Seumur hidupnya dan selama pernikahannya, Yoongi belum pernah menyelimuti kedua anaknya jika mereka terlelap. Tomoe, si sulung, menampung sifat mandiri dan karismatik buyutnya dari sang ibu, Jepang tulen yang akan merasa tersinggung jika dianggap kurang mandiri. Karena itu putri sulungnya tersebut selalu menolak jika Yoongi ingin melakukan hal-hal kecil yang penuh pengertian sebagai pengantar tidur. Tomoe akan mematikan lampunya sendiri, menarik selimutnya sendiri, memastikan boneka beruang kesayangannya berada di sisi sebelum mengucapkan oyasumi nasai (selamat tidur) pada Yoongi dan menyuruhnya keluar kamar. Dia tak mau Yoongi repot-repot memperlakukannya seperti anak kecil. Bagi Yoongi, Tomoe adalah bocah lima tahun yang mandiri sebelum waktunya. Sedangkan Harumi, si bungsu yang baru berusia tiga tahun, akan langsung tertidur begitu berada di bawah ketiak Sora, sang ibu. Jika Harumi sudah begini, Sora akan melarang Yoongi mendekat, berbisik pun tidak boleh. Jangan sampai Harumi terbangun, karena untuk menidurkan si bungsu ini, Sora harus rela berbaring miring hingga bahunya pegal. Hal-hal semacam inilah yang membuat Yoongi tidak pernah lagi melibatkan diri dalam ritual pengantar tidur dua gadis kecilnya. Tapi malam ini, Yoongi terpaksa melakukannya walau situasinya sedikit berbeda.Yoongi mengambil selimut dari peti penyimpanan di bawah meja bekerjanya. Bila malam tiba dan lembur menunggu, studio musiknya ini sering berubah fungsi menjadi kamar tidur. Bantal yang nyaman, selimut tebal, earmuff, penutup mata, semua benda- benda yang sanggup mengantarkannya terlelap lengkap tersedia. Harusnya benda-benda ini tak perlu dia keluarkan. Jadwal lemburnya hari ini nihil. Tapi sosok yang mabuk berat dan tumbang di sofanya saat ini membuat Yoongi mau tak mau--untuk pertama kali selama pernikahannya--berhati-hati menyelmutinya seperti tengah menyelimuti anak beruang yang tertidur pulas. Selesai menyelimuti, Yoongi berlutut dan memperhatikan wajah pengar yang terlelap itu. Terlihat peduli, namun sedetik kemudian dia menjentikkan jarinya keras-keras ke jidat si tamu tak diundang.
"Argh! Apa-apaan kau ini? Aku masih ingin tidur," keluh Seokjin sambil mendesis menahan sakit.
"Bagus, tandanya kau bisa mendengarkanku. Why, Seokjin? Driving while you wasted? Kau mau mati sia-sia, hah?"
Seokjin mendudukkan diri walau berat. Kepalanya pening. Dia berusaha fokus, namun seisi studio Yoongi seakan berputar dan perutnya mual.
"Jinah memergokiku dan Haeri."
Yoongi yang sedang bangkit berdiri sontak menghentikan semua gerak tubuhnya. Dia terlihat bingung. "Maksudmu?"
Untuk beberapa detik, Seokjin hanya diam dan menatap Yoongi penuh keraguan. Setelah yakin dia tak perlu menyembunyikan apa pun di hadapan karibnya itu, dia bersuara dengan pelan dan pasrah, "Haeri merayuku. Dia mencumbuku di ruang kerja. Dan Jinah memergoki kami."
"Gila!" Yoongi berseru, "Mengapa kau sebodoh ini?" Nada suara Yoongi meningkat.
"Aku mabuk," jawab Seokjin, seakan-akan Yoongi terlalu naif untuk mencerna situasi.
"Aku bisa melihatnya," balas Yoongi. Dia mengusap gusar separuh kepalanya, lalu menghimpun segenap udara hingga dadanya membusung dan mengembuskannya kasar. "Karena itu jika kau bersamaku, aku tidak pernah membiarkanmu mabuk berat. Kau gampang melakukan hal bodoh ketika mabuk."
Seokjin mengibaskan tangan masih dengan wajah pengarnya yang merah, "Aku juga bisa melakakukan hal-hal bodoh ketika sedang tidak mabuk."
Yoongi mendecih dan tersenyum sinis, "Dasar akademisi. Gampang sekali mencari justifikasi."
Kening Seokjin berkerut. Entah apa hubungan antara pekerjaannya dengan gampang sekali mencari justifikasi, namun lain daripada itu, dia tahu ucapan Yoongi ada benarnya; dirinya hanya sedang mencari justifikasi. Dia tak berani protes. Di samping itu, kepalanya masih terlalu berat untuk diajak berpikir demi mencari kalimat sanggahan yang pantas. Dia menjatuhkan diri lagi ke sofa, mencari posisi ternyaman untuk berbaring, tapi tetap saja kepalanya masih begitu pening. Lampu studio Yoongi terlalu terang. Seokjin menghalangi pandangan dengan lengannya yang menekuk di atas wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Stars Go Blue | KSJ x KJS x KTH
Fanfiction🔞🚩 TW: YANG PUNYA TRAUMA KEKERASAN SEKSUAL KETIKA KECIL (CHILD ABUSE) MOHON YAKINKAN DIRI SEKALI LAGI UNTUK MEMBACA CERITA INI. Setiap luka punya ceritanya sendiri. Sejak kejadian terkutuk di musim panas tiga belas tahun yang lalu merenggut kenai...