Part 2

10K 643 19
                                    

Happy reading💗

Satu bulan telah berlalu dan kini sudah ada perubahan dalam diri Sena atau Senandung, wajah yang tadinya banyak jerawat dan kusam kini sudah terlihat bersih serta cerah, hanya saja masih belum mulus lantaran semuanya butuh proses. Ini saja Sena bersyukur karena dalam melakukan perubahan ini suaminya tidak mengunjungi dirinya, Sena tebak pria itu sedang berbunga-bunga lantaran bisa semakin dekat dengan pujaan hatinya, Markisa. Sehingga sama sekali tidak pulang, karena Nevan hanya akan pulang saat dirinya dalam keadaan suasana hatinya tidak baik.

Sena tak mempermasalahkan itu, ia malah bersyukur dengan itu, dan Sena selama satu bulan ini tidak keluar kamar, untuk makan Sena selalu disiapkan dan dibawakan oleh pelayan pribadinya yang ternyata sangat baik pada pemilik tubuh ini. Karena yang Sena tau semua pelayan yang ada di mansion ini selalu mencaci maki dan tidak ada takutnya sama sekali pada dirinya yang notabenenya adalah nyonya di mansion ini.

"Nona, ini makanannya!" suara ketukan pintu dan disusul ucapan dari pelayan pribadinya pun membuat Sena berdiri dan membuka pintu kamarnya dengan pelan.

"Masuk Fera!" perintah Sena pada Vera yang membulatkan matanya terkejut, karena biasanya selama sebulan ini nona nya tidak memperbolehkan ia masuk kamarnya, tak ayal dengan cepat Fera masuk ke kamar nona nya.

Aroma lavender langsung menguar di indra penciuman Vera dan itu sangat menenangkan, mata Vera menatap Sena yang masih berdiri di depan kaca besar.

"Nona!" panggil Vera, membuat Sena sontak menoleh dan tersenyum manis pada pelayannya.

Tubuh Fera mematung melihat itu, ia tertegun melihat wajah cantik Sena dan senyuman manis milik majikannya itu.

"No-nona ini anda?" ucap Fera tergagap karena masih dalam keadaan linglung.

Sena terkekeh merdu yang lagi-lagi membuat Fera tertegun, dan ia pun hampir jatuh kalau saja Sena tidak menahan dirinya, "Hati-hati Ver."

Fera menyadari kebodohannya, "Maaf nona saya ceroboh, makanannya saya taruh sini ya," ucap Fera, lantas meletakan makanannya di atas nakas samping kasur Sena.

Sena tersenyum melihat Fera, "Fera sini duduk ada yang mau aku tanyakan pada kamu!" kata Sena lembut menarik pelan tangan Fera agar duduk di pinggiran kasur bersebelahan dengannya.

"Nona saya bisa berdiri tak perlu duduk di sebelah anda karena tak sopan," sanggah Fera tak menyetujui itu.

"Tolong duduklah, karena ini perintah Fera!" nada tegas yang di ucapkan oleh Sena pun membuat Fera menegang, dengan cepat ia duduk di sebelah majikannya itu.

Sena tersenyum melihat itu, ia lantas menatap Fera lamat, "Fera kamu tau kan kalau kehadiranku disini tidak diharapkan oleh tuanmu?" ucap Sena lirih.

Mendengar itu Fera sontak menatap iba Sena, nonanya sangat malang karena sudah kehilangan kedua orangtuanya lantas sekarang malah mempunyai suami yang tak punya hati seperti tuannya.

"Aku berencana akan segera mengurus surat perceraianku dengan Nevan," kata Sena lagi yang membuat Fera terkejut.

"Nona saya mohon jangan lakukan itu, walaupun sebelumnya tuan tidak mengharapkan nona tapi saya yakin jika kali ini tuan akan menerima nona, apalagi nona saat ini sudah sangat cantik!" sahut Fera memohon.

Sena terkekeh mendengarnya, "Jadi sebelumnya aku tidak cantik menurutmu?"

"Tidak nona, eh tidak maksud saya nona cantik hanya saja kemarin-kemarin nona kurang merawat diri, jadi terlihat kurang cantik. Apalagi nona sebelumnya tidak berani mengangkat kepala saat berbicara dengan orang, nona hanya terus menunduk seperti tak percaya diri!" jelas Fera cepat.

SENANDUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang