Pagi itu Lorien telah duduk di dalam kamar Nouri, menikmati mentari pagi yang jarang ia dapatkan —karena matahari di Dawnshade selalu seperti siang hari. Sebuah buku tebal ia pegang pada satu tangan, segelas teh hamgat yang masih mengeluarkan uap terletak di meja dengan tatakan kaca tepat di hadapannya.
Matanya memang tertanam pada buku yang terbuka dalam genggaman, namun benaknya berada di tempat lain.
Dia memikirkan mengenai peringatan Aweena di perpustakaan sehari sebelumnya, "Life River hanya boleh diminum oleh orang yang terpilih. Untuk tahu Life River telah memilihmu hanya dengan mendatanginya dan dia akan langsung tahu siapa yang membutuhkan penyembuhan dan otomatis es yang melingkupinya akan terbuka dengan sendirinya, membiarkan orang terpilih itu mengambil airnya. Namun jika es tebal itu tidak bergerak, maka tidak ada jalan lain untuk mengambilnya, artinya dia tidak layak. Jangan pernah kau mencoba meminum air itu jika nanti Life River memutuskan untuk membuka dirinya, karena air itu hanya untuk Nouri yang membutuhkan penyembukan. Jika seseorang yang tak layak meminum airnya, maka air itu akan menjadi racun pada tubuh orang tersebut. Bukannya baik, air itu hanya akan membunuhmu."
Suara Aweena terus terngiang di otak Lorien. Sebabnya, dia khawatir. Nouri bukanlah seseorang yang dapat dikatakan baik hati. Dia takut Life River tidak akan membiarkan Nouri meminum airnya akibat seluruh kekejaman yang telah ia lakukan seumur hidupnya.
Namun Aweena juga sudah memberitahunya, bahwa tidak ada yang tahu bagaimana pertimbangan Life River dalam mengambil keputusan. Aweena menyuruh Lorien untuk tetap percaya dan tidak boleh putus asa.
Belum selesai rentetan pikiran di benaknya berteriak, Lorien mendengar suara pergerakan dari belakangnya. Dengan cepat ia tolehkan kepala dan melihat Nouri yang sedang berusaha duduk.
"Oh? Sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?" Lorien berjalan mendekat. Hendak membantu tubuh itu bangkit namun sudah terlambat, Nouri telah bersandar dengan nyaman di kepala tempat tidur empuk itu.
"Kau baca apa?" Bukannya menjawab, dia malah memperhatikan hal lain.
"Cara pembuatan penawar Obsidian. Aku sedang menghafal mantra yang harus diucapkan nanti." Tidak berbohong, sebelum benaknya berlari kemana-mana Lorien memang sedang menghafal mantra dengan bahasa asing itu.
"Oh, apakah sulit?"
"Tidak." Lorien menjawab dengan sedikit terlalu cepat. "Pasti bisa." Entah ia sedang meyakinkan Nouri atau dirinya sendiri, dia sendiri juga tidak yakin. Yang ia tahu, dia hanya harus selalu terlihat optimis.
Nouri hanya mengangguk. "Aku akan bebersih dahulu. Kapan kita akan pergi?"
"Setelah sarapan." Lorien kembali ke mejanya semula lalu menutup buku itu. "Aku juga akan bersiap-siap. Tunggu aku di sini, nanti kita berjalan bersama-sama ke ruang makan." Tepat setelah Lorien selesai berbicara, dia telah sampai pada pintu tanpa membawa buku tebal dengan sampul merah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Fae
FanfictionNightfall, sebuah wilayah yang dipimpin oleh Nouri, The Dark Lord, didatangi seorang tamu bernama Lorien yang merupakan penguasa Dawnshade. Semua orang tahu bahwa Nightfall dan Dawnshade adalah dua wilayah yang bertolak belakang dan tidak pernah aku...