Yeshaa [On Going]

bab 6

فقط معجب به، لكن لاتتوقع انك ستحصل عليه
" Kagumi saja dia, tapi jangan berharap bahwa kamu akan memilikinya."

🕊️🕊️🕊️

Brak!!

"Semua ini gara-gara kamu!" Pekik Asraf setelah ia sampai dirumahnya.

Yesha menatap terkejut melihat Asraf yang tiba-tiba datang dan menyalahkannya.
Yesha lebih terkejut lagi menyadari dirinya tidak mengenakan hijab melainkan piyama rumahan, melarikan diri pun sudah tidak ada gunanya lagi.

"Maksudmu?" Jawab Yesha baik-baik

Dengan tidak sabar Asraf mendekatinya dan mencengkeram cukup keras pipi Yesha.

"Kalau saja semalam kamu tidak menahan saya pergi pasti sekarang dia tidak akan meninggalkan saya!" Tekan Asraf.

Yesha mendongak tersenyum getir,
"Mungkin kau dengannya memang belum berjodoh." Jawab Yesha yang mampu membuat Asraf naik pitam.

"Angkuh sekali jawabanmu, BELAJAR DARIMANA?" Bentaknya.

Asraf bukanlah orang yang suka dibantah, ia tak suka melihat lawan bicaranya terlihat berani.

Yesha terdiam mendengar kerasnya suara Asraf, ia baru menyadari sekarang bahwa Asraf tidak suka jika dirinya kalah dari lawan bicaranya.

Melihat keterdiaman Yesha, Asraf merasa geram sendiri, mengapa istrinya ini mendadak ciut untuk sekedar menjawab.

"JAWAB!!" Paksanya membuat Yesha memejamkan matanya takut.

Melihat itu, Asraf tersenyum tipis, puas berhasil membuat Yesha terdiam kaku, ia mengamati Yesha dari ujung kepala hingga ujung kaki lamat-lamat.

"L-lepas!" Ucap Yesha ingin menyingkirkan tangan Asraf dari pipinya.

Asraf melepaskannya, belum sedetik Yesha beranjak, Asraf menarik tangannya sedikit keras.

"Ikut saya!"

"Dapatkan hukumanmu!" Ujarnya menampilkan senyum jahatnya, dirinya menjadi tidak terkendali dan tidak dapat berfikir jernih saat ini.

"Ya Allah.." batin Yesha menangis.

°°°

Seperti angin yang merindukan hujan, begitupun Yesha yang merindukan Tuhannya. Tangisnya pun tak mampu menghilangkan rasa kecewanya hari ini.

"Maaf telah melewatkan panggilan tahajjudmu hari ini Ya Allah."

Ia terdiam menatap jendela hingga fajar menerpa wajahnya, ia tersenyum sebentar dan mengucap,
"Allah, aku berandai melihat-Mu di tempat kefanaan ini, aku tau Engkau Maha Tau apa yang aku rasakan saat ini.
Allah, aku belum berani kecewa terhadap kehendakmu."

Ia melihat sekelilingnya yang sudah rapih bersih dan tidak ada siapa-siapa selainnya.

"Apakah setelah ini aku masih sanggup melihatnya?"

Semenjak bangun dari tidurnya, Yesha tak melihat siapa-siapa selain dirinya, tentu ia mengingat apa yang sudah terjadi semalam.