CHAPTER 20

704 67 28
                                    

"Kau yakin akan pergi sendiri junkyu?."

Pagi ini bibi yuri sudah membantu junkyu untuk mengurusi barang yang akan junkyu bawa pulang.

Meskipun hanya diberi izin 1 hari oleh haruto, junkyu tetap senang. Setidaknya ia bisa menemui keluarganya.

"Yakin sekali, lagi pula aku selalu pergi sendiri kemana mana bi. Jangan khawatir."

Barang bawaan junkyu sudah siap, yuri dengan telaten membantu menyimpan nya di ruang tengah.

"Terimakasih bi, maaf aku merepotkan mu lagi hehe." Kekeh junkyu dengan mata sipitnya.

"Tidak masalah, itu sudah tanggung jawab ku junkyu."

Terlihat haruto membawa toples kecil bening berisi sesuatu berwarna coklat.

"Jangan lupakan ini, kau harus selalu meminumnya junkyu." Rupanya haruto memberikan susu bubuk kehamilan nya yang sudah ia kemas didalam toples.

Perhatian kecil ini mampu membuat junkyu terenyuh. Ia paham, pasti agar tidak terlihat oleh keluarga nya bahwa itu susu hamil.

"Vitamin sudah kau bawa?."

Junkyu mengangguk.

"Ayo aku antar, aku sudah memesan tiket kereta untuk mu." Ya, semua ini haruto atur sendiri. Tanpa menyuruh orang lain.

Haruto membawa tas berukuran sedang junkyu. Terlihat junkyu sedang menghabiskan gelas terakhir nya sebelum berdiri.

"Hati-hati dijalan junkyu." Bibi yuri mengusap kedua pundak junkyu, padahal dirinya hanya akan pergi sehari. Tapi rasanya junkyu ingin menangis.

"Hiks bibi huhu." Benar bukan, perasaan ibu hamil benar-benar sensitif.

Bibi yuri tertawa dan memeluk junkyu "ya ampun, ibu hamil ini sangat menggemaskan."

Haruto pun sedikit tertawa, lucu juga kelakuan ibu hamil.

Junkyu berangsur tenang, "Baiklah bi aku pamit." Meskipun suaranya masih bergetar karena menangis.

Haruto membuka pintu penumpang disamping kemudi, mempersilahkan junkyu untuk masuk terlebih dahulu. Disusul dirinya masuk berseta menyimpan barang di kursi belakang.

Mobil BMW putih itu meninggalkan pekarangan mansion.

⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆

"Ingin membeli sesuatu?."

"Tidak usah, aku masih kenyang."

Haruto mengangguk, menarik lengan junkyu untuk memasuki stasiun kereta.

"Tunggu disini aku akan menukarkan tiket."

Junkyu memilih duduk sembari menunggu haruto kembali.

Namun apakah perasaan dirinya saja yang salah atau tidak, karena semenjak memasuki stasiun ini, ia merasa beberapa orang memperhatikan mereka.

Junkyu menoleh pada sisi kiri dan kanan, tidak ada yang mencurigakan. Namun pada saat perhatian nya lurus, dari setiap sisi seperti ada yang mengintai.

"Ayo."

"YA AMPUN!."

Haruto menatap heran pada junkyu yang tengah terkejut.

"Ada apa?."

Dari pada dirinya membicarakan masalah ini pada haruto, yang ada dirinya batal diizinkan pulang. Lebih baik ia pendam saja. Lagipula takut ini hanya perasaan buruk nya saja.

Junkyu berdiri "Tidak ada, ayo kedalam."

Haruto pun tak ambil pusing, lanjut membawa barang junkyu. Hingga berjalan menuju tempat duduk yang tersedia di depan pembatas  kereta.

"Kereta mu akan datang dalam 10 menit."

Junkyu mengangguk.

Cekrek!

Junkyu maupun haruto menoleh secara bersama ke arah kiri. Mengikuti suara kamera yang mereka dengar.

Namun nihil, tak terlihat satupun yang memegang kamera.

