Starting To Understand Each Other

136 7 0
                                    

“Noctis!” panggil Jansen dari arah ruang keluarga pada Noctis yang sedang berjalan melewati ruang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Noctis!” panggil Jansen dari arah ruang keluarga pada Noctis yang sedang berjalan melewati ruang tersebut.

Noctis tampak berhenti seraya menggertakkan giginya singkat. Mau tidak mau, ia harus menghampiri pria yang katanya adalah ayah kandungnya tersebut.

Noctis berbalik, ia masuk ke dalam ruang keluarga seraya duduk di salah satu sofa yang terdapat di ruangan tersebut. Ia masih enggan menatap Jansen. Untuk itu, ia hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Maaf, Papa udah menekankan sesuatu yang memang belum saatnya, pada kamu,” sesal Jansen sembari menatap lekat wajah sang putra.

Noctis mulai mengarahkan pandangannya pada Jansen. “Kalo Papa, Noctis ngerti. Papa ngomong kayak gitu karena Mama Shany yang menekan.”

Jansen lantas tersenyum tipis. Ia baru menyadari jika Noctis bisa diajak bicara dengan baik.

“Oh, ya!” Noctis kembali teringat pada suatu hal. “Mama Shany nginep di mana, Pa? Noctis pengen ngomong langsung soal yang kemaren. Mau gimana pun, Noctis berhak memutuskan, kan?”

Jansen menganggukkan kepalanya pelan. “Kamu memang berhak memutuskan. Tapi, kamu juga harus ingat, seburuk apa pun ibu kamu memperlakukan kamu, dia tetap wanita yang sudah melahirkan kamu. Jadi, kamu harus menghormati ibu kamu sebaik mungkin. Siapa tau, ibumu akan berubah jika kamu memperlakukannya dengan baik,” imbuhnya dengan tulus.

“Hm, Noctis pasti berusaha sebisa Noctis,” pungkas Noctis semantap mungkin.

Jansen kembali mengibarkan senyuman tulusnya. “Mama kamu nginep di rumah Om kamu. Kalo kamu mau, biar Papa antar kamu ke sana.”

Noctis segera menggelengkan kepalanya. “Noctis bisa sendiri, kok, Pa. Lagian, rumah Om Thunder gak jauh-jauh amat.”

“Ya, sudah. Besok pagi, kamu segera ke sana sebelum Mama kamu ke sini lagi. Jangan membuat keributan apa pun di rumah Om kamu!” tegas Jansen seraya mengingatkan Noctis.

“Papa tenang aja.”

Dari balik tembok ruang keluarga, samping pintu masuk ruangan tersebut, Saga mendengar perbincangan antara Noctis dan Jansen dengan begitu seksama.

Ia tampak menyandarkan punggungnya pada tembok sembari sesekali mengusap dadanya. Sepertinya, ia sedang merasa jika Jansen saat ini sedang memperlakukan Noctis, layaknya putra kandungnya sendiri.

Padahal, setiap hari Jansen selalu memperlakukan anak-anaknya dengan sama rata. Malam ini, Jansen berlaku halus pada Noctis karena Noctis sendiri tidak memberontak.

Hanya saja, karena Saga sudah mendengar kenyataan yang seharusnya tidak ia dengar, membuat pola pikirnya terhadap Noctis dan Jansen menjadi berubah drastis.

Karena memikirkan semua ini cukup membuat dadanya sesak, akhirnya Saga memutuskan untuk kembali beranjak dari sana. Ia mulai berjalan dengan sedikit cepat menuju ke kamarnya di lantai dua.

NOCTIS SAGARA RYDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang