Hyunjin
Tante gue masak masak
Kita disuruh ke sanaMark
Dabest lahAnda
Meluncur bosquUsai membersihkan diri dan berdandan sepantasnya, trio koplak yang mendiami kos Si Boi itu langsung meluncur ke tujuan utama, rumah Hyunjin. Sudah lewat tiga minggu sejak tragedi kecelakaan yang mengenaskan tersebut, dan Yeonjun menemukan dirinya tertarik dengan Yeji.
Yeji itu galak, tapi manis.
Beda sama abangnya, sudah galak, sepet di mata lagi.
Yeonjun tidak pernah bertemu dengan Yeji sejak kejadian itu, tidak pernah berpapasan pula. Jadi, ketika Hyunjin mengirim pesan untuk makan malam di rumahnya, Yeonjun langsung setuju, karena ia akan bertemu dengan Yeji. Orang Hyunjin sama Yeji itu adik-kakak toh? Pasti serumah lah.
Mobil Mark terparkir dengan apik di depan rumah Hyunjin. Yeonjun pernah ke sini beberapa kali ketika ia belum mengenal Yeji, seringnya untuk membahas perihal kos dengan omnya Hyunjin. Rumah Hyunjin berwarna putih dan dikelilingi banyak tanaman. Ini rumah apa hutan rimba, bro?
"Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam!"
Seorang remaja datang untuk membukakan pintu. Tampilannya biasa, kaos garis-garis putih-biru dengan celana pendek, mukanya muka-muka bocah SMP yang hobi mabar di kelas.
Yeonjun dan Mark saling bertatapan, siapa lagi ini?
"Tante masak-masak dalam rangka apa?" tanya Hyunjin usai mengacak-acak rambut remaja itu.
Yang dikerjai berdecak sebal. "Om ulang tahun. Mas kok bisa lupa, sih?"
Hyunjin langsung menepuk jidatnya. Ia lalu mengatakan sesuatu yang tidak Yeonjun dengar karena terlalu fokus ke bunga anggrek malam di salah satu pohon. Ketika remaja itu masuk kembali, barulah ia menengok ke Hyunjin lagi.
"Itu tadi siapa?" tanya Mark sambil menunjuk pintu yang terbuka dengan jempolnya.
"Adek gue."
"Adek lo siapa aja, sih?"
"Cuma dua, anjir! Yeji sama Riki."
Mereka kemudian masuk ke dalam. Yeonjun tidak tahu kalau omnya Hyunjin ulang tahun, kalau tahu, ia pasti akan memberikan beliau sesuatu, berhubung omnya Hyunjin adalah Bapak Kos terbaik yang ia tahu.
Ia tiba di meja makan yang sudah penuh. Tantenya Hyunjin melambai riang ke arah mereka. Dan ya, Yeonjun akhirnya melihat Yeji lagi setelah tiga minggu. Cewek itu duduk diam dengan penampilan yang santai tapi menawan, kaos putih dilengkapi cardigan yang sama putihnya, rambutnya dijedai.
Yeonjun sebenarnya sangat ingin menyapa Yeji, tapi tidak jadi karena omnya Hyunjin langsung mengajak mengobrol. Dan ia rasa bersikap sok asik bukanlah langkah yang tepat, mana cewek itu kelihatan badmood lagi. Err, Yeji tampak badmood nyaris setiap bertemu dengannya, sih.
Acara makan malam bersama berjalan dengan lancar, mereka mengobrol banyak dan makan sama banyaknya. Tantenya Hyunjin memasak banyak makanan dan sebagai mahasiswa rantauan di akhir bulan, Yeonjun dan Mark langsung melahap habis hidangan yang tersaji di meja makan.
"Njun, maaf ya waktu itu Yeji nabrak kamu," ujar tantenya Hyunjin.
Yeonjun mengangguk sambil tersenyum tipis, ia bisa melihat Yeji memutar bola matanya dari sini.
"Eh iya, kondisi kamu gimana sekarang? Udah baikan?"
Yeonjun mengangguk lagi. "Udah kok, Tan. Aman."
"Lo pernah nabrak Mas Njun, Mbak?" tanya Riki, menoleh dramatis ke Yeji di sampingnya.
Cewek itu langsung memberi adiknya tatapan maut. "Hm."
"Kok bisa?"
"Ya bisalah, orang wujudnya bisa!"
Yeonjun menahan tawa, dinamika persaudaraan Yeji-Riki ternyata lebih seru dan lucu ketimbang Hyunjin-Yeji. Ia pernah dengar dari Hyunjin kalau Yeji lebih dekat dengan pacarnya ketimbang dirinya sendiri.
Setelah acara makan malam selesai, mereka memutuskan untuk stay dulu di sana. Hyunjin lanjut mengobrol dengan om-tantenya, Mark dan Riki sibuk bermain PS, lalu ia duduk di undakan depan pintu untuk melamun.
"Woi! Kemasukan demit atau gimana, sih, lo?"
Yeonjun menoleh, ada Yeji yang tahu-tahu ikut duduk di sampingnya.
Cewek itu mengeratkan cardigannya, tatapannya lurus ke lampu rumah di seberang jalan yang masih menyala. Sebuah mobil terparkir di sana, sepasang suami-istri keluar sambil tertawa, mereka tampak bahagia.
"Lo kenapa tiba-tiba ke sini?" tanyanya.
Yeji menoleh judes. "Lah, emangnya enggak boleh?"
"Ya boleh aja, sih."
Yeonjun kemudian menjatuhkan tatapan ke cewek di sampingnya. Dia benar-benar rindu dijudesin Yeji. Yeonjun merasa sepi ketika tidak bertemu Yeji tigaminggu belakangan, dan salting parah ketika akhirnya ia bisa melihat cewek itu lagi setelah sekian lama.
Mana sekarang Yeji duduk di sampingnya lagi.
KEK HSHSHS, AYO SIAPAPUN LEMPAR YEONJUN KE VENUS SEKARANG!
Setelah hening menyergap, Yeji jadi yang pertama membuka suara.
"Njun, lo ... demen sama gue, ya?"
1.
2.
3.
"Uhuk!" Yeonjun langsung keselek kodok.
Yeji terkekeh. "Bercanda."
Gak lucu!
Yeonjun langsung diam seperti baru dimantrai 'Petrificus Totalus' oleh Hermione. Ia tidak ekspek Yeji akan bertanya seperti itu secepat ini.
Ini ... terlalu cepat gak, sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Senin Malam
FanfictionTXT ft. ITZY [Melatisari, #1] 5 kisah-kasih remaja yang terbit dari kejadian-kejadian Senin malam tempo hari.