bab 16

543 29 4
                                        

بسم الله الرحمن الرحيم
-

-

-

-

"Sayapku patah, tapi jiwaku harus tetap merekah, jiwaku tertikam tapi harus tetap diam, aku berjalan diatas luka yang katanya tidak seberapa."
@iffh.nf


🕊️🕊️🕊️

Yesha akhirnya pulang dengan menggunakan taksi online, ditengah kehamilan istrinyapun Asraf tega meninggalkannya.

Sesampainya dirumah sesuai dengan tebakan Yesha, Asraf tidak akan ada dikamarnya, entah dimanapun itu saat ini Yesha sudah kehabisan energi untuk sekedar mempedulikan itu semua.

Ia membersihkan badannya lalu melaksanakan sholat wajib.

Setelah itu ia merebahkan tubuhnya dan mengistirahatkan pikirannya, ia tak boleh terlalu stress agar bayi yang ada didalam kandungnya tetap baik-baik saja.

Saat Yesha sudah terlelap, Asraf datang dan menuju kamarnya.

Ketika ia membuka pintu kamarnya, pandangan yang pertama ia dapati adalah Yesha yang sudah terlelap.

"Bahkan setelah apa yang sudah terjadi kamu masih bisa tidur dengan tenang.." batin Asraf memandang wajah Yesha dengan ekspresi tak suka.

Lalu Asraf mengurungkan niatnya ke kamar itu, ia sudah muak melihat wajah Yesha, lebih baik ia tidak sekamar dengan Yesha untuk sementara ini.

Setelah berbalik dari kamarnya, ia mendapati Bu Suarsih yang hendak pergi ke dapur untuk mengambil air.

"Eh Bapak." Sapanya, Asraf hanya membalas dengan senyuman tipis.

"Saya malam ini akan bermalam di ruang kerja ya Bu, titip Yesha." Katanya tanpa basa-basi.

"Iya Pak!" Saut Bu Suarsih.

Lalu Asraf mengangguk dan meninggalkan Bu Suarsih ditempat.

Asraf membuka pintu ruang kerjanya, ia akan malam ini akan tidur diruang kerjanya. Ia beralibi ingin menyelesaikan pekerjaan, karena tak mungkin ia mengatakan pada Bu Suarsih bahwa telah berselisih dengan Yesha.

Tengah malam Yesha terbangun, perutnya mengalami kontraksi, terasa sangat kaku, sampai Yesha menggigit bibirnya sendiri guna mengurangi rasa sakitnya.

Ia kemudian duduk dan hendak menjangkau air di meja dekat ranjangnya, namun tangannya tak sengaja menyenggol gelas tersebut hingga jatuh dan pecah berserakan di lantai.

Mendengar suara pecahan, Bu Suarsih segera pergi menuju arah suara tersebut.

"Ya Allah non!!" Pekik Bu Suarsih, ia segera menghampiri Yesha yang tengah kesakitan. Ia segera menyingkirkan pecahan-pecahan gelas kaca tersebut agar tidak melukai Yesha melihat Yesha hendak turun dari ranjang.

Keringat membanjiri dahinya, Yesha terus memegangi perutnya, khawatir terjadi apa-apa pada kandungannya.

"Tolong Bu, perut Yesha sakit sekali..." Ucapnya lirih, Bu Suarsih panik mendengarnya.

"Tahan sebentar non, Bu Suarsih panggilkan bapak ya!" Ucap Bu Suarsih, namun ketika hendak berbalik, Yesha menahan tangan Bu Suarsih.

Yeshaa [On Going]Where stories live. Discover now