bab 2

691 24 2
                                    

"Sama seperti halnya tempat baru, perasaan juga gitu, tidak terbiasa bahkan bisa jadi tidak bisa."

~Adiba Afsheen Myesha

🕊️🕊️🕊️

"Tapi ngga seharusnya gini Shel, kamu ngertiin aku dong!" Ucap seseorang di balik pintu rumah yang terhubung dengan taman.

Disisi lain Yesha mendengus mendengar percakapan suaminya dengan entah siapapun itu.

Sebenarnya Yesha tak ingin tahu, namun rasa penasarannya kali ini tidak bisa dikendalikan, padahal tugas yang Asraf beri belum rampung ia kerjakan.

"Dia telfonan sama siapa sih, dari tadi shal Shel shal Shel aja." batin Yesha penasaran.

"Yasudah, waalaikumussalam." Putusnya.

Raut wajah Asraf masih dalam mode serius, yaa walaupun memang sering begitu namun kali ini kerutan didahinya tampak kentara.

Ia mulai masuk dan tengah mendapat Yesha yang kini berdiri dihadapannya.

"Telfonan sama siapa si malem-malem gini?" Tanya Yesha baik-baik.

"Menguping pembicaraan orang lain itu suatu hal yang lancang, lagipula apa urusannya dengan kamu." Pungkasnya datar.

"Astaghfirullah.." ujar Yesha terang-terangan namun Asraf memilih abai dan berlalu meninggalkan Yesha.

Saat bergelut dengan pikirannya akhirnya Yesha memilih acuh lalu pergi menyusul Asraf ke kamarnya.

Sesampainya dikamar, ia mendapati Asraf yang sudah berada di atas kasur sambil memegang buku yang biasa ia baca.

Yesha memilih untuk duduk di kursi belajarnya lagi lalu melanjutkan tugas yang tadi belum selesai ia kerjakan.

Sudah berjam-jam lamanya ia mengerjakan tugas hingga waktu menunjukkan pukul 22.30, entah sudah berapa kali Yesha menguap karena mengantuk.

"emm, Pak, boleh ngga deadline tugasnya ditambahin sehari aja, saya sudah berusaha selesaikan malam ini tapi sepertinya masih tinggal beberapa-"

"Dari tadi ngapain aja kamu! Hanya tugas segitu saja tidak selesai!" Potongnya tegas tak mengalihkan pandangannya dari buku digenggamannya.

"Hanya segitu gundulmu! Ini banyak tauu! Astaghfirullah.."

Mungkin hidup dengan suaminya ini Yesha perlu banyak-banyak bersabar, selama ini tidak ada manusia semenyebalkan ini dihidupnya.

Ia memilih tidak menjawab lalu mengerjakan tugas tersebut hingga tuntas.

"Alhamdulillah, selesai juga." Gumamnya mengangkat kedua tangannya.

"Eh, udah tidur dia." Yesha melihat ke arah Asraf lalu ia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 00.15.

"Iyasih, udah malem, tidur juga lah kalau gitu." Yesha berjalan lalu mematikan lampu untuk tidur.

Jangan salah sangka dulu, selama mereka tinggal berdua, mereka tidak pernah tidur seranjang, tentunya atas kemauan Asraf, Yesha tidak pernah protes apapun, ia orangnya cukup cuek, namun apakah ia bisa cuek untuk hal-hal kedepannya?

Yeshaa [On Going]Where stories live. Discover now