Hunt

112 13 0
                                    

Lorien terbangun dalam posisi yang sama seperti saat ia tertidur di malam sebelumnya. Lalu ada satu kesamaan lagi di sana, yaitu suara seruling Nouri yang menyambut paginya.

Rasanya seperti lagu itu tidak pernah berakhir sama sekali, menemani tidurnya tanpa berhenti sedetikpun. Walau kenyataannya bukan begitu. Hanya saja Lorien tertidur sebelum lagunya berakhir, dan terbangun setelah Nouri mulai bermain lagi.

Pria berambut cokelat itu menatap ke atas sedikit, untuk mengintip keadaan Nouri yang duduk di dahan pohon di atasnya. Yang ia lihat adalah keindahan yang tak bosan ia agung-agungkan di dalam benaknya. Seluruh dari Nouri memang patut dipuja setiap detik.

Rambut hitamnya dengan lembut tertiup angin pagi, matanya terpejam dihiasi dengan bulu mata panjang nan lentik membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat, matahari sedikit-sedikit mengintip dari balik daun untuk menyinari sang pemimpin kegelapan, bahkan lagu yang ia mainkan terasa menghipnotis dan mampu membuat Lorien melakukan hal terkeji sekalipun jika pria itu menyuruhnya.

Rasanya Lorien tidak ingin bergerak sama sekali, agar Nouri tidak tahu bahwa dia telah terjaga, agar dia tidak menghentikan permainannya.

Maka itulah yang Lorien lakukan. Memperhatikan dalam diam. Menikmati dalam ketenangan. Hingga pada akhirnya lagu itu sampai pada not terakhir, mencapai penghujung lagu. Pada saat itu pula Lorien berani mengangkat suaranya, "Sudah beberapa kali aku mendengarmu bermain untuk menyambut pagiku. Aku suka." Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya tanpa dipikirkan terlalu banyak. Mungkin Lorien masih berada dalam efek hipnotis keindahan Nouri.

Sang pria yang sedang menyimpan serulingnya terkejut ketika ia mendengar suara Lorien dari bawah, baru menyadari bahwa pria itu telah bangun dan tengah memperhatikannya. Namun dia kembali bersikap seakan tidak terjadi apa-apa, lalu hanya menggumam untuk bertanya apa maksud dari ucapan Lorien tadi.

Maka Lorien menjawab, "Aku selalu mendengarkan lagumu tiap malam ketika aku berada di Nightfall, walau saat itu aku tidak tahu bahwa asal suaranya merupakan darimu. Namun setelah perjalanan, aku lebih sering mendengarkannya di pagi hari."

"Sedikit perubahan suasana bukanlah hal yang buruk." Nouri menjawab dengan seadanya, sedikit bingung ingin menanggapi seperti apa.

"Jika aku ditempatkan pada posisi dimana aku harus memilih, aku... aku tidak akan bisa."

Nouri rasa Lorien sedang meracau sekarang. Kalimatnya tidak ada yang dia mengerti sedikitpun, maka Nouri kembali bertanya, "Memilih apa?"

Namun dari nada Lorien yang terdengar jelas dan tanpa keraguan dapat mengatakan bahwa ia sepenuhnya sadar. "Untuk mendengarkanmu bermain seruling di pagi hari setiap bangun tidur ku, atau pada malam hari untuk membuatku terlelap."

Nouri terdiam. Tidak ingin tahu apakah ada maksud tersirat dari perkataan Lorien terhadapnya.

"Namun jika aku boleh meminta," Lorien berhenti sejenak untuk menarik napas. "Aku ingin mendengarkan keduanya. Di sepanjang sisa hidupku."

Benar. Maksud tersirat. Nouri paham.

Pria itu dapat merasakan tatapan lekat dari pria berambut cokelat di bawahnya, namun dia tidak memiliki keberanian untuk melawan tatapan itu. Tidak punya keberanian untuk membalasnya, atau untuk melihat maksud dari perkataannya dari raut wajahnya.

Nouri masih sibuk dengan pemikirannya sendiri ketika sebuah apel jatuh pada pangkuannya. Akhirnya ia berhasil melihat ke bawah, hanya untuk melihat Lorien yang sedang memetik buah apel pada dahan di dekatnya dan menggigit satu sisinya.

Dengan santainya pria itu berkata, "Sarapan."

Entahlah, mungkin Nouri telah berpikir terlalu jauh. Mungkin perkataan Lorien tadi hanya bermaksud untuk memuji permainan musiknya yang sangat amat ia sukai. Pasti hanya itu..., kan?

High FaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang