmati semburan hangat pada wajahnya,bibir terus tersenyum puas yang mana membuat Guntur semakin tersulut gairah.

Tangan Guntur mengusap wajah Rain yang berantakan,lalu di tidurkan dengan perlahan sebelum di lebarkan kedua kaki Rain dengan tinggi. Lidah Rain masih saja menjilati cairan di ujung bibirnya, Guntur terkekeh lucu melihat wajah Rain seperti anak kecil kehilangan permen.

Di kecup belah bibir itu sebelum di raup dengan rakus penuh nafsu, Rain tak ingin kalah dari mas Guntur nya. Lidah saling berbelit berkecipak renyah pada malam yang sunyi, rasa-rasanya AC di dalam kamar sudah tak lagi berfungsi, dua tubuh saling bergesekan itu berkeringat karena syahwat sudah di ujung tanduk.

"Masukin mas.." desah sayu mendayu Rain menggelitik telinga Guntur,di kecup telinga merah sensitif Rain yang berhasil kembali meloloskan desah nikmat.

Satu jari Guntur coba masukan kedalam lubang Rain, awalnya Rain mendesis sakit tetapi saat jari Guntur mengenai titik nikmat Rain baru Rain kembali mendesah kuat.

"Mau punya mas yang masuk..jangan jari"

Ah, rengekan Rain terdengar menggoda,bahkan kedua mata Rain terlihat berbinar lucu.

"Mau pelan atau kuat?"

Senyum seringai Guntur menggoda, tatapan tajam nyalang sarat akan nafsu semakin membuat Rain gatal ingin di jamah, Rain menggigit bibir bawah nya masih menatap kearah Guntur dan penis Guntur secara bergantian.

"Rain mau yang kuat"

"Sial..!"

Nafas berat Guntur terdengar bersama daging tebal yang menubruk lubang kenikmatan Rain,suara antar kulit bertabrakan dan kasur berdecit kuat menjadi melodi di tengah malam itu.
Jeritan dan desah frustasi Rain semakin memacu laju pinggul Guntur yang semakin kuat dan dalam.

Kepala Rain rasanya pusing tak dapat berfikir jernih yang ada dalam kepalanya hanya kenikmatan yang diberikan Guntur.

"Lagi..lebih..ah!" Guntur menyeringai melihat Rain yang meminta lebih padahal tak sanggup menahan gairah seksual yang Guntur berikan.

Di sesap kulit leher Rain dengan kuat, ruam-ruam merah semakin cantik saat di bubuhkan pada kulit Rain. Ah, Guntur rasanya hampir gila hilang akal.

"Mau lebih cepat hm..?"

Rain mengangguk kuat frustasi, bahkan ia menghiraukan rasa sakit yang mulai terasa pada pinggang nya.

Pinggul semakin cepat saat Guntur kembali merasakan pelepasan nya akan sampai,tak sadar Guntur cengkraman erat pinggang Rain sampai memerah. Nafas kian berat memburu merasakan euphoria,dua hentakan kuat berhasil Guntur mengeluarkan muatan nya, disusul Rain yang juga berhasil mengeluarkan muatan nya,tubuh Rain bergetar mengejang merasakan sensasi nikmat luar biasa.

"Lagi mas..."

Padahal nafas masih memburu hebat tetapi Rain sibuk minta lagi, Guntur terkekeh sembari membalikkan badan Rain sampai tengkurap. Bantal di letakkan di bawah perut bawa Rain agar pinggul nya semakin terangkat tinggi. Sekali hentak Guntur kembali memasukkan milik nya yang sudah kembali keras,mata Rain terpejam erat sembari tangan meremas erat seprei kusut di bawah nya,bibir mendesah tertahan saat merasakan benda keras tumpul Guntur berhasil masuk,dapat Rain rasakan penis Guntur menonjol pada perut nya,saat Guntur kembali menggerakkan pinggulnya rasa-rasanya perut Rain teraduk.

Malam itu adalah malam nikmat Guntur sepulang kerja, Rain selalu berhasil membuat Guntur terlena dalam gairah.

Hukum Atom [Topan-Langit](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang