"Junkyu kau baik-baik saja kan?." Tanya jihoon
"Katakan apa ada yang mengganggu mu?." Diikuti oleh pertanyaan dari bibi yuri.
Haruto dan junkyu baru saja memasuki mansion, namun saat membuka pintu mansion junkyu sudah di bombardir oleh beberapa pertanyaan.
"Tuan haruto, apa foto itu benar?." Justin bertanya sembari menghampiri haruto.
"Kita bahas ini diruang tengah."
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
"Aku baik-baik saja, untungnya foto itu tidak menunjukan wajah ku. Sehingga orang-orang tidak mengetahui ku." Jelas junkyu, menjelaskan agar semua orang disini tidak mengkhawatirkannya.
Mereka semua mengangguk. Karena semua asisten haruto, sekaligus jihoon dan bibi yuri sedang berkumpul di ruang tengah.
"Jadi bagaimana? Apa langkah yang akan kau ambil tuan?."
Haruto menatap ben yang memberi pertanyaan. "Jangan ditanggapi, itu hanya rumor biasa. Semakin ditanggapi, aku yakin media akan semakin menggali informasi."
Haruto tahu betul cara bermain media saat ini, mereka berusaha membuat berita yang mereka pikir akan membuat gempar sehingga perusahaan media itu mendapatkan keuntungan. Tanpa berpikir bahwa berita yang mereka buat akan merugikan orang lain.
"Kita buat perhitungan saja, jika berita ini berhenti disini saja aku maupun junkyu akan baik-baik saja. Namun jika mereka mencoba membuat artikel lagi, aku akan bertindak." Jelas haruto, lagipula jika ia menanggapi berita tersebut akan membuang-buang waktu.
"Junkyu, kau tetap aman. Jangan khawatir." Junkyu menatap haruto lalu mengangguk.
"Baiklah, ini sudah jam makan siang. Aku akan memasak dahulu."
Yuri meninggalkan ruang tengah dan berjalan menuju dapur.
Membuat mereka semua menunggu, hingga akhirnya makan siang bersama.
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
"Apa berita itu benar haruto?."
Haruto menghela nafas, sudah ia duga ayahnya akan mengetahui berita ini.
"Apa kau akan mempercayai berita?." Haruto balik bertanya pada hanbin.
"Aku justru menghubungi mu untuk mengkonfirmasi langsung. Karena aku yakin berita diluar sana belum valid."
"Aku tidak berhubungan dengan siapapun."
Hanbin terkekeh "Padahal jika kau memiliki kekasih pun aku tidak masalah, aku akan mendukung itu."
Itu kan keinginan ayah batin haruto.
"Aku tidak menjalin hubungan dengan siapapun. That's it."
"Baik aku percaya."
Haruto memandang langit sore di jendela kamarnya.
"Apa masih ada yang ingin dibahas?."
Haha haruto tetaplah haruto. Hanbin heran, anaknya ini tidak pandai ber basa basi.
"Tidak, maaf menganggu waktu mu. Selamat sore."
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
"Lihatlah, berita itu berhasil menginjak no 1 di pencarian hari ini." Ucap nya dengan wajah senang.
"Apa kau memiliki 9 nyawa? Watanabe haruto adalah anak dari pemilik perusahaan terbesar saat ini."
"Lalu?."
Rekan satu kerja nya itu menunduk, tak habis pikir dengan kelakuan temannya.
"Apa aku harus menjelaskan nya?."
"Tidak perlu, aku yakin ini bukan apa-apa untuknya."
"Tetap saja bodoh! Media kita juga menjadi sorotan!."
Pria dengan nama jehwan ini hanya menatap teman nya itu datar, seolah perkataan nya angin lalu.
"Masa bodoh, ini pekerjaan kita. Jika tidak membuat berita maka media ini tidak akan memiliki keuntungan."
"Terserah kau saja." Teman jehwan itu pergi, meninggalkan jehwan yang menurutnya sangat gegabah.
⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆
"Aku baru menyadari, perut mu sudah mulai berubah."
Jihoon mengusap permukaan perut junkyu dengan wajah takjub.
"Hihi aku tidak sabar ingin menggendongnya."
Junkyu hanya fokus menonton tayangan tv, dengan posisi rebahan di sofa ruang tengah mengabaikan jihoon yang asik melihat dan mengusap perutnya.
Pemandangan itu dilihat oleh haruto maupun ben yang berjalan kearah mereka.
Junkyu segera merubah posisinya menjadi duduk, setelah melihat haruto dan ben.
"Pelan-pelan junkyu." Peringat haruto. Rasa posesif terhadap anaknya kembali kambuh.
"Junkyu ayo taruhan! Aku ingin kita menebak jenis kelamin bayi diperutmu." Usul jihoon.
"Jihoon sepertinya terlihat lebih antusias." Ucap ben pada haruto yang tentu saja terdengar oleh 2 pria manis.
"Tentu saja, aku yakin bayi ini akan lucu seperti junkyu." Diakhiri dengan tatapan menggoda pada junkyu.
Junkyu tersipu malu, ada-ada saja memang jihoon.
"Oke aku duluan, dia laki-laki!." Usul jihoon dengan lantang.
"Menurutku dia perempuan." Pada akhirnya ben pun ikut menebak.
"Tuan haruto? Apa tebakan mu?."
Haruto menatap junkyu lalu perut nya secara bergantian. "Aku tidak mempermasalahkan jenis kelamin nya."
Jihoon menatap haruto seperti 'aku butuh jawaban mu' sehingga mau tidak mau haruto mengikuti feeling nya bahwa anaknya akan berjenis kelamin "laki-laki."
"Wow 2 orang menebak laki-laki. Bagaimana junkyu?."
Junkyu tersenyum "Aku akan menjadi pihak netral saja."
"Haha okay aku terima alasanmu, sudah kuat perbandingan nya bahwa 2 suara memilih laki-laki dan 1 suara perempuan." Jelas jihoon.
Setelah menerka-nerka jenis kelamin anak yang dikandung junkyu, keempatnya melanjutkan acara mengobrol ringan dengan berbagai topik.
⋆˚࿔ TO BE CONTINUE 𝜗𝜚˚⋆
Chapter ini emg agak pendek ya kawand-kawand, dan to the point juga.
Tapi syukur deh kalo identitas junkyu gak bocor, jadi gak repot wkwkwk. Haruto juga, yang mikir dia makin ngekang itu nggak yaa. Karena ini bukan karena junkyu, jadi bukan hal yang tepat kalo haruto malah ngasih imbasnya ke junkyu:)
Udah sekian cuap-cuapnya ygy, ditunggu aja chapter selanjutnya di besok hari^^
Thankyouuu
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CONTRACT [HARUKYU] ✓
Fanfic"We're not more than relation of contract" Everyone in life is gonna hurt you, you just have to figure out which people are worth the pain. (Semua orang dalam hidup akan menyakitimu, kamu hanya perlu mencari tahu orang mana yang layak untuk disakiti...