Part 19

7.6K 1.2K 525
                                    

Happy reading....

Sena mengernyit heran lantaran malam ini Nevan tidak seperti biasanya. Dia bahkan saat memakan makanannya pun seperti malas dan tidak nafsu.

Tidak ada juga wajah datar yang Nevan tampilkan seperti biasanya, pria itu berwajah keruh dan seperti orang yang punya banyak beban pikiran. Padahal tadi pagi pria itu masih seperti biasanya bahkan seperti malu kepadanya.

"Aku sudah selesai," ujar Sena kemudian  berdiri dan berniat kembali ke kamarnya.

Tapi perkataan Nevan tiba-tiba mampu menghentikan langkahnya.

"Besok malam jangan lupa datang ke gedung Hotel MARDIKA2," kata Nevan tapi tak menatap wajah Sena.

Sena menyeringai mendengar itu, "memang ada acara apa?" tanya nya pura-pura tak tau.

"Acara perusahaan!"

Sena mengangguk singkat sembari tersenyum, kemudian ia beranjak pergi meninggalkan Nevan.

Setelah kepergian wanita itu, Nevan baru menatap punggung Sena sampai tak terlihat lagi.

Pria itu menghela nafas pelan. Kemudian memilih untuk pergi ke kamarnya juga.

Kepala Nevan sangat pusing, ia sedari tadi memikirkan juga tentang perkataan Leo saat di kantor tadi.

Memang yang dibilang asistennya itu benar, seharusnya ia mengumumkan pernikahannya dengan Sena. Namun Nevan masih bingung dan ragu, disisi lain dia merasa bersalah dan tidak menyukai adanya Sena yang masuk ke dalam hidupnya. Namun di satu sisinya dia merasa ada rasa tidak rela kala waktu itu Sena mengucapkan kata cerai.

Jika memang dirinya benar-benar tidak menyukai Sena harusnya dia biasa-biasa saja, dan mengiyakan perkataan Sena yang menyuruhnya untuk membujuk kedua orang tuanya agar menyetujui perceraiannya.

Ntahlah Nevan kini semakin bingung tentang perasaannya, apalagi setelah kejadian setelah dirinya mencium Sena waktu mabuk, membuat pria itu semakin merasa tak bisa jika harus melepaskan Sena begitu saja.

*************

Waktu berganti dengan cepat dan kini sudah tiba waktunya acara perusahaan. Malam ini Sena hanya memakai long dress simpel berwarna hitam, dengan rambutnya yang ia gulung menjadi satu namun sisi kanan kirinya ia sisakan beberapa helai, guna mempermanis penampilannya.

Sena kira malam ini Nevan akan mengajaknya agar berangkat bersama, namun ternyata dugaannya salah. Pria itu sudah lebih berangkat dahulu bersama, Leo sang asisten.

Namun ia memilih abai, karena Sena berpikir mungkin jika dirinya berangkat sendiri kesana akan lebih seru. Sudah di pastikan jika malam ini akan ada drama yang pastinya membuat dirinya senang.

Ia tak sabar menanti itu.

Sedangkan di dalam gedung tempat digunakannya sebagai acara pun kini beberapa tamu yang sesama pebisnis pun mulai datang satu persatu. Nevan menyapa ala sekedarnya pada tamu-tamunya, namun lebih mendominasi Leo yang mewakili dirinya untuk menyapa beberapa tamu juga.

Sampai perhatian Nevan teralihkan pada sosok Markisa yang kini datang memakai dres merah muda se atas lutut, dengan belahan dadanya yang terlihat. Dres yang Markisa pakai saat ini termasuk sangat seksi.

Bisik-bisik pun kini terdengar jelas dari beberapa karyawan yang jabatannya tinggi di kantor Nevan. Karena mereka tau siapa Markisa, bukankah dia hanya seorang office girls, kedatanganku jelas menjadi bahan perbincangan lantaran pada penasaran.

Jikapun datang seharusnya tugasnya membantu beberapa pelayan yang menyediakan hidangan atau minuman untuk acara ini. Bukan malah berdandan seksi seperti itu.

SENANDUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang