Flashback (chapter sebelumnya)
Jihoon dan ben di taman mansion
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?."
Ben menatap jihoon yang berada di sisi kiri, kedua nya sedang duduk santai sembari menikmati suasana sore menjelang malam hari.
Jihoon melihat ben menghela nafas. sepertinya ada hal serius yang ingin dibahas, pikir jihoon.
"Dengar, aku tahu ini terlalu tiba-tiba untuk mengatakan nya. Tapi jihoon...aku menyukaimu."
Mereka terdiam. Seolah waktu berhenti saat ini. Keduanya tanpa memberi reaksi apapun.
Ben menyesal telah gegabah menyatakan perasaannya pada jihoon, karena ia tahu jihoon pasti akan terkejut. Melihat jihoon yang tidak memberikan reaksi apapun.
"Jihoon, maaf jika hal ini menganggu mu. Kau tidak perlu-."
Jihoon menyentuh pergelangan tangan ben.
"Sejak kapan kau menyukaiku?."
Sebuah fakta, ben telah menyukai jihoon semenjak jihoon bekerja di club. Rasa itu muncul ketika jihoon sudah bekerja selama 2 bulan. Ia selalu memperhatikan jihoon yang sangat bersungguh-sungguh dalam bekerja, hingga ben pikir sepertinya tidak memiliki kegiatan lain selain bekerja.
Moment itu membuat hatinya berlabuh pada sosok dihadapannya, ia ingin membuat jihoon agar tidak terlalu keras dalam bekerja. Ia ingin membuat jihoon merasakan perhatian nya.
Bahkan ada satu hal lain yang membuat ben semakin berlabuh pada jihoon, ketika senyuman manisnya mengembang hingga membuat mata bulat itu seperti bulan sabit yang berhasil menyihir perhatian ben pada jihoon.
Flashback off
Kembali pada situasi saat ini, jihoon kembali menatap ben seakan menagih jawaban "Sejak 2 bulan kau bekerja, aku mulai tertarik dengan mu jihoon."
Jihoon menatap langit, ia sendiri bingung menanggapi situasi ini. Tidak mengira ben akan menyatakan perasaan pada dirinya.
"Ben..aku menghargai perasaan mu padaku tapi...maaf, aku tidak bisa."
Jihoon menarik tangan nya kembali
"Kau tahu, saat ini aku sedang memperbaiki diriku sendiri. Menata yang perlahan telah hancur, dan menyusun kepingan-kepingan itu seperti semula."
Ben menatap jihoon bingung, "Apa yang terjadi sebelumnya padamu jihoon?." Terlihat lawan bicaranya menunduk.
"Ah maaf jihoon, aku terlalu jauh menanyakan hal privasi mu."
Jihoon menatap ben, tatapan itu sangat berubah dari biasanya. Jihoon terlihat rapuh.
Jihoon tersenyum getir "Sebelumnya, ada seseorang yang telah mencintaiku namun seseorang itu berakhir dengan menghancurkan ku." Ia menatap ben lekat.
"Membuat hati ku hancur dan mungkin saat ini hati ku mati rasa, melihat seberapa kejam nya dia padaku. Jadi, aku mohon padamu untuk tidak mencintai seseorang yang telah hancur hatinya seperti aku ben."
Tanpa sadar jihoon meneteskan air mata.
Ia segera mengusap air mata, sejujurnya jihoon benci terlihat lemah dihadapan orang lain. Namun karena situasi saat ini, yang membuatnya teringat oleh masa kelam yang dialaminya.
Ben mengusap punggung jihoon, ia baru menyadari bahwa jihoon mempunyai kenangan pahit dengan seseorang.
Dibalik sosok pekerja keras seperti jihoon, menyimpan luka dan bahkan saat ini sedang mengobati luka nya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE CONTRACT [HARUKYU] ✓
Fanfic"We're not more than relation of contract" Everyone in life is gonna hurt you, you just have to figure out which people are worth the pain. (Semua orang dalam hidup akan menyakitimu, kamu hanya perlu mencari tahu orang mana yang layak untuk disakiti...