Tandai typo!
Markisa tersenyum cerah kala saat dirinya yang baru selesai membelikan makanan untuk staf tadi, kini melihat Nevan yang keluar dari kantor.
"Nevan!" panggil wanita itu, ia berlari kecil menghampiri pria tampan itu.
Leo dan Anggun yang melihat itupun menunduk, mereka berdua sudah tau jika Tuannya itu ada hubungan dengan office girls ini.
"Kamu dari mana?" tanya Nevan pada wanita yang sudah resmi menjadi kekasihnya itu.
Markisa tersenyum tipis mendengarnya, "aku baru saja membelikan makanan untuk staf tadi." sahutnya.
"Tuan, kita harus segera pergi!" sela Leo, karena memang klien nya mengabarkan jika sudah sampai.
"Kamu mau kemana, aku mau ikut boleh kan?" tanya Markisa menatap penuh harap pada Nevan.
Nevan terdiam, ia berpikir apakah tidak apa-apa jika membawa Markisa bersamanya?
Melihat wajah penuh harap wanita itu pun membuat Nevan menjadi tak tega, lantaran wanita itu juga dulunya pernah menolong dirinya. "Hmm."
"Makasih Nevan!!" ujar Markisa senang, ia langsung memeluk tubuh pria itu.
"Tuan tapi--" Leo yang ingin berbicara pun tak jadi kala melihat tatapan tajam Tuannya itu.
"Sekarang kita berangkat!" ucap Nevan datar, ia melepaskan pelukan Markisa, dan berjalan terlebih dahulu menunju mobilnya. Kemudian di susul Markisa.
Leo menghela nafas pelan, ia heran kenapa tuannya itu bisa tertarik pada wanita seperti itu, menurut Leo Markisa tidak ada spesialnya. Dia hanya sekedar punya sifat ceria, selebihnya wanita itu jelas minim sikap, tak ber value dan pastinya kurang pendidikan. Ia yang statusnya lebih rendah dari Nevan saja tidak mau jika bersama wanita itu.
"Ayo kita pergi, jangan membuat Tuan marah!" ujar Anggun, yang di angguki oleh Leo.
*********
Setelah sampai di mall tersebut pun, Nevan segera menunju restoran yang menjadi tempat lunch meeting.
Posisi Markisa kini selalu berada di samping pria tampan itu, ia tak henti-hentinya tersenyum manis karena merasa senang.
Sedangkan beberapa orang yang menunggu Nevan pun sontak langsung berdiri setelah melihat kedatangan pria itu.
"Selamat siang Tuan muda Mahardika" sapaan beberapa pria kepada Nevan.
"Siang, bisakah kita memulainya langsung?" Nevan tak mau berbasa-basi lagi, ia ingin cepat selesai dan segera kembali ke kantornya. Karena memang masih banyak kerjaan disana yang harus ia selesaikan.
"Baik tuan, saya juga sudah memesan beberapa makanan yang akan di antar setelah kita selesai membahas kerja sama ini." sahut salah satu orang disana dan hanya di angguki Nevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDUNG
FantasySenandung Rengganis adalah sosok karakter figuran dalam novel yang sangat menyedihkan, ia digambarkan dengan wajah yang buruk rupa serta sifatnya yang lemah mudah ditindas. Sosok tersebut juga selalu menjadi rasa pelampiasan amarah karakter protagon...