Bab ini ditulis lewat sudut pandang Yeji.
Yeji tidak bodoh, dia langganan menyabet medali ketika mengikuti lomba, namanya tidak pernah absen dari lima besar, dan semua guru mengenalinya lewat prestasinya.
Yeji tidak bodoh, dia tahu dia menghabiskan sore yang sia-sia di cafe, tapi tetap rela menunggu. Hingga adzan maghrib berkumandang, dia akhirnya memilih untuk hengkang dan berakhir menabrak orang di jalan pulang.
Orang yang ia tabrak ternyata playboy kelas kakap, si anjing yang membuat temannya uring-uringan seperti orang edan, si bangsul yang ternyata adalah sahabat kakaknya dan ngekos di kosan omnya.
Orang yang tampak punya interest kepadanya.
Yeji tidak mau kepedean, tapi tingkah cowok itu menunjukkan sekali kalau ia menyukainya.
Dan Yeji bimbang.
Dia tidak pernah disukai oleh seseorang sebelumnya. Atau mungkin pernah? Hanya saja orang itu tidak mau confess. Entahlah. Intinya, Yeonjun itu orang pertama yang secara terang-terangan tampak salah tingkah bila berada di dekatnya.
Yeji itu kasar, ganas, judes. Kata teman-teman sekelasnya, khususnya yang cowok. Dan memang benar, mungkin tidak ada yang menyukainya karena dia tidak sekalem Lia atau selembut Yiren.
Yeji tidak bisa menjadi mereka.
Karena dia adalah Yeji.
Yang kasar,
ganas,
dan judes.
Yeji doesn't need someone who wants her, she needs someone who knows her flaws and still wants her.
Jadi, ketika Yeonjun malah nyengir ketika ia kasari, Yeji menghabiskan semalaman untuk memikirkannya.
Keesokan harinya, ia pergi ke kosan cowok itu sambil membawa bingkisan sebagai bentuk permintaan maaf, ya atas suruhan orang lain juga, sih. Dan meringis ketika menyadari sebarapa parah kesalahan yang telah ia buat. Melihat Yeonjun yang tetap memotongkan mangga untuknya dalam kondisi kaki pincang. Isn't that sweet? She guessed so.
Mari kesampingkan dulu fakta bahwa orang yang Yeji bahas adalah orang yang sama yang mutusin cewek setelah 3 hari dibikin berbunga-bunga.
Yeji tidak bodoh, ketika ia menanyakan pertanyaan tersebut malam itu, ia tidak sepenuhnya bercanda.
"Menurut lo, dia suka sama gue?"
"Mas Yeonjun?" tanya Lia ketika mereka berjalan beriringan menuju kantin.
"He'em."
"Dia jawab apa waktu lo tanya?"
"Gue langsung bilang 'bercanda' sebelum dia sempet njawab." Yeji tersenyum tipis sambil menunduk.
Lia menghela napas panjang.
"Lo suka sama dia, ya, Ji?"
Ekhem.
Yeji menoleh ke Lia dengan sangat lemas seolah baru saja menghabiskan setengah hari dengan lari mengelilingi lapangan. "Enggak."
"Tapi lo uring-uringan mulu dari kemarin, gue ikut bingung."
Yeji diam saja, tak menjawab.
Entahlah, dia bingung dengan perasaannya sendiri sekarang.
"Kayaknya lo berdua harus ngomongin ini, deh. Biar jelas hubungan kalian tuh mau dibawa ke mana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senin Malam
FanfictionTXT ft. ITZY [Melatisari, #1] 5 kisah-kasih remaja yang terbit dari kejadian-kejadian Senin malam tempo hari.