Tandai typo!!
_______________James dan Diana menatap heran pada anaknya itu. Karena sedari tadi Nevan hanya melamun setelah selesai makan malam.
Saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga, sadangkan Sena tidak ikut kumpul karena katanya sudah mengantuk dan pergi ke kamarnya.
"Nevan, apa yang kamu pikirkan. Apakah ada masalah dengan kantor?" James bertanya, karena mulutnya sedari tadi gatel, lantaran penasaran.
Nevan menatap Papanya sekilas, "Nevan tidak apa-apa." sahutnya malas. Pria itu kini memilih beranjak pergi, menunju kamarnya juga.
Memang kedua orang tuanya itu mengetahui jika anak dan menantunya pisah kamar. Namun mereka tak mempermasalahkan itu lantaran keduanya juga butuh beradaptasi akibat pernikahan paksa ini. Tapi James dan Rosa berharap keduanya segera saling mencintai, agar mereka saling bahagia dan segera bisa mempunyai anak.
"Pa, Mama sebenarnya curiga kalau Nevan itu ada hubungan sama office girl di kantornya," kata Rosa serius, memberitahukan pada suaminya.
James mengernyit heran mendengar itu, "Yang bener, tapi nggak mungkin deh Ma. Masak Nevan ada main sama seorang office girls."
Rosa mendengus malas, "Ck, kamu bilang begitu karena tidak melihatnya langsung. Tadi Mama sama Sena lihat Nevan metting di mall, tapi bawa office girls."
"Dan yang Mama lihat Nevan dekat dengan wanita itu karena duduknya aja di sebelah Nevan." lanjut Rosa, sedikit kesal karena suaminya itu yang tidak percaya.
Mendengar itu James mengangguk, "Kalau itu benar, kita harus cepat-cepat membuat anak kita sadar. Kalau perlu Nevan kita ruqyah saja!" sahutnya.
************
Prangg.....
Markisa melemparkan ponselnya sampai pecah. Wanita itu murka kala Nevan sedari tadi tak mengangkat telfonnya, bahkan beberapa pesan yang ia kirim pun dengan kurang ajarnya hanya dilihat, tidak dibalas oleh Nevan.
"Pria brengsek!!" Makinya dengan mata menyorot tajam.
"Sial, ini pasti karena wanita itu. Kata bibi istri Nevan tidak cantik, tapi kenapa tadi secantik itu." gumamnya kesal.
Karena yang ia dapat info dari bibinya itu, istri Nevan biasa saja, bahkan wajahnya katanya jelek tak ter urus. Namun kenapa tadi sangat berbeda dengan apa yang bibinya katakan padanya.
"Sekarang aku harus apa, kalau tau akan seperti ini dari dulu aku tidak akan jual mahal sama Nevan. Biar aku bisa lebih dapat kemewahan dari dulu."
Markisa kini memilih untuk keluar apartemen mencari makan, karena ia sangat pusing jika hanya berdiam sendiri di apartemennya.
Wanita itu mencari restoran terdekat yang tak jauh dari tempatnya.
Setelah sampai mata Markisa memicing kala melihat seorang pria yang menurutnya tak asing. Setelah melihat dengan jelas siapa pria itu, sontak Markisa tersenyum senang. Kakinya buru-buru melangkah untuk menghampirinya.
"Cavuer!" panggilnya ceria, pada pria tampan itu.
Cavuer menoleh, ia lantas tersenyum tipis, "Markisa?"
"Iya ini aku, kebetulan banget ya kita bertemu disini. Kamu sama siapa?" tanya Markisa beruntun.
"Sama asisten saya, baru selesai metting." sahut Cavuer sekenanya. Ia menunjuk pria disampingnya juga yang sebagai asisten.
Markisa mengangguk paham, ia menarik pelan bajunya ke bawah agar Cavuer dan asistennya itu melihat belahan dadanya, "Ehm, kalau begitu kamu ada waktu nggak. Bisa temenin aku makan?" tanya Markisa tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDUNG
FantasySenandung Rengganis adalah sosok karakter figuran dalam novel yang sangat menyedihkan, ia digambarkan dengan wajah yang buruk rupa serta sifatnya yang lemah mudah ditindas. Sosok tersebut juga selalu menjadi rasa pelampiasan amarah karakter protagon...