Endure With Restlessness

109 8 0
                                    

Pagi ini, Ryder baru saja sampai di depan gedung utama DMT Group untuk melaksanakan magang hari pertamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Ryder baru saja sampai di depan gedung utama DMT Group untuk melaksanakan magang hari pertamanya.

Jujur saja, ia merasa sedikit ngeri ketika ia akan masuk ke dalam gedung megah berlantai dua belas tersebut. Di dalam sana, mendiang ayahnya juga pasti pernah menginjakkan kaki untuk mengabdikan diri sebagai seorang pegawai.

Hanya satu hal yang ingin Ryder ketahui, alasan utama kenapa ada kejadian ketika Jansen melenyapkan nyawa ayahnya. Ryder meyakini jika ayah kandung dari kekasihnya itu tidak mungkin melakukan hal sekeji itu, tanpa sebab.

Untuk itu, Ryder harus mengorek informasi itu langsung dari pelakunya. Dengan cara, terus menempel dengan sang pelaku.

Perlahan, Ryder kembali melangkahkan kakinya, masuk ke dalam lingkungan kantor tersebut. Ia terus berjalan hingga ke depan pintu masuk. Di sana, ia melihat Iskandar yang sedang menjaga pintu seraya tersenyum tulus padanya.

"Akhirnya, kamu magang di sini juga," seru Iskandar dengan antusias setelah Ryder sampai di hadapannya.

"Iya, Pak. Siapa, sih, yang gak mau magang di sini? Perusahaan ini cukup bagus," timpal Ryder seraya membalas senyuman Iskandar.

"Ya, sudah. Kamu masuk ke dalam," titah Iskandar. "Di dalam, nanti kamu naik ke lantai tiga. Di sana, kamu tinggal masuk ke ruang HRD. Nanti, orang dari HRD yang akan memberitahu di mana posisi kamu magang."

Ryder lantas menganggukkan kepalanya. Setelahnya, ia segera masuk ke dalam kantor seraya berjalan menuju ke pintu lift.

Ia menekan tombol naik pada lift tersebut. Ketika ia sedang menunggu pintu lift terbuka, tiba-tiba ada seseorang yang datang seraya berdiri di sampingnya.

"Lo magang di sini juga?" tanya orang itu yang seketika membuat Ryder menoleh ke arahnya.

"Vero?" pekik Ryder dengan pelan.

Mimpi buruk apa yang hadir dalam tidur Ryder sehingga ia harus berada dalam satu tempat magang yang sama dengan saingan cintanya tersebut.

"Oh, ya ... Vero anak angkat pria itu. Udah pasti dia bakal magang di sini juga," gumam Ryder di dalam hatinya sembari kembali menatap lurus ke depan.

Ting

Pintu lift mulai terbuka. Keduanya tampak masuk ke dalam lift, tanpa saling bersuara. Suasana tidak terasa canggung walaupun mereka tidak saling memedulikan di dalam lift karena keduanya memang tidak memiliki niat untuk saling bertegur sapa.

Ting

Pintu lift kembali terbuka. Keduanya segera melangkah keluar dari dalam lift seraya berjalan menuju ke ruang HRD. Di dalam ruangan tersebut, mereka berdua langsung bisa melihat lima orang karyawan yang sedang berkutat dengan pekerjaan mereka.

Tok ... Tok ... Tok ...

Vero mulai mengetuk pelan pintu ruang HRD yang sedari tadi terbuka lebar. Aditia -- manajer HRD, langsung menyuruh Ryder dan Vero masuk seraya mempersilakan mereka berdua untuk duduk di hadapannya.

NOCTIS SAGARA RYDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang