bab 12

524 25 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Untuk gundah, lelah dan gelisahmu saya berdoa. Untuk mimpi, harap dan inginmu saya meminta. Untuk sesak, sakit dan sempitmu saya memohon Semoga tenang jiwamu dan lapang hatimu. Semoga tangismu hanya untuk-Nya, agar bahagiamu diwujudkan-Nya Semoga Allah menjagamu, wahai jiwa yang merindukan-Nya."

F.M🥀

-

-

-

-

🕊️🕊️🕊️

Di sepertiga malam, Yesha beranjak untuk menunaikan panggilan malamnya pada Sang Pencipta.

Sholat tahajud telah ia lakukan, saat menengadahkan kedua tangannya untuk meminta, ia menoleh memandang tepat di wajah Asraf.

"Untuk segala sakit yang selama ini telah ku lalui, sesungguhnya aku tak pernah kecewa dengan ketetapan-Mu, karena bagiku ini adalah bahasa rindu dan juga pandangan cinta-Mu padaku Ya Rabb. aku tak pernah sekalipun ingin membencinya, aku ridho ia menjauh dariku selama ini, terimakasih karena sudah mengetuk hatinya untuk pulang kerumah, ia mencoba menyamankan kembali hatiku yang sebenarnya mulai rapuh, aku bersyukur dan berterimakasih atas segala kebaikan dan belas kasih-Mu."

Derai air mata membasahi pipi Yesha, kebahagiaan yang membuncah dihatinya ketika bisa memandang wajah sang kekasih yang masih terlelap dari tidurnya.

Seandainya ini mimpi, ia tak ingin bangun dan melihat kehampaan saat tak menemukan wajah sang kekasih, sungguh keelokan yang sangat sempurna dihari ini.

Sembari menunggu waktu subuh, Yesha terus saja menggumamkan kata istighfar di mulutnya.

Saat adzan subuh berkumandang, ia berdiri dan membangunkan Asraf menyentuh lengannya dan menggoyangkannya. Ia berniat mengambil wudhu' kembali setelah sengaja membatalkan dengan menyentuh Asraf.

Selama ini Yesha belum pernah melihat Asraf sholat tepat dihadapannya, jadi ia merasa penasaran apakah selama ini Asraf sholat atau tidak.

Ditengah lamunannya, Asraf bergerak dan menoleh,
"Hmm?" Tanya Asraf dengan suara paraunya.

"Sudah masuk waktu subuh." Jawab Yesha.

Setelah mengatakan itu, Asraf mengangguk kecil tanpa mengeluarkan suaranya.

Yesha melepas mukenahnya lalu masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu' kembali, lalu disusul Asraf setelah Yesha keluar dari kamar mandi.

Saat Asraf sudah siap, Yesha menoleh dan tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Asraf, ia lengkap menggunakan sarung, baju koko, dan kopyah, yang tentunya belum pernah Yesha lihat selama ini.

"Kamu mau memandangi saya terus seperti ini?" Tanya Asraf melihat Yesha yang tak pernah lepas memandanginya.

"Eh Astaghfirullah, maaf!" Ucap Yesha segera berpaling dan berdiri untuk menjadi makmum.

Jantungnya sudah tidak aman lagi membayangkan bagaimana setelah ini akan diimami oleh suaminya.

Asraf tetap saja dengan mode dinginnya langsung memulai takbir, tanpa aba-aba.

Yeshaa [On Going]Where stories live. Discover now