Diluar ruang bersalin
"Sayang, jangan khawatir...junkyu pasti bisa."
Ben merengkuh jihoon kedalam pelukannya. Semenjak mereka berdua hadir disini, jihoon tak hentinya merasa khawatir dan gelisah.
Bibi yuri menoleh pada jihoon, mereka tengah duduk dikursi tunggu yang berada didepan ruang bersalin.
Diusapnya punggung jihoon yang masih berada didekapan ben "Aku percaya junkyu akan baik-baik saja jihoon, dia anak yang kuat."
Sang empu menoleh, membalas tatapan bibi yuri lalu mengangguk. Posisi jihoon diapit antara bibi yuri dan ben.
Tidak lama justin bersama kevin datang, keduanya terlihat sedikit ngos ngosan. Sudah pasti selama perjalanan kesini mereka berlari.
"Bagaimana junkyu?."
Bibi yuri menoleh menatap justin, "Sedang dalam proses bersalin."
Kelima orang itu dengan sabar menunggu, bibi yuri tak hentinya merapalkan doa untuk keselamatan junkyu dan anaknya, jihoon yang masih betah bersandar pada ben, hingga justin dan kevin yang menatap lurus pintu dihadapannya.
Oek!
Oek!
Oek!Suara itu menginterupsi semua orang yang menunggu didepan ruangan, tidak ada satupun yang tidak mengucap rasa syukur ketika mendengar suara tangis bayi yang menggema. Sudah pasti itu anak dari junkyu dan haruto.
Bibi yuri terlihat menangis haru bersamaan dengan jihoon yang menangis dipelukan ben.
"Ya tuhan terimakasih sudah menyelamatkan junkyu dan bayinya." Ucap bibi yuri. Kedua matanya masih tak henti mengeluarkan air mata.
"Aku sudah yakin kau bisa junkyu.."
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
Pintu ruangan itu akhirnya dibuka setelah selama 2 jam tertutup. Terlihat dokter james keluar terdahulu, disusul brankar yang membawa junkyu dan satu brankar bayi.
Haruto menatap semua orang dihadapannya, ternyata mereka sudah disini.
"Junkyu dan bayinya selamat, tidak memerlukan perawatan lebih. Jadi saat ini akan segera dibawa keruang rawat inap vvip, kalian boleh menjenguknya."
Jihoon menghampiri junkyu yang terlihat masih lemas, ia langsung memeluk sahabatnya itu dengan erat. Terdengar isakan kecil dari jihoon, junkyu tersenyum tipis dan mencoba membalas pelukan jihoon.
"Aku baik-baik saja jihoon, jangan khawatir."
Menepuk-nepuk punggung sahabatnya agar isakan itu berhenti. Tak lama pelukannya terlepas, jihoon mundur digantikan dengan bibi yuri yang meraih tangan junkyu dan mengusap-usapnya lembut.
"Syukurlah kau baik-baik saja junkyu, aku yakin kau bisa melewatinya."
Tangan junkyu mencoba mengusap pipi yuri yang terdapat air mata, bibirnya tersenyum. Bibi yuri memang sudah seperti ibunya sendiri.
Lalu yang lainnya menatap pada brankar bayi, terlihat seonggok bayi yang tertidur pulas. Mereka semua sangat penasaran dengan wajah sang bayi karena sedikit tertutup kupluk bayi, hingga posisi tidur yang menyamping.
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
"Perlahan saja junkyu, efek obat biusmu pasti masih terasa."
Kedua tangan junkyu dipegangi oleh yuri dan jihoon, saat ini junkyu akan berpindah menuju kasur rawat yang ada diruangan ini.
Tubuhnya perlahan terangkat, junkyu takut jika bekas jahitan yang berada di perut nya terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CONTRACT [HARUKYU] ✓
Fanfiction"We're not more than relation of contract" Everyone in life is gonna hurt you, you just have to figure out which people are worth the pain. (Semua orang dalam hidup akan menyakitimu, kamu hanya perlu mencari tahu orang mana yang layak untuk disakiti...