Junkyu mengerjapkan mata, menatap lurus jendela yang sudah diterangi sinar matahari. Tubuh itu mencoba bangkit dari posisi tidurnya, namun ketika ia mulai bangkit, daerah punggungnya sedikit merasakan sakit.
"Huh...ayo junkyu, kau pasti bisa!."
Perlahan ia bangkit, berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajah. Ia yakin, sebentar lagi bibi yuri akan mengingatkan sarapan.
Tok!
Tok!
Tok!"Junkyu, Sarapan sudah siap."
Benar saja, bibi yuri sudah mengetuk mengingatkan seperti biasanya.
Saat berjalan menuju meja makan, haruto sudah duduk di salah satu kursi.
Melihat junkyu yang sedikit tertatih karena kondisi kandungan nya yang sudah sangat besar, haruto bangkit menghampiri junkyu dan membantu berjalan sampai kursi.
Junkyu menghela nafas, berjalan menuju meja makan membuat dirinya sedikit lelah.
"Hai junkyu, hari ini bibi membuatkan omelet favorit mu!."
Mata hazel nya berbinar menatap omelet yang akhir-akhir ini menjadi makanan favorit nya tersaji di atas meja.
"Terimakasih bibi."
Yuri tersenyum membalas ucapan junkyu "sama-sama! Makanlah dengan lahap."
Ketika kedua nya telah usai menghabiskan sarapan, junkyu dihadapkan dengan susu hamil dengan vitamin yang selalu menemaninya.
"Apa kegiatan mu setelah ini?." Tanya haruto.
"Seperti biasa, berjalan santai di taman, dan menghabiskan waktu ku di mansion."
Haruto mangangguk, ia yakin junkyu bosan berada di mansion setiap hari. Maka dari itu, ia memiliki ide untuk menghubungi jihoon agar menemani junkyu disini.
"Baiklah, aku akan pergi. Hati-hati disini."
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
Semenjak tragedi danny yang secara tiba-tiba muncul kembali beberapa bulan lalu, hubungan ben dan jihoon semakin dekat.
Seperti pagi ini, sebelum pergi bekerja ben mulai rajin mengunjungi apartemen jihoon untuk sekedar menjemput hingga pergi kerja bersama.
Janji ben yang akan mengobati luka hati jihoon memang benar, karena ben selama beberapa bulan ini memperlihatkan rasa kasih sayang nya pada jihoon. Membuat hati jihoon sedikit demi sedikit terobati.
"Pagi ini kau masak apa?."
Tangan kekar itu melingkar dari arah belakang, dagu nya ia sandarkan pada pundak si manis didepannya.
"Hanya sup krim ayam, aku sedang malas memasak banyak jadi aku membuat sup." Ujar jihoon, diakhiri kekehan.
Ben mengangguk, mengendus kepala jihoon lalu mengecup tipis kepala itu.
Jihoon terkadang masih terkejut dengan serangan skinship yang ben berikan. Karena ben tidak ragu lagi untuk menujukan rasa cintanya pada jihoon.
"Sup sudah jadi, kau tunggu saja dimeja makan."
Sup di mangkuk rupanya telah habis dilahap. Lebih tepatnya ben yang telah banyak menghabiskan sup.
"Rasanya sangat enak melebihi chef dunia!"Ujar ben hiper bola, padahal bilang saja bahwa dirinya rakus wkwk.
Ting!
Ting!Jihoon meraih ponsel nya yang tergeletak di sisi kanan meja, ia meraih ponsel itu dan melihat siapa sang pengirim pesan di pagi ini.
"Tuan haruto?."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CONTRACT [HARUKYU] ✓
Fanfic"We're not more than relation of contract" Everyone in life is gonna hurt you, you just have to figure out which people are worth the pain. (Semua orang dalam hidup akan menyakitimu, kamu hanya perlu mencari tahu orang mana yang layak untuk disakiti...