CHAPTER 32

720 90 35
                                    

"Junkyu apa ini terlalu pagi untuk bermain bola?"

Bibi yuri melihat junkyu yang sudah anteng bermain birth ball di taman. Padahal ini masih sangat pagi.

"Hehe bibi, aku hanya ingin bermain bola ini dengan menghirup udara pagi yang segar."

Yuri menggeleng, sepertinya junkyu mulai ketagihan bermain birth ball.

"Baiklah, hati-hati."

Bahkan junkyu sudah mulai mahir memainkan nya tanpa dipegangi oleh bibi yuri. Ia pun merasa bangga karena junkyu tidak merasa takut untuk melakukan olahraga ini.

Haruto yang sedang berjalan menuju arah dapur, penglihatan nya melihat junkyu yang sedang asyik bermain birth ball di taman. Langkahnya ia bawa menuju taman untuk menghampiri junkyu.

"Uwah?! Ya ampun haruto! Aku kira siapa." Junkyu terperanjat, mengusap-usap dadanya.

Haruto terkekeh melihat junkyu yang tidak sadar keberadaan dirinya.

"Berikan tanganmu."

Junkyu melihat uluran kedua tangan haruto, berniat untuk membantu junkyu agar lebih leluasa dalam menggerakan bola.

Tangan junkyu menerima uluran haruto, melanjutkan kegiatan bermain birth ball itu dengan semangat.

"Apa yang kau rasakan setelah menggunakan birth ball ini?."

"Pinggang ku setidaknya tidak terlalu sakit."

Haruto mengangguk.

Terhitung sudah satu jam lamanya junkyu bermain dengan birth ball, haruto menyarankan untuk menyudahi kegiatan tersebut agar junkyu tidak terlalu kelelahan.

⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆

Perlengkapan bayi rupanya mulai mengisi kamar yang akan ditempati oleh calon anaknya. Tepatnya pada sisi kamar junkyu, terdapat satu kamar kosong yang dipilih oleh haruto untuk menjadi kamar anaknya kelak.

Terlihat cat tembok kamar yang sudah diwarnai biru langit, hingga dihiasi cat putih bergambar awan. Tema kamar ini sangat cocok untuk bayi.

Semakin menyadarkan junkyu bahwa anaknya akan segera lahir didunia, dan perpisahan dengan anaknya hampir didepan mata.

Junkyu tersenyum, setidaknya ia percaya bahwa haruto tidak main-main dengan niat nya yang ingin memiliki anak. Terlihat kesungguhan nya pada calon anaknya itu hingga membuatkan kamar selayak ini.

"Apa kamar ini bagus?."

Junkyu menoleh pada haruto yang berada disampingnya.

"Ya, ini sangat bagus." Ujarnya, diiringi senyum tipis.

Kasur bayi, lemari, hingga sofa sudah mengisi kamar ini. Hanya tinggal menunggu saja sang calon penghuni lahir, untuk menempati kamar tersebut.

Terlihat haruto tersenyum, hal itu tak luput dari pandangan junkyu. Ia yakin, dengan ekspresi yang haruto tunjukan mampu ia simpulkan bahwa haruto tidak sabar menunggu sang buah hati lahir ke dunia.

⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆

"Junkyu? Sedang apa?."

Bibi yuri melihat junkyu mengeluarkan setumpukan baju dari lemarinya. Baju-baju itu kemudian dimasukan kedalam kantong.

"Hai bibi, aku hanya membereskan baju ku kedalam kantong. Persiapan untuk aku pulang nanti."

Yuri menatap junkyu sendu, ia lupa bahwa junkyu hanya sementara disini.

THE CONTRACT [HARUKYU] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang