Malam minggu

64 45 35
                                    

Seperti biasa, walaupun acara sudah selesai masih banyak tugas-tugas yang harus ia lakukan. Seperti, membuat hadiah dari makanan yang sudah mereka bawa. Astamita, menghela nafas berat ketika yang berada di sekolah tinggal dirinya bersama dengan Hiraya, Sera dan juga Shaqalla yang merupakan teman dekat Astamita. Semua fasilitator langsung menghilang bagaikan di telan bumi ketika mereka sudah menganggap acara selesai. Padahal, masih ada acara pembagian hadiah yang akan di lakukan di Senin pagi yang akan datang.

"Mit, seharusnya lo marahin tuh fasilitator biadab!" beo Shaqalla kesal kepada Fasilitator yang sudah pergi padahal tugas-tugas mereka belum selesai.

"Bisa bisanya mereka tiba-tiba izin pulang di saat tugas hadiah belum selesai?!" Shaqalla terus saja menggerutu sembari merakit hadiah makanan yang ia bentuk dengan berbagai bentuk.

"Biarin aja lah, Kal. Mungkin mereka cape" balas Astamita.

"Gua juga cape kali" sarkas Shaqalla.

"Yaudah, lo kalau mau pulang. Pulang aja" ucap Astamita tak mau di ribetkan oleh hal yang seharusnya menyenangkan.

"Gua kalau ga kasian sama lo, dari tadi udah pulang mit" Shaqalla mendengus kesal, ia menaruh gunting yang ia pegang untuk menatap Astamita di sampingnya.

"Lo kayaknya terlalu baik buat jadi ketua osis. Gua kesel sama lo yang ga pernah bisa marah sama siapapun. Padahal, tugasnya ketua osis itu cuman nyuruh nyuruh bukan ngerjain langsung" Astamita terdiam, ucapan Shaqalla ada benar nya juga. Mengapa ia tidak bisa marah kepada seseorang? mengapa ia harus selemah ini untuk menjadi ketua osis? apa dia kurang pantas?

Hembusan nafas kecewa dari Astamita terdengar membuat Shaqalla tak enak hati. Ia kemudian menyimpan gunting dan makanan yang sedang ia pegang lalu beralih menarik sebuah kursi dan memiringkan ponsel nya.

"Sorry kalau ucapan gua terlalu buat hati lo sakit, Mit. Gua mau nonton persib dulu, biar agak tenangan sedikit" katanya langsung fokus terhadap ponsel yang sudah menampilkan sebuah pertandingan bola yang ia gemari.

Astamita tak menjawab apapun, ia fokus merakit makanan itu. Ia terdiam bersama dengan Sera untuk memikirkan bagaimana caranya membuat hadiah yang banyak dari makanan yang banyak ini? apakah harus di bentuk menjadi buket atau semacam nya?

"Aku bakalan buat love buat hadiah cerdas cermat" ucap Astamita setelah terpikirkan suatu ide.

"Cerdas cermat siapa aja yang menang ?" tanya Hiraya merasa penasaran.

Astamita sejenak terdiam, ia kemudian mengingat siapa pemenang cerdas cermat. Yang tak lama ia ingat, "Rizky, Arasy, Arya, Rilham dan juga Rad—" mulutnya bungkam ketika ia ingat jika pemenang cerdas cermat itu adalah kelompok Raden. Senyum Astamita terukir membuat Hiraya melemparkan beberapa kertas karena merasa gemas.

"Pantes aja mau buat bentuk love. Orang buat crush" ejek Hiraya sembari tertawa.

"Gege anying ayena mah, boga crush" Shaqalla yang tengah sibuk menonton persib menimbrung.

"Diem" kata Astamita malu. Sera, Hiraya dan Shaqalla tertawa sejenak.

"Dia tadi ngasih surat apa buat kamu mit?" tanya Hiraya penasaran

"Kepo" balas Astamita dengan spontan sebelum dirinya sibuk membuat love dari banyaknya makanan yang sudah dia, Hiraya dan Sera bagi bagikan untuk setiap kategori hadiah.

Senyum Astamita terus saja terukir ketika ia melihat rakitan love dari makanan itu. Ia terus terbayang bayang wajah Raden yang ia lihat semakin mempesona. Belum lagi dengan segala tingkah laku nya yang membuat Astamita terpukau.

Apakah ini yang di sebut dengan jatuh cinta?

Apa Astamita sudah merasa jatuh cinta kepada sosok Raden Rigo Pratama?

14 DAYS LOVING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang