Part 21

40.7K 2.8K 167
                                    

Happy reading💗

Masih berada di posisi yang tegang sebelumnya, kini disisi Markisa sudah merubah wajahnya terlihat sesendu mungkin. Wanita itu menatap Anies, "Kenapa Tante menghina saya seperti itu!"

"Saya memang tidak kaya seperti kalian, tapi seharusnya Tante tidak berbicara seperti itu pada saya. Karena apa yang saya katakan itu benar, buktinya anak Tanta serta nyonya Sena dan tuan Nevan tidak ada yang mengelak!" kata Markisa yang menambah api bagi semua orang agar terus menyudutkan Sena.

"Mereka hanya diam, jadi jelas apa yang saya katakan itu memang benar. Itulah mengapa alasan sebelumnya tuan Nevan yang mengabaikan istrinya, karena memang Nyonya Sena sendirilah yang berselingkuh dengan putra anda." lanjut Markisa.

Damn

"Sena..?" lirih Nevan menatap wajah istrinya itu khawatir. Pria itu lantas melepaskan genggamannya pada Sena, Nevan bergerak cepat menuju Markisa. Wanita ini benar-benar sudah melampaui batasnya.

"Omong kosong apa yang kau ucapkan hah!" bentaknya pada wanita itu.

Markisa malah tersenyum manis, "Bukankah yang saya katakan memang benar tuan, istri anda memang sepertinya berselingkuh dengan tuan Cavuer. Buktinya wanita itu hanya diam tak mengelak apapun."

"Brengsek, saya sama sekali tidak berselingkuh dengan Sena, bahkan saya baru bertemu dengannya dua kali!!" sahut Cavuer yang sudah muak mendengar segala perkataan wanita ini. Sumpah demi apapun Cavuer tak menyangka, wanita yang ia kira baik di depannya ini ternyata mempunyai bibir beracun. Bisa-bisanya memprovokasi semua orang di tempat publik seperti ini.

Sena tersenyum kemudian mulai berjalan dengan anggun menunju mereka. Semua orang yang melihat wajah tenang Sena dan malah tersenyum pun membuat mereka heran. Bukankah seharusnya wanita itu malu, karena sudah ketahuan.

"Ehm, permisi."

Nevan, Cavuer dan kedua orang tuanya serta Markisa pun sontak terdiam dan menatap ke arah Sena yang kini berdiri tepat di samping Nevan.

"Sebelumnya maaf ya, anda itu bukannya seorang office girls di perusahaan suami saya ya?" Sena berkata dengan wajah dibuat seperti memikir.

Mata Markisa melotot melihatnya, sial. Kenapa wanita itu membawa-bawa pekerjaannya yang sebagai office girls, dalam bicaranya.

Sontak Anies menatap Markisa itu sinis dan heran juga. Jika memang wanita ini office girls lantas kenapa bisa memasuki acara mewah ini.

Dengan perasaan malu, Markisa mencoba tenang, "iya, saya memang office girls di perusahaan suami anda. Namun apa masalahnya, kenapa anda bertanya seperti itu pada saya?"

Sena tersenyum tipis, "Ah ternyata memang benar, kirain saya salah orang. Karena penampilanmu yang terlihat berbeda. Saya cuma heran karena banyak office girls yang disini namun mereka membantu menyajikan makanan dalam pesta ini. Hanya dirimu saja yang ikut kesini dengan penampilan yang seperti tamu undangan." ujar Sena.

Bisik-bisik tamu undangan kini mulai berbalik membicarakan Markisa. Hal itu membuat Markisa mengepalkan kedua tangannya erat.

Nevan dan Cavuer hanya diam begitupun dengan Anies serta suaminya. Mereka hanya akan menyimak saja perkataan kedua wanita itu.

"Memangnya kenapa jika saya ikut dalam acara ini, lagipula tuan Nevan sendiri tidak mempermasalahkan kehadiran saya!" ujar Markisa membela diri.

Sena mengangguk paham sembari tersenyum, "oh begitu rupanya, ternyata suamiku sangat baik ya. Tapi saya sedikit kecewa lantaran dia ternyata pilih kasih terhadap karyawannya. Mengizinkanmu untuk kesini menikmati pesta namun teman-temanmu yang lain masih dalam tugas pekerjaannya," Kata Sena, dengan mimik wajah kini yang menyiratkan kasihan saat melihat beberapa office girls perusahaan Nevan yang masih terlihat membantu beberapa pelayan disini.

SENANDUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang