CHAPTER 18

646 63 29
                                    

Drttt!

Drttt!

Drttt!

Panggilan dari ponsel itu terus berdering, fakta bahwa sang pemilik masih menyelam dibawah alam sadar nya.

"Dasar, mungkin anak itu masih tidur."

Tanpa menunggu keputusan orang yang ia hubungi tadi, dirinya lanjut melakukan tujuan nya.

"Antar aku kerumah anakku."

⋆˚࿔ THE CONTRACT 𝜗𝜚˚⋆

Cahaya matahari mulai menembus jendela kamar, bias cahaya itu masuk hingga menyinari kedua mata yang sedang tertidur.

Tak lama dirinya sadar, ini sudah waktunya untuk memulai rutinitas.

Namun sebelum itu, dirinya tak lupa memeriksa ponsel nya.

"Ayah?."

Terlihat notifikasi miss call dari ayah, yang tak sempat ia angkat karena masih tertidur.

Tok!
Tok!
Tok!

"Tuan haruto, tuan hanbin menunggu mu di bawah." Panggil justin.

Langsung saja dirinya kelabakan, ingatan nya langsung mengarah pada junkyu. Bagaimana jika ayahnya mengetahui keberadaan junkyu.

Masa bodoh dengan keadaan nya yang sedikit berantakan, ia dengan setelan piyama nya turun menuju ruang tengah.

Benar saja, ayah nya sedang duduk di ruang tengah mengarah pada pandangan haruto.

"Selamat pagi haruto, tumben sekali kau belum siap?." Heran hanbin, karena biasanya haruto akan turun dari kamarnya setelah mandi sekaligus dengan penampilan kantor nya.

Haruto menghampiri hanbin "Mengapa ayah tak mengabari aku dulu jika kesini?."

Hanbin terkekeh "Aku sudah menghubungi mu sebelumnya, namun tidak kau angkat. Bagaimana aku akan mengabari hm.?

"Ada apa ayah kesini?." Tanya haruto to the point.

"Apa aku tidak boleh mengunjungi anakku sendiri?."

Haruto hanya diam, ayahnya terkadang diluar prediksi.

"Aku ingin sarapan pagi dengan anaku, apa aku salah?."

Haruto menghela nafas "Tidak."

"Baiklah kalau begitu, ayo sarapan bersama. Tapi apa kau yakin dengan penampilan seperti itu?."

Benar saja, haruto lupa bahwa dirinya belum bersiap-siap. Ini karena dirinya telalu panik.

Omong-omong alasan dirinya panik, ia jadi teringat bahwa dirinya seperti ini karena mengingat junkyu.

"Aku akan siap-siap, tunggu saja."

Haruto bangkit, bukannya menuju tangga yang mengarah pada kamar nya, namun ia mengarah pada kamar tamu. Hal itu tak lepas dari pandangan hanbin.

Mengapa dirinya ke arah kamar tamu?

Namun hanbin memilih acuh, toh ini rumah anaknya bukan? Haruto berhak melakukan apapun dengan rumahnya.

Tanpa mengetuk pintu, haruto memasuki kamar junkyu. Terlihat junkyu meringkuk di kasur, menandakan bahwa sang empu masih menyelam di alam mimpi.

Haruto cukup lega, ia takut jika junkyu keluar kamar dan bertemu ayah nya. Sudah membayangkan bahwa ayahnya akan mencecar banyak pertanyaan untuk ia jelaskan.

Mau tidak mau dirinya mengambil kunci kamar, dan mengunci kamar itu dari luar. Menghindari resiko yang sudah ia bayangkan.

Tak lama haruto sudah siap dengan penampilan kantor, berniat kembali turun menuju meja makan.

THE CONTRACT [HARUKYU] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang