Part 9

8K 640 69
                                    

Happy reading💗

Nevan kini memilih pergi ke kantor lantaran ia ingin mengenyahkan segala pemikiran hal tentang Senandung yang ada pikirannya dengan berkas-berkas kerjaannya. Ia juga ingin melihat Markisa untuk membuktikan bawah hanya wanita itu yang Nevan cintai, dan tentang segala yang ia rasakan terhadap Sena tadi adalah perasaan penasaran saja.

Mendengar bahwa Nevan berangkat pun membuat Markisa senang, ia dengan cepat bergegas untuk menunju ruangan CEO.

"Markisa tolong belikan makanan di restoran depan ya, ini juga sebentar lagi udah waktunya jam makan siang, sekalian satu buat kamu juga gpp!" perintah dari salah satu staf di kantor itu pun menghentikan langkah Markisa.

"Tapi Bu, saya--,"

"Sudahlah cepat sana, kamu itu cuma office girl. Jadi harus nurut sama yang di atas kamu!" ketus wanita itu memaksa. Sehingga mau tak mau membuat Markisa menuruti perintahnya.

Memang kebanyakan pekerja disini itu tidak menyukai Markisa, lantaran banyak pria yang tergoda pada wanita itu. Sehingga banyak yang iri dan terang-terangan memusuhi Markisa. Hanya para pria saja yang menyukai wanita itu sekaligus membelanya jika Markisa ada masalah dengan salah satu pekerja lainnya.

"Ck sialan, jika suatu hari aku menjadi nyonya muda Mahardika akan ku pastikan membalas wanita jalang tadi!" gumam Markisa kesal. Ia benar-benar sudah tidak kuat menjalani hidup yang selalu di bawah dan sering di suruh-suruh orang.

Harusnya dia terlahir menjadi anak orang kaya sehingga tidak mengalami nasib seperti ini. Tapi Markisa sedikit bersyukur karena sekarang sudah mempunyai Nevan, pria yang tampan serta satu-satunya ahli waris kekayaan Mahardika. Ia berharap bisa mencapai di posisi sebagai istrinya Nevan, sehingga bisa menjadi nyonya Mahardika yang di idam-idamkan wanita di luar sana.

***********

"Tuan apakah anda melupakan sesuatu?" tanya Leo. Asisten Nevan.

Nevan yang tadinya masih sibuk mengecek beberapa berkas pun mengernyit alisnya heran, "Maksudmu?"

"Sebentar lagi ulang tahun perusahaan tuan." ucap Leo memberitahu.

Mendengar itu Nevan terkejut, sial. Ia benar-benar lupa tentang hari sepenting itu lantaran akhir-akhir ini fokus pada pendekatannya terhadap Markisa.

"Untung kau mengingatkan hal itu Leo, aku benar-benar lupa soalnya."

"Saya juga baru teringat hari itu tuan, dan mungkin persiapan kita tidak akan sempurna lantaran ini sudah kurang 6 hari sebelum hari-H."

Nevan, pria itu menatap tajam Leo, "Itu sudah menjadi tugasmu untuk mempersiapkan kesempurnaan dalam acara itu, dan aku sama sekali tidak akan mentolerir dirimu jika melakukan kekurangan sekecil pun."

"Gunakan salah satu gedung kita untuk acara itu, dan cari orang yang tepat untuk desain interior dengan Anggun!" lanjut Nevan, membuat Leo hanya mengangguk pasrah.

(Anggun : secretary Nevan)

"Baik tuan, akan saya laksanakan. Tapi sebelum itu setelah makan siang ini anda ada jadwal meeting di salah satu mall milik anda." ujar Leo, memberi tau.

"Hmm, suruh Anggun untuk segera menyiapkan dokumen yang akan digunakan nanti!"

***********

Rosa saat ini mengajak Sena pergi ke mall, wanita paruh baya itu berniat membelikan beberapa pakaian untuk menantunya itu. Sebenarnya sudah sedari dulu Rosa ingin mengajak Sena seperti ini, namun menantunya itu tidak pernah mau dan baru kali ini menyetujui ajakannya.

SENANDUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang