Vote & coment ✨
.
.
.Cuaca hari ini semakin panas terlebih suasana yang tercipta pada sebuah meja melingkar di dalam cafe, Topan dan Langit duduk berhadapan dengan Raka yang sedang menatap keduanya begitu mengintimidasi sedangkan Guntur dan Rain memilih meja lain karena mereka merasa tidak perlu ikut campur.
"Jadi?"
Sang ayah meminta penjelasan, meskipun nada suara Raka tidak tinggi tetapi mampu membuat Langit tertekan. Topan menggenggam tangan Langit di atas meja yang terasa dingin, Topan membalas tatapan sang ayah tak kalah tajam.
"Ayah bisa nilai dari apa yang ayah liat"
Rahang Raka mengeras mendengar ucapan sang anak, terlebih nada bicara Topan yang kurang ajar tak berubah sedikitpun.
"Apa ayah udah di anggap gak ada? Kenapa pulang gak bilang-bilang? Terus apa ini? Kalian bersama tanpa persetujuan ayah?"
Tangan Topan terkepal dengan erat,rahang nya mengeras mendengar keluhan sang ayah, walaupun mereka sudah terpisah cukup lama tetapi ternyata hidup Topan masih di bawah kekangan sang ayah.
"Kenapa harus dapat persetujuan ayah? Apa Topan masih gak layak punya keluarga sendiri di mata ayah? Topan udah nurutin semua kemauan ayah selama ini"
Tangan Langit membalas genggaman tangan Topan yang mengepal di atas meja begitu erat, Langit tau jika amarah Raka semakin tersulut terlebih lagi Topan yang bicara dengan nada sedikit tinggi.
"Sebenarnya kami belum bersama,om jangan salah paham" Langit melerai dengan intonasi teramat lembut, Topan yang mendengar segera menoleh kearah Langit dengan tatapan kecewa.
Raka tak memberi jawaban,ia hanya melihat kearah Langit dengan tatapan dingin lalu menatap kearah Angga yang sedang bermain dengan cucu nya. Raka tau cerita di balik pernikahan Langit dan orang lain sampai memiliki seorang anak,Angga bukan lah hasil adopsi Topan dan Langit tetapi hasil pernikahan Langit dengan wanita lain,itu yang Raka tau. Raka merasa berat jika harus mengakui Angga sebagai cucu, rasa-rasanya anak kecil itu belum membuat hati Raka luluh dan perihal meninggal nya istri Langit keluarga Topan juga sudah tau hanya saja mereka tak sempat melayat karena daerah yang cukup jauh dari rumah. Tetapi untuk kepulangan Topan bahkan Raka tak tau,anak kurang ajar itu meninggalkan bisnis di luar kota demi menemui kembali Langit yang sudah menikah dan punya anak.
"Kalau belum bersama kenapa anak mu panggil Topan ayah? Kamu pikir om ini orang bodoh?!"
"Ayah! jangan gertak Langit! Yang mau tinggal bersama itu Topan jadi kalau mau marah ya sama Topan,lagian Topan memang gak niat mau ngasih tau ayah kalau Topan udah pulang karena Topan tau ayah bakal begini"
Kembali Raka ingin membalas ucapan Topan tak kalah sengit tetapi berhenti saat Guin a.k.a cucu nya mendekat sembari menunjuk-nunjuk eskrim di depan Raka yang belum tersentuh,wajah Raka yang mengeras perlahan lunak sembari tersenyum memberikan Guin sesendok eskrim. Angga yang berada di belakang Guin terlihat ingin juga mencicip makanan dingin itu,mata nya berbinar melihat kearah Raka dengan tatapan ingin. Raka seakan tak melihat kehadiran Angga,ia memilih kembali menatap lawan bicara nya dengan tatapan tajam.
"Angga mau eskrim!"
Raka abai,ia malah menatap Angga dengan tatapan sulit di artikan membuat Angga merengut takut.
"Ayah!" Topan memperingatkan Raka agar bersikap sama terhadap Angga, melihat perilaku berbeda itu tak ayal membuat Langit merasa sakit hati,di tarik tangan Angga dan menyuapkan eskrim milik nya yang membuat Angga kembali girang.
"Sebenarnya ayah mau apa? Kalau ayah gak setuju sama hubungan kami apalagi mengucilkan Angga seperti tadi Topan rasa gak ada lagi urusan antara kita sebagai keluarga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Atom [Topan-Langit](END)
Teen Fiction"Kalau Lo gak mau tanggung jawab setidaknya jangan bikin ulah!" -Langit "tanggung jawab? buat apa? Lo juga keenakan gue perkosa"-Topan "mulut Lo di jaga bangsat!" -Langit "kenapa harus jaga mulut gue? Lo takut gue kokop lagi?"-Topan Seharusnya Topan...