"Tunggu sebentar." Haruto akan beranjak, namun junkyu menahan dirinya.

"Sebentar lagi kereta datang, kau mau meninggalkan ku sekarang?."

Benar juga, haruto kembali duduk.

Niat nya ingin mencari tahu siapa yang sudah tidak sopan memotret secara diam-diam. Itu melanggar privasi.

Dan juga junkyu, ia menahan haruto karena tidak ingin ada hal yang tidak diinginkan. Apalagi ini tempat ramai.

"Haruto, aku ingin...peluk." Junkyu menatap lurus haruto, entah sadar atau tidak dirinya mengucapkan kalimat itu seolah ada dorongan di mulutnya.

Haruto terkejut, namun ia sembunyikan dengan wajah datarnya. Sedikit aneh permintaan junkyu, karena tidak biasanya junkyu meminta pelukan.

Dengan ragu dirinya mendekati junkyu, hingga  merengkuh pundak kecilnya kedalam pelukan.

Kedua nya diam. Menikmati momen itu tanpa suara.

Entahlah, rasanya sangat nyaman direngkuh haruto. Apa ini kemauan janin nya?

Haruto menyandarkan dagu itu diatas kepala junkyu. Ia juga berpikir bahwa mungkin ini kemauan anaknya.

Tanpa mereka sadari, momen itu diabadikan oleh seseorang.

Selanjutnya keberangkatan seoul menuju chungju.

Haruto melepaskan pelukan itu, dan menatap junkyu. "Bersiaplah, kereta nya akan sampai."

Junkyu membawa tas itu ditangannya, lalu bersiap menuju gerbang pembatas kereta.

Sebelum melangkah, dirinya merasakan usapan dikepala. Siapa lagi jika bukan ulah haruto.

Junkyu berbalik menatap haruto

"Hati hati, kabari aku jika sampai."

Junkyu mengangguk. Tak lama kereta berhenti dihadapannya, pager pembatas terbuka hingga penumpang sebelumnya bergerombol keluar.

"Junkyu." Haruto lekas memegang tubuh junkyu yang sedikit terdorong orang-orang yang keluar.

"Tunggu sebentar, mereka masih banyak." Haruto memegang kedua pundak junkyu dari arah belakang.

Hingga terlihat aman untuk junkyu pergi, dirinya melepaskan pegangan. Junkyu menatap sebentar pada haruto, lalu pergi dengan senyum tipisnya.

Haruto masih bertahan pada posisi nya, memantau junkyu hingga kereta itu berjalan meninggalkan haruto.

⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆

"Lihatlah foto ini, sepertinya akan menjadi berita yang sangat sangat BOOM!."

Orang itu menunjukan hasil jepretan yang ia ambil.

"Wah bukan kah itu Putra tunggal tuan Watanabe Hanbin? Watanabe haruto?."

Laki-laki yang setidaknya berumur kepala 3 itu terkekeh lalu mengangguk.

"Benar, penerus watanabe ini terkenal tidak pernah bersanding dengan wanita ataupun pria bukan? Dan hari ini aku tidak sengaja melihat dirinya bersama pria manis, mungkin saja kekasihnya."

"Jika bukan?."

Pria itu tersenyum "Tidak apa, jika bukan pun berita ini akan tetap menjadi santapan lezat bagi para kaum haus gosip."

"Dan yang pasti membuat keuntungan juga bukan?." Tambah laki-laki lawan bicaranya

Pria itu mengganguk "Nah itu maksud ku hahaha."

"Kita tunggu saja."

⋆˚࿔ TO BE CONTINUE 𝜗𝜚˚⋆

Duh kira-kira siapa tuh paparazzi nya🫣

Btw gakerasa udah di chapter 20 aja yaaa🥹 so far gimana sama cerita ini guys? Maaf kalo semisal cerita ini masih banyak kurangnya:)

Semoga kalian selalu sehat❤️

Thankyouu, see u on weekend and...

SEE U NEXT CHAPT😎

THE CONTRACT [HARUKYU] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang