An Agonizing Reality

76 8 0
                                    

S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

achie baru saja sampai di depan kosan Vernon, bersama dengan Vernon sendiri yang mengawalnya dari depan.

Gadis tangguh itu segera keluar dari dalam mobilnya seraya berlari ke kamar yang sudah di tunjukkan oleh Vernon. Sachie segera membuka pintu kamar tersebut dengan cukup kasar karena ia sangat kesal pada Ryder yang sama sekali tidak memberinya kabar.

BRAK !!!

Bukan Ryder yang terkejut melihat kedatangan Sachie, melainkan Sachie sendiri yang terkejut karena melihat keadaan Ryder yang begitu memprihatinkan.

Ryder tampak duduk di atas kasur karpet dengan kondisi sudah mabuk parah. Tapi, ia terlihat masih sedikit sadar.

Sachie membelalakkan matanya di ambang pintu, sedangkan Ryder hanya tersenyum tengil sembari melambaikan tangan pada sang pacar, tanpa rasa bersalah sedikit pun.

PRANG !!!

Sachie lantas meraih botol minuman yang akan Ryder teguk kembali isinya, seraya melemparkannya ke sembarang arah. Gadis tangguh itu mulai menatap sangat marah pada sang pacar karena ia benar-benar tidak menyukai pria pemabuk.

PLAK !!!

"SADAR, GAK, LO!!?" Sachie spontan menampar rahang Ryder agar kesadarannya kembali normal.

Ryder tidak bergeming ketika di tampar. Ia malah kembali tersenyum seraya membawa Sachie ke dalam dekapannya.

Didekapnya dengan erat tubuh Sachie walaupun gadis itu terus memberontak sekuat tenaganya. Niat Ryder hanya ingin mencari sumber kekuatan dari dekapan tersebut. Hanya saja, kondisinya sedang mabuk sehingga membuat Sachie tidak ingin disentuh olehnya.

"Gimana perasaan lo ketika tau kalo bokap lo pernah melenyapkan seseorang di masa lalu?"

Degh ...

Sachie langsung terdiam setelah ia mendengar pertanyaan dari Ryder. Pertanyaan dari orang yang sedang mabuk, tapi, terdengar begitu memilukan.

Ryder mempererat dekapannya karena Sachie sudah tidak memberontak lagi. Ia juga tampak menyelundupkan wajahnya pada cengkuk leher Sachie untuk mencari kenyamanan di sana, seperti biasanya.

Sesaat kemudian, Sachie mendengar isak tangis yang pelan. Gadis tangguh itu semakin melunak. Ia tahu, jika masalah yang sedang Ryder hadapi tidak sesederhana yang ia bayangkan.

Seorang kesatria geng motor yang seketika menjadi sangat cengeng dan lembek. Tak apa ... Ryder juga seorang anak yang normal. Hati anak mana pun akan hancur jika berada di posisi Ryder.

"Ada masalah apa sebenernya?" tanya Sachie, tangannya mulai terangkat untuk mengusap-usap lembut kepala sang pacar.

"Sebenarnya, orang tua gue dan orang tua lo saling mengenal di masa lalu. Sejak awal, gue udah tau semua itu karena Mama Elsa yang cerita ke gue. Tapi, karena awalnya gue punya niat gak baik sama keluarga lo, jadi, gue gak pernah bilang tentang semua ini."

NOCTIS SAGARA RYDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang