Astamita menghela nafasnya ketika ia harus membuang semua ekspetasi nya tentang pulang bersama dengan Raden. Sebab, laki-laki itu tiba-tiba saja membatalkan rencananya untuk pulang bersamanya.
Astamita yang kelebihan gengsi itu hanya mengangguk, walaupun di dalam hatinya yang paling dalam ia ingin sekali menanyakan alasan mengapa Raden membatalkan rencana pulang bersama? tapi, ya sudahlah. Mungkin, ini bukan takdirnya untuk berduaan dengan Raden.
Astamita langsung pulang ke rumah, ia langsung membersihkan diri, mandi dengan bersih dan menggunakan baju santai. Lalu, ketika Astamita sedang mengeringkan rambut tiba-tiba saja ponselnya berdering dan menampilkan sebuah notifikasi telepon dari Raden.
Astamita yang tadinya cemberut langsung menunjukkan senyuman indahnya kala ia mendapatkan telepon dari Raden. Rasanya, kekesalan nya kepada Raden hilang seketika.
"Halo?" sapa Astamita ketika ia baru saja mengangkat telepon itu.
Jantung Astamita rasanya berdetak dengan kencang ketika tidak ada balasan dari Raden.
"Kenapa, Den? ada apa?" tanya Astamita lagi dan lagi tidak ada jawaban.
"Bentar teh" jawab Raden yang tiba-tiba membisukan telepon nya.
Astamita hanya diam sembari menunggu apa yang ingin Raden obrolkan dengan nya. Atau ada gebrakan apa dari Raden untuk hatinya kali ini?
Namun, lagi lagi Astamita harus menelan ekspetasi nya. Ketika tiba-tiba saja telepon itu terputus dan di matikan.
"Babi, ga jelas amat!" decak Astamita kesal. Ia pun melempar ponselnya ke atas kasur dan kembali melanjutkan aktifitas nya untuk mengeringkan rambut basah Astamita.
***
"KAMU TUH PULANG SEKOLAH BUKANNYA KERJA ATAU MINIMAL BERES BERES RUMAH, MALAH NYANTAI NYANTAI AJA!"
Raden menghela nafas panjang ketika ia mendengar suara ibu nya di balik pintu kamar Raden yang sedang ia kunci. Laki-laki itu kemudian membisukan telepon nya saat ia akan membalas perkataan ibu nya.
"SEBENTAR, BU. AKU BARU BERES JEMUR PAKAIAN. INI LAGI ISTIRAHAT SEBENTAR" teriak Raden untuk membalas ibu nya.
"JANGAN BUANG BUANG WAKTU RADEN! CEPET LANJUT JAGAIN ADIK KAMU! IBU SAMA AYAH MAU PERGI KELUAR!" sahut sang ibu dengan nada tinggi yang sudah biasa di telinga Raden.
"IYAA, IBUU. NANTI AKU TURUN"
"JANGAN NANTI NANTI! SEKARANG RADEN RIGO PRATAMA!!!!"
Mendengar ibu nya memanggil nama panjangnya, Raden reflek mematikan telepon nya yang terhubung dengan Astamita. Ia kemudian menyimpan ponselnya di laci meja belajar dan membuka pintu kamar untuk menghampiri sang ibu.
"Nah, kan. Kamu pasti lagi enak-enakan tidur di dalem?!" ujar sang ibu, matanya membulat tajam dengan menatap Raden kesal.
Raden menggelengkan kepalanya, ia juga sedikit menunduk merasa takut dengan tatapan sang ibu.
"Enggak, bu. Aku enggak lagi enak enak—"
"Ngelawan terus!" Potong sang ibu ketika Raden belum menyempurnakan kalimatnya.
"Mau jadi apa kamu kalau ngelawan ibu terus?!"
"Maaf bu" ucap Raden suaranya hampir saja tidak terdengar dengan tubuhnya yang sedikit gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
14 DAYS LOVING YOU
Romance"Jatuh cinta itu memang indah. Namun, sayangnya indahnya hanya sesaat dan meninggalkan luka yang abadi" Astamita Asshira tidak pernah mengira jika dirinya akan kembali merasakan Jatuh cinta disaat dirinya sudah lama tidak pernah merasakan itu. Hatin...