geng yaksa

9K 527 12
                                    

Vote & coment ✨
.
.
.

Setelah kejadian di dalam ruang OSIS kemarin hari-hari Langit diisi dengan perasaan baru,entah perasaan Langit saja atau bukan Topan lebih sering bersikap manis daripada menjahili Langit seperti yang lalu-lalu.

Seperti hari ini, pulang sekolah Topan sudah sibuk mengirim pesan kepada Langit, isi pesan nya alay sekali. Sudah seperti anak SD yang sedang kasmaran,sering di sebut cinta monyet.

Criminal:
'kalau lagi rapat jangan melamun'

Pesan baru masuk membuat Langit membuka kembali room chat nya dan Topan, Langit membaca pesan Topan dengan ekspresi bingung, pasalnya Langit tak pernah melamun jika sedang rapat OSIS.

Criminal:
'keliatan banget lagi mikirin bang Topan'

Langit hampir membanting ponsel di tangan nya kelantai,tubuh nya merinding sebadan. Kalimat gombal Topan basi sekali,apa jangan-jangan Topan menyalin teks dari google.

Me:
'sok tau,bang Topan paling yang suka mikirin Langit'

Meskipun dalam hati Langit terus berucap kata geli dengan pesan Topan yang alay tapi bibir nya entah sejak kapan tertarik keatas,ada debaran menyenangkan setiap kali Langit membalas pesan Topan ataupun menunggu balasan pesan dari Topan.

Criminal:
'kok tau?'

Ponsel Langit sukses jatuh terbanting ke lantai,tubuh Langit menggeliat heboh seperti ulat di atas kasur, wajahnya merah padam karena merasa darah dalam tubuh mengalir cepat.

"Mah! Bang Langit kumat!" Teriakan Ian di ambang pintu sukses membuat Langit tersadar, di lempar wajah Ian menggunakan bantal yang sukses Ian tepis.

"Belum juga jalan sama mas pacar udah gila duluan" Langit mencoba mencerna ucapan Ian, apa maksud dari jalan dan mas pacar. Kalau kata gila nya sih Langit sudah paham tak perlu di jelaskan.

"Maksud Lo?"

"Bang Topan di bawah nungguin Lo lama amat, ternyata lagi kumat. Pantes lama" Langit turun dari atas ranjang dan mengambil kembali ponselnya yang sudah tergeletak di atas lantai,di cek kembali room chat Topan tapi tak menemukan pesan yang mengatakan bahwa Topan mengajak Langit untuk jalan keluar.

"Bohong dosa" Langit menunjuk wajah Ian dengan berang, barusan Topan dan Langit berkirim pesan mana mungkin Topan sudah berada di rumah nya.

"Liat sendiri sono" Ian mendorong punggung Abang nya sampai anak tangga untuk melihat kelantai satu dan membuktikan bahwa ucapan Ian benar.

Memang benar Topan sedang duduk di ruang tamu mengobrol dengan mama Langit,teh dan toples biskuit sudah tertera rapi di atas meja menandakan bahwa Topan sudah berada di rumah nya cukup lama. Kok Langit tidak tau?

"Udah sana siap-siap,kasian bang Topan dari tadi nunggu"

Langit menoleh kearah Ian dengan tatapan tajam menusuk, Ian yang di tatap merinding sendiri. Sudah berancang-ancang mengambil posisi untuk lari.

"Kenapa baru kasih tau?!"

"Sengaja biar panik"

Hampir tubuh Ian menerima bogeman mentah dari kepalan tangan Langit jika Ian tak segera lari menuruni anak tangga,dari lantai bawah Topan melihat keatas di mana Langit sedang berdiri kaku karena terkejut bersitatap dengan Topan secara tiba-tiba, Topan melambaikan tangan nya kearah Langit tetapi Langit mengabaikan dan segera masuk kembali kedalam kamar, Langit berniat untuk siap-siap.

Hukum Atom [Topan-Langit](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang