bab 11

456 17 2
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم

-

-

"Khadijah memang mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu kepada Rasulullah, tapi dia tidak menjatuhkan harga dirinya."

🕊️🕊️🕊️

Setelah Asraf membeli pesanan Yesha ia langsung pulang ke rumahnya.

Baru saja ia turun dari mobil, Yesha sudah menyambutnya didepan rumah.

Tak tahu saja Asraf bahwa Yesha hanya makan siang saja lalu menunggunya didepan rumah, siapatau suaminya itu kabur dan tidak balik lagi seperti kemarin.

Yesha tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya, ternyata Asraf benar-benar membawakan pesanannya.

"Nih pesananmu." Ucapnya memberikan pada Yesha lalu berlalu menuju ruang tamu.

"Makasih!" Ucap Yesha menerima pesanannya, diangguki kecil oleh Asraf.

Melihat Asraf duduk di ruang tamu, Yesha mengikutinya dan lalu duduk disitu juga.

Asraf menghela nafas kecil melihat Yesha sedaritadi mengintilinya, ia sedikit risih namun tak bisa menegur atau berbuat apa-apa.

Namun Yesha tak banyak omong lagi, ia langsung memakan sepotong terang bulan, ia memakannya dengan lahap.

Asraf sedikit melirik pada perut Yesha, ternyata kandungannya sudah terlihat, ia bahkan melihat Yesha sedikit kesusahan berjalan, sebenarnya ia merasa bersalah namun bagaimana lagi, sudah terjadi.

"Mau?" Tanya Yesha mendapati Asraf sedang melirik dengan curi-curi pandang ke arah terang bulan yang sedang dipangkuannya, padahal tak tahu saja kalau yang sebenarnya Asraf tengah melihat baby bumpnya.

Asraf langsung menggeleng lalu mengalihkan pandangannya ke lain arah.

Yesha mengedikkan bahunya, lalu ia melanjutkan makannya.

Disaat malahap terang bulan tersebut, Yesha mengelus perut dan terus saja menggumamkan rasa syukur, ia membisikkan didalam hatinya berharap bayi dikandungnya mendengar ibunya,
"Adek, ini pemberian Ayah, semoga suka yaa, berjanjilah kelak untuk mencintainya juga, karena ibu juga mencintainya."

°°°

Sorenya, Yesha beranjak setelah menunaikan sholat ashar, ia hendak menuju kamar mandi.

Sebelum sampai ke kamar mandi, ia merasa sedikit pusing, hidungnya terasa basah.

"Mimisan lagi ni pasti." Batinnya.

Bertepatan dengan itu suara pintu terketuk dari luar kamarnya.

Tok

Tok

Tok

"Iyaa siapa?" Tanya Yesha.

"Saya." Jawab Asraf membuat Yesha membelalakkan matanya.

Ia panik segera menuju kaca dan mengambil berlapis-lapis tisu untuk menghapus darah yang keluar dari hidungnya.

Yeshaa [On Going]Where stories live. Discover now