Revive

103 10 0
                                    

Sore itu Daylight tampak sibuk. Pemimpinnya mengerahkan seluruh tenaga yang ia punya dan mencari bala bantuan dari seluruh pelayan dan pengawalnya. Menyuruh mereka mencari kain, handuk, mangkuk, api, dan banyak hal lainnya untuk dibawa ke dalam kamar Lorien.

Aweena tahu apa yang harus dia lakukan.

Penawar Obsidian memiliki bahan yang sama dengan ramuan untuk membuat penawar Steelheart. Hanya membutuhkan tiga, yaitu darah hewan buas dari Dawnshade, Fleuria, dan juga air dari Life River.

Namun Lorien bukanlah kasus biasa, saat ini dirinya sudah dapat dikatakan tak terselamatkan, kecuali oleh satu hal.

Nouri.

Bukan karena dia itu Nouri, sang penguasa Nightfall, The Dark Lord, salah satu dari The Seven. Bukan. Tapi karena dia adalah belahan jiwa dari Lorien.

Aweena tidak mengetahui hal itu awalnya, hingga pada detik di mana Nouri berkata bahwa dia bisa mendengar detak jantung Lorien yang tak lagi berdetak, tak lagi dapat dia dengar. Pada kala itu Aweena tahu bahwa Lorien masih bisa diselamatkan, namun ia harus bergegas.

"Siapkan mangkuk kecil." Katanya pada satu pelayan yang langsung berlari keluar. "Api sudah siap?"

"Sudah, Yang Mulia." Pengawal lain telah menghidupkan api yang asapnya tertarik keluar jendela.

Di sudut ruangan, Ambrose berdiri. Pria itu baru saja memasuki kamar Lorien setelah mendengar bahwa Nouri telah membawa Lorien yang sekarat dengan kedua sayapnya.

Dua hal mengejutkan, sayap Nouri telah kembali ia gunakan, artinya pria itu sudah pulih. Lalu yang kedua, Lorien sedang sekarat. Apa yang terjadi? Ambrose ketinggalan banyak hal sepertinya.

Dia tidak berani berjalan mendekat. Aweena tampak sangat sibuk, gelagatnya yang biasanya setenang air danau kini sirna. Dia benar-benar panik dan seluruh gerakannya terkesan tergesa.

Ambrose melihat wanita itu memetik tiga kelopak bunga berwarna ungu, memecahnya menjadi beberapa kepingan kecil, lalu memasukkannya ke dalam mangkuk.

Entah kenapa firasat Ambrose buruk.

Matanya tak lepas dari seluruh pergerakan Aweena yang mengangkat botol kaca kecil berisi cairan merah pekat, lalu kepalanya seperti melihat ke sekeliling, sebelum dia terkejut ketika menyadari bahwa ada Ambrose di sana.

"Ambrose! Kebetulan sekali! Kau tahu ini darah hewan apa?"

Ambrose mengangguk, lalu berjalan mendekat. "Dari darah beruang. Mereka memburunya di Dawnshade. Kata Lorien beruang itu tengah kelaparan saat itu sehingga menyerang mereka untuk dijadikan santapan."

Anggukan kepala terlihat dari Aweena, namun bahunya sedikit merosot kecewa. "Pengawal!" Seketika satu orang datang menghadapnya. "Pergi ke Dawnshade sekarang. Buru hewan buas yang tampak dalam kondisi prima, lebih baik harimau atau singa. Ambil darahnya, kau mengerti?" Aweena memberikan satu botol kosong.

"Dimengerti, Yang Mulia." Lalu pengawal itu pergi bersama dua orang lainnya dari ruangan.

Ambrose mengernyitkan dahinya bingung, "Memangnya kenapa dengan darah yang itu?"

"Lorien butuh darah dari hewan yang lebih kuat. Darah dari seekor beruang apalagi dalam kondisi kelaparan tidak akan cukup untuk mengembalikannya." Dari kematian. Itu adalah kata terakhir yang tidak Aweena ucapkan.

"Tapi, apa sempat?" Ambrose melihat ke arah Lorien yang terkapar di atas tempat tidur. "Bukannya..., waktunya tidak banyak?" Suaranya kecil, mengatakan itu dengan berat hati.

Aweena menatapnya penuh arti, yang Ambrose sendiri tidak begitu mengerti apa maksudnya. "Waktunya tidak banyak, tapi jika aku membuat ramuan dengan darah ini, tidak akan ada gunanya. Air mata Nouri hanya cukup untuk satu ramuan. Jika yang ini gagal... tidak ada kesempatan lain."

High FaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang