CHAPTER 16

733 67 20
                                    

"Bibi hiks, aku sangat lemas."

Pagi ini bibi yuri sudah dibuat kelimpungan. Mengapa? Karena junkyu yang tiba-tiba saja terlihat sangat pucat. Ditambah lagi beberapa kali kedapatan mual, tanpa mengeluarkan isi perut.

Semalam junkyu terlihat masih baik-baik saja, dalam beberapa hari pun junkyu tidak pernah seperti ini.

Apa jangan-jangan, junkyu keracunan makanan? Pikir bibi. Namun hal itu tidak mungkin, mana ada junkyu keracunan makanan yang sebelumnya pun ia coba ketika memasak.

Jika junkyu keracunan, maka ia pun akan begitu.

"Eum junkyu...nak, semalam baik-baik saja. Apa makanan bibi ada yang tidak enak?."

Bagaimanapun jika ini benar karena masakan nya, tamatlah riwayat nya. Haruto mungkin akan marah besar hingga memecatnya.

Junkyu menggeleng, selama ia memakan masakan bibi, tidak pernah akan seperti ini. Ia pun bingung ketika bangun dari tidurnya, junkyu merasa sangat lemas hingga mual.

"Mau bibi buatkan bubur?."

Junkyu tetap menggeleng.

Bibi menghela nafas, ia bingung harus menangani junkyu bagaimana.

Beberapa detik kemudian, junkyu menutup mulutnya, dan berusaha untuk bangkit dari kasur. Namun na'as, ketika dua langkah ia berjalan, ia terjatuh tak bisa menahan tubuhnya.

"JUNKYU!!."

Suara itu tak luput dari pendengaran haruto yang sedang berjalan turun dari tangga. Hingga haruto bergegas menghampiri kamar junkyu.

"Ada apa? Junkyu?!."

Haruto langsung saja membantu junkyu berdiri  dengan bibi yuri berada di sisi lain.

Junkyu terlihat masih menutupi mulutnya, rasa mual nya kian terasa. "Hoeekk."

Haruto yang melihat itu langsung membawa junkyu dengan cara bridal style, menuju kamar mandi.

Dengan hati-hati haruto menurunkan junkyu tepat didepan wastafel. Saat itu pula junkyu mengeluarkan isi perutnya, hingga terlihat hanya cairan bening saja.

Haruto mengurut tengkuk junkyu perlahan, hingga junkyu merasa lebih baik.

"Hiks, sakit."

Junkyu merasa tenggorokan nya terbakar, tentu saja karena banyaknya cairan perut yang keluar.

Haruto menahan tubuh junkyu, karena junkyu tidak sanggup menahan bobot dirinya sendiri. Rasanya tidak ada energy sedikitpun.

"Sudah?."

Junkyu mengangguk, haruto membersihkan wastafel didepannya, lalu mengusap bibir junkyu dengan air. Mengusap rambut junkyu yang terdapat keringat.

Haruto kembali membawa junkyu dan merebahkan dikasur. Bibi terlihat masih disitu, dengan segelas air hangat ditangannya.

"Junkyu, minumlah dulu."

Junkyu akan meraih gelas itu, namun tangan besar haruto lebih dulu meraihnya.

Haruto membantu junkyu meminum air putih itu, dan berakhir junkyu hanya menghabiskan 3 tegukan saja.

"Tuan haruto, junkyu tiba tiba seperti ini. Apa kita harus membawa junkyu ke dokter?."

Haruto menggeleng, "Tidak usah, biar aku saja yang memanggil dia untuk kesini."

Bibi yuri mengangguk, ia melihat junkyu dalam keadaan seperti ini membuat dirinya merasa bersalah. Apa dirinya tidak becus menjaga junkyu?

THE CONTRACT [HARUKYU] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang