Junkyu memiliki rencana, jika ia sudah bekerja selama 10 hari, ia akan mencari tempat tinggal.
Dan tepat pada hari ini, ia sudah bekerja 8 hari lamanya. Junkyu memutuskan mencari apartemen untuk ia tempati. Bukan apartemen mahal, ia hanya butuh apartemen sederhana dan nyaman.
"Junkyu? Kau mau pergi kemana? Tumben sekali keluar malam-malam." Ujar ben.
Kebetulan ben sedang berbicang dengan salah satu security di depan pintu masuk, dan melihat junkyu keluar dari dalam club.
Junkyu sedikit membungkuk "Ah tuan ben, aku-"
Ben yang dipanggil 'tuan' itu segera menyela junkyu.
"Jangan panggil 'tuan', panggil saja ben. Kau seperti dengan siapa saja."
Junkyu tersenyum lalu mengangguk "baik ben."
Meskipun ben dan junkyu tidak banyak berbicara, junkyu merasa ben ini bukan orang yang kaku. Terlihat dari cara bicara nya yang santai, membuat junkyu nyaman berbicara dengan nya.
"Hey..kau belum menjawab pertanyaan ku."
"Aku akan mencari apartemen. Karena selama ini aku tidur di mess, jadi..aku ingin tinggal di apartemen."
Ben mengangguk paham "Aku kira kau mau kemana, aku sarankan kau mencari di Jln gyujo. Tidak terlalu jauh, jika berjalan hanya 10 hingga 15 menit. Disana mulai dari apartemen biasa, hingga paling mahal pun ada." Jelas ben. Junkyu mengangguk, akhirnya ia tahu dimana ia harus mencari apartemen.
"Terimakasih ben."
Ben mengangguk, memberi ok sign.
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
Malam ini haruto memutuskan untuk makan malam bersama ayah nya, dikediaman hanbin.
Sebenarnya hanbin yang mengajak haruto untuk sekedar makan malam bersama. Karena, mana mungkin anak nya itu inisiatif untuk mengajak makan bersama.
Makan malam ini hanya diisi oleh hanbin dan haruto saja. Para asisten? Mereka mengerti, bila hanbin mengajak makan malam apalagi dirumahnya sendiri, maka hal itu bersifat privasi. Pasti akan ada pembahasan penting yang akan hanbin ataupun haruto bicarakan.
"Bagaimana harimu haruto?." Tanya hanbin. Sekedar basa basi.
Haruto menatap hanbin "Baik."
Hanbin mengangguk paham, anak nya ini terlalu kaku dan tidak pernah basa basi. Pantas saja selalu jomblo *ups
Hanbin terlekeh pelan, membayangi suara batin nya tadi.
Tak lama, ia menatap haruto.
"Oh ya, bagaimana bisnis club mu? Terakhir mengunjungi club mu saat peresmian saja."
Haruto memakan makan malam nya, setelah itu menjawab "Baik, semua nya stabil tidak ada kendala."
Hanbin menatap menggoda pada haruto, dan menaik turun kan alis nya "Bisa lah ayah mengunjungi club mu lagi." Gurau nya.
Haruto tetaplah haruto. Ia hanya menatap sang ayah sekilas, lalu melanjutkan makan.
Hingga makan malam itu selesai.
Setelah meneguk air putih, hanbin melempari pertanyaan. "Bagaimana haruto? Sepi bukan?."
Haruto yang awal nya tidak paham dengan pertanyaan sang ayah, beberapa detik kemudian ia paham. Pasti ayahnya merujuk pada keturunan lagi. Haruto diam, memilih untuk tidak menanggapi.
"Haruto, ayah serahkan semua nya pada mu. Mau itu memilih pasangan, ataupun rencana kedepan mu."
"Ayah juga tidak akan menjodohkan mu, seperti dicerita-cerita fiksi."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CONTRACT [HARUKYU] ✓
Fanfic"We're not more than relation of contract" Everyone in life is gonna hurt you, you just have to figure out which people are worth the pain. (Semua orang dalam hidup akan menyakitimu, kamu hanya perlu mencari tahu orang mana yang layak untuk disakiti...