Lima puluh Enam

206 1 0
                                    

Welcome to DC

Welcome to DC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Catrine melangkah menghampiri Nayna dengan langkah sepelan mungkin. Ia mendekati tempat tidur cucunya itu dan duduk disamping Nayna yang masih terlelap. Catrine membelai puncak kepala Nayna lembut. Melihat wajah Nayna yang teduh mengingatkan dirinya pada menantu dan putranya.

Bisa dikatakan jika Nayna lebih cenderung mirip kepada Xavier. Itu terlihat jelas dari warna rambut dan wajahnya, sedangkan mata dan warna kulit lebih kepada ibunya. Melihat Nayna, ada banyak sekali rahasia yang membuat nya tidak segera menjemput Nayna. Bukan karena tidak peduli pada cucunya, tetapi mereka masih menunggu waktu yang tepat untuk menemui Nayna.


"Eugh.... "

Gadis itu melenguh dan membuka perlahan matanya. Hal pertama yang berhasil masuk kedalam retina Nayna adalah sosok wanita lanjut usia tengah tersenyum padanya.

"Kamu sudah bangun sayang,"

Nayna kembali mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba menetralkan pandangannya dengan cahaya lampu. Jantung Nayna kembali berdegup kencang. Sebuah ingatan masa lalu kembali terpatri di benaknya. Melihat sosok neneknya, berbagai pertanyaan muncul dikepala Nayna. Pertanyaan-pertanyaan itu, kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang mereka menjemputnya? Kenapa tidak dari dulu saja?


Nayna segera beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menjauhkan diri dari Catrine. Memandang wanita itu dengan tatapan tidak suka. Pupil mata Nayna seketika berubah kelabu, Aluna kembali mengambil alih tubuhnya. Melihat tatapan tidak suka Nayna padanya, Catrine semakin merasa sakit.


"Nayna, ini nenek sayang. " ucap Catrine berusaha mendekati Nayna.

"Jangan sentuh aku,aku bukan Nayna!! "

Catrine sontak terkejut mendengar ucapan gadis itu. "Sayang maafkan nenek karena baru__"

"Enough. Nayna tidak mempunyai seorang nenek seperti anda! " pungkasnya menohok.

"Nayna, maafkan nenek sayang karena telat menjemput mu, "

Catrine tetap berusaha mendekati Nayna dengan mata berkaca-kaca. Hatinya sakit melihat Nayna tidak mau mengakuinya. Gadis itu menyeringai, mengeluarkan sebuah pisau dari saku celana nya. Berjalan mendekati Catrine. Wanita itu spontan membulatkan matanya mendapati sebuah pisau yang dipegang cucunya. Ia beringsut mundur kearah pintu keluar.

"Sayang, dengarkan nenek letakkan kembali benda itu. "

Gadis itu tidak menggubris ucapan Catrine. Ia semakin mendekati neneknya dengan mengayunkan pisaunya pada wanita itu.

Dangerous Couple {Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